Sasuke sungguh tidak menyangka Sakura akan langsung setuju untuk tinggal dirumahnya tanpa perdebatan dan penolakan lagi. Dia senang sekaligus lega. Walaupun Sakura mengusirnya dari rumah Sakit malam ini, wanita itu mengizinkannya datang besok.
Pagi saat dia datang, Sakura masih tertidur lelap. Dada Sasuke menghangat melihat rona diwajah wanita itu kembali, Sakura kini terlihat lebih sehat setelah beristirahat.
Sasuke menyingkirkan helaian merah muda yang menyebar di pipi tirus Sakura, agar dia dapat memperhatikan setiap inci wajah wanita itu yang sedang tertidur. Benar-benar indah dan Sasuke merasa dia akan sanggup untuk menghadapi apapun setelah melihatnya. Seolah-olah presensi Sakura Haruno di pagi harinya adalah suatu hal yang selama ini dicari.
Sembari menunggu, Sasuke membuka separuh kain penutup jendela dan memutuskan menyicil pekerjaannya yang menggunung. Kemarin, dia sudah membatalkan beberapa pertemuan dan tidak bekerja seharian, membuat Shikamaru terus mengeluh padanya. Itu cukup menjengkelkan dan membuat telinganya sakit.
Sasuke mengenakan kacamata baca dan mulai bekerja dengan gadgetnya, dia larut dalam kegiatannya sampai suara erangan terdengar. Sasuke langsung mengangkat kepalanya dan mendapati Sakura yang terbangun dengan wajah pucat, wanita itu terduduk dan hendak turun dari brankarnya.
"Sakura, ada apa?" Sasuke berdiri dan mendekat, namun Sakura menolak dengan gelengan saat dia hendak menyentuh wanita itu.
Sakura menutup mulutnya ketika mual hebat kembali dirasakannya, dia mencoba berdiri dibantu Sasuke yang sigap. Pria itu menuntunnya ke kamar mandi sambil membawa kantung infusnya.
"Hueek..." Sakura terus mengeluarkan cairan bening dari perutnya sementara Sasuke memijit tengkuknya lembut. Saat mualnya berhenti, Sakura merasa tenaganya terkuras habis dan tubuhnya luruh. Beruntung Sasuke cepat meraihnya dan menyandarkan punggung wanita itu pada dadanya.
"Kau yakin akan pulang hari ini?" Sasuke mengusap pelipis Sakura yang berkeringat, wajah pucat wanita itu kembali dan dia tidak menyukainya.
Sakura memutuskan melupakan sejenak bahwa dia tengah bersandar pada Sasuke demi aroma pria itu yang menenangkan. Wanita merah muda itu hanya mengangguk lemah sebagai jawaban.
"Saya bisa menahannya." Sasuke menghela nafas mendengar jawaban itu dan seperdetik kemudian dia menempatkan tangannya di lipatan lutut dan punggung Sakura, menggendongnya.
"Apa yang anda lakukan!" Sakura memekik tertahan, mau tak mau meremat kemeja Sasuke karena terkejut.
Sasuke hanya mengabaikan protes itu. Dia menurunkan Sakura di brankar dengan hati-hati, menggantung kembali kantung infus dan membenarkan letak selimut. Sakura hanya diam melihat apa yang dilakukan pria itu. Netra hijaunya mengikuti Sasuke yang pergi ke kamar mandi dan kembali membawa handuk kecil setengah basah.
"S-saya bisa sendiri." Sakura mencegah tangan Sasuke yang hendak mengusap wajahnya.
Tanpa menjawab, pria itu memberikan handuknya dan diam memperhatikannya saat dia mengelap wajah dan mulutnya. Jujur, sekarang Sakura merasa agak gugup diperhatikan seperti itu. Salah satu yang terkenal dari Sasuke Uchiha adalah mata tajam berwarna gelap yang menatap dengan tegas, itu seperti menebar pesona sekaligus ancaman diwaktu tertentu. Dan Sakura ingin mengumpat karena mata itu sekarang.
"Istirahatlah," Sasuke mengambil handuk di tangannya dan menyimpannya.
Dan saat pria itu kembali, Sasuke lancang mengusap kepalanya. Dia akan protes tapi suara pria itu lebih dulu terdengar, "Bicaralah dengan Dokter Karin sebelum pulang."
.
.
.
Sasuke menyenderkan kepalanya dan terpejam, ditangannya terdapat sebuah kantung berisi obat dan vitamin Sakura yang sudah dia tebus tadi. Hampir dua jam sudah dia menunggu di ruang tunggu ini sementara Sakura berbicara dengan Karin didalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take A Chance With Me
Fanfic"Meskipun awal kita tidak baik, bisakah aku mendapatkan kesempatan untuk menjadi bagian dari duniamu, Sakura?" was #2 in Sasusaku, #3 in Sasuke, #3 in psychology Story: lutomochi Art: lutomochi Characters milik Masashi Kishimoto (Naruto) Warning : O...