Chapter 3: Bread

12.8K 1K 34
                                    

Don't Like Don't Read

.

.

.

Warning! Penulisan EYD Kurang Tepat dan Typo Bertebaran⚠️

.

.

.

-Happy Reading-

•●•●•

Rafka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rafka

Kaki kecil yang masih belum sempurna untuk berjalan terlihat kesulitan mengikuti langkah ibunya yang berada di depannya. Rafka berusaha mengimbangi langkah Anna yang nampak tak mempedulikanya namun sekali ketahuan bahwa ia berada jauh dari Anna, maka wanita itu akan meneriakinya dan mencubit kuat lengannya.

Sepuluh menit telah berlalu, sampai pada akhirnya Rafka melihat kerumunan orang yang tampak ramai dan sibuk membeli barang-barang yang mereka butuhkan di pasar.

Sudah berapa kali Anna mengajaknya disini dan Rafka sudah tahu apa yang akan ia lakukan. Ia pasti akan disuruh mengambil barang secara sembunyi-sembunyi dengan baik atau meminta uang pada mereka yang berlalu lalang.

"Tolong bawakan aku bahan makanan apapun itu dan juga uang ke mereka" ucap Anna menatap tajam Agam, kedua tangan wanita itu juga memegang kedua pundak kecil dan meremasnya dengan kuat hingga membuat Rafka terlihat kesakitan.

"Ingat! Kalau kau tidak membawa apapun dari sana, jangan harap aku bisa memberikanmu makanan." Ucap Anna kemudian wanita itu pergi meninggalkannya yang masih terdiam.

Mata bulat menggemaskan itu menatap sendu ketika Anna berjalan menjauhinya hingga punggung wanita tak terlihat lagi.

"Lafka lapal.." ucap Rafka sambil memegang perutnya yang terus mengeluarkan bunyi. Mata bulat itu mengarah pada tempat pasar tersebut.

' Lafkal ambil apa ya? ' batin Rafka dan setelah itu kaki kecil itu melangkah menyebrangi jalan untuk bisa memasuki pasar tersebut.

Meski Rafka takut melihat para orang dewasa sana yang berlalu lalang namun ia akan lebih takut lagi kalau Anna menyakitinya lagi karena tidak membawa apa-apa dari sini.

Rafka sesekali menundukkan kepalanya karena malu ketika beberapa orang di sana menatap dirinya dengan tatapan yang bermacam-macam.

Semesta Rafka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang