Chapter 17: Incident

16.7K 1.4K 99
                                    

Don't Like Don't Read

.

.

.

Warning! Penulisan EYD Kurang Tepat dan Typo Bertebaran⚠️

.

.

.

-Happy Reading-

•●•●•

Memang tidak mudah membuat Rafka menyesuaikan diri dengan mansion Leonardo. Bukan karena si kecil tidak menyukai tempat besar dan megah ini tetapi beberapa titik tempat ada sosok pria berpakaian hitam formal dengan postur tubuh besar dan kekar, hal itu membuat Rafka ketakutan hingga Tony menutuskan untuk memerintahkan para bodyguardnya untuk menjaga jarak dari Rafka.

Alasan si kecil lagi dan lagi membuat Tony merasa menyesal dan bersalah. Semua ketakutan Rafka bersumber tidak jauh dari perbuatan bejat Alex. Beruntung saja Tony, Arsen, Sergio, Brown dan Kenzo adalah pria yang tidak lagi ditakuti oleh Rafka.

Seperti saat ini mereka tengah berkumpul di kamar tidur si kecil. Tony dan Sergio sudah mempersiapkan kamar Rafka ketika si kecil masih di rumah sakit.

 Tony dan Sergio sudah mempersiapkan kamar Rafka ketika si kecil masih di rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata bulat menggemaskan itu menyapu seluruh kamarnya dengan tatapan binar. Pertama kalinya dalam hidup Rafka merasa sangat senang ketika tempat tidur sekarang tak sama seperti dulu.

Dulu, Rafka hanya tidur di atas lantai gudang yang kotor, lantai itu di lapisi beberapa kain tipis agar dinginnya lantai gudang sedikit berkurang menusuk kulitnya.

'Lafka unya kasul..' suara hati Rafka dengan sejuta rasa buncah kebahagiaan sederhananya. Dari banyaknya furniture di kamarnya, hanya satu yang membuat Rafka merasa senang, yaitu tempat tidurnya.

Para pria Leonardo dan Grace tengah memusatkan perhatian mereka ketika Rafka berjalan mendekati tempat tidur tersebut dan sesampainya si kecil menaiki kasurnya kemudian Rafka langsung merebahkan dirinya.

Grace tersenyum lucu melihat Rafka dengan sendirinya menutup mata kemudian memeluk guling kecil berkarakter hewan lucu.

"Ahh.. padahal mommy ingin baby Rafka tidur di kamar mommy" ucap Grace yang berpura-pura memasang wajah sedihnya. Tony pun menganggukkan kepalanya seolah setuju dengan pemikiran sang istri.

"Nanti tengah malam kita bawa baby Rafka ke kamar kita" ucap Tony dan membuat Grace menganggukkan kepalanya sedangkan keempat pria lainnya terlihat tidak terima.

Semesta Rafka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang