Ini akan menjadi chapter terakhir karena setelah ini tidak ada kelanjutan cerita baby Rafka. Terima kasih sudah mendukung cerita ini sampai akhir🧡
Berchandyaaaaa😄, simulasi dulu ngga sih kalau nanti cerita baby Rafka selesai🤭 Ceritanya masih panjang kok tapi nggak panjang-panjang amat sih maybe mungkin sama dengan cerita lainnya nggak nyampe 30 chap😅, amankan readers tercintahh?🤭🤭
Don't Like Don't Read
.
.
.
Warning! Penulisan EYD Kurang Tepat dan Typo Bertebaran⚠️
.
.
.
-Happy Reading-
21.00 PM
"Huekk...huekkk..." Grace kembali khawatir karena usai makan malam Rafka memuntahkan isi perutnya. Sedangkan Tony sedari tadi membantu si kecil agar mudah mengeluarkan cairan muntahan itu ke wastafel seraya mengusap pelan punggung Rafka agar rasa mual tersebut bisa di minimalisir.
"Bukankah sebelumnya kondisi baby Rafka baik-baik saja?" Tanya Sergio sambil menyerahkan minyak telon pada Grace.
Saat ini, hanya ada Tony, Grace dan Sergio yang menjaga Rafka karena Brown dan Arsen tiba-tiba saja memiliki urusan mendadak terkait bisnis mereka hinga dengan tidak rela keduanya harus berpisah dengan Rafka.
"Mommy juga tidak tahu Sergio, dokter akan segera kesini" ucap Grace yang berusaha untuk tetap tenang walaupun sejuta kekhawatiran dan kemungkinan buruk tentang Rafka mengisi pikiranya.
"Semoga baby Rafka baik-baik saja" lirih Sergio ketika melihat bagaimana Rafka tengah merintih lirih karena harus menahan rasa sakit diperutnya, bahkan tubuh kecil itu terlihat lemah dalam pelukan sang ayah.
"Hmm..hmm..." suara yang terdengar lemah itu membuat Tony meringis dalam hati karena tidak kuat melihat Rafka kesakitan seperti ini.
"Perutnya sakit ya baby, mau daddy usap biar sakitnya hilang?" Tanya Tony namun di balas gelengan lemah dari Rafka. Bahkan si kecil malah menyembunyikan wajah kesakitannya di ceruk leher Tony, anak kecil itu tidak mau membuat keluarga Leonardo direpotkan olehnya.
Tidak lama kemudian seorang dokter telah tiba dan hal itu membuat Tony segera meletakkan Rafka kembali ke brankar dan membiarkan dokter itu melakukan pemeriksaan.
Butuh waktu beberapa menit, akhirnya sanga dokter telah selesaibdengan tugasnya. Tony, Grace dan Sergio terlihat menunggu penjelasan dari dokter tersebut.
"Asumsi saya saat ini, gejala muntah yang di rasakan oleh Rafka adalah efek dari minuman keras yang pernah ia minum, namun saya perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut agar bisa mengetahuinya lebih jelas." Ucap pria berjas putih itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Rafka (END)
General FictionHanya Rafka, seorang anak kecil yang mengerti bahwa dunianya tidak bisa berjalan sesuai keinginannya. Semua seakan menjauh dari Rafka, sejauh jarak antara matahari dan bumi. Tidak perlu ajarkan Rafka bagaimana caranya agar ia tidak di cap sebagai an...