4. Perubahan Baik

22 3 0
                                        


Jungkook datang dan melihat Ahra sudah duduk di bangkunya. Tumben sekali Ahra tidak terlambat. Jungkook terbiasa dengan paginya menunggu bangku disampingnya terisi. Ia sudah akrab dengan kata tunggu sejak kehadiran Ahra.

"Pagi Ahra. Kau datang pagi kali ini" Sapa Jungkook.

Ahra mengambil posisi agak menyamping agar bisa menghadap Jungkook yang tengah memamerkan senyum kelinci itu.

"Apa itu pujian?"

"Tentu untuk kau yang terbiasa terlambat. Itu kemajuan- eummm"

Ahra menekan kedua pipi Jungkook yang sudah cerewet pagi ini. Entah bagaimana Jungkook yang pendiam kini menjadi Jungkook yang cerewet saat mereka bersama.

"Terimakasih, Tuan Jeon. Diam karena aku mau tidur"

Jungkook hanya bisa mengangguk karena kini bibirnya terkunci.

Jungkook menutupi wajah Ahra dengan buku. Melihat Ahra yang begitu nyaman menutup mata membuat Jungkook tergiur untuk melakukan hal yang sama. Ia juga sedikit mengantuk karena menyelesaikan video sekitar jam 3 pagi.

Jungkook memiliki penghasilan dari jasa editing video yang ia buka. Ia sangat menyukai filming dan fotografi. Bahkan hobinya bisa menghasilkan uang yang lumayan banyak untuk ukuran anak sekolah.

"Yoongi hyung tidak jadi memecatmu" bisik Jungkook di telinga Ahra.

Ahra yang terkejut mendengarnya tak sengaja mengangkat wajahnya tanpa tau Jungkook masih dengan posisi itu. Ahra dapat merasakan napas Jungkook karena hidung mereka yang menempel. Untuk beberapa detik tak ada yang mencoba mengurai jarak sampai Ahra sendiri yang mencoba mengendalikan dirinya dengan menyentil dahi Jungkook.

"Sakit, Ra"

Jungkook sendiri sebenarnya menjadi salah tingkah. Ia tidak tahu jika mereka akan berada di posisi itu. Jangan salahkan Jungkook yang terpesona dengan wajah Ahra yang sehalus bayi. Salahkan saja Ahra yang memiliki tekstur kulit yang lembut dan mata yang indah.

"Maafkan aku" ungkap Jungkook  saat Ahra menghindari tatapannya.

"Tidak ku maafkan"

Ahra membenamkan wajahnya. Ia sudah merasa panas hanya dengan ini. Menyukai Jungkook tidak pernah masuk dalam rencana yang Ahra buat.  Ia yakin jika ia belum menyukai Jungkook  tapi Ahra ada ditahap tertarik dengan jeon Jungkook.

"Kau kan yang menyentil dahiku. Lihat ini merah. Bagaimana jika  darahnya menggumpal dan menjadi tumor?"

Plakk

Ahra memukul kepala Jungkook lebih keras.

"Jaga bicaramu, Jeon"

"Kau tidak maukan. Makanya maafkan aku"

Jungkook benar-benar menunjukkan wajah memelas. Ahra tidak mungkin diam saja melihat ini.

"Aku maafkan karena sudah memberikan kabar baik"

...
Jimin mengetuk meja Taehyung. Pemuda itu sibuk tidur di jam pelajaran pertama.

"Sudah jam istirahat?" Suara parau khas orang yang baru bangun tidur.

"Sialan. Ini baru jam kedua, Tae"

"Kalau begitu jangan bangunkan aku" protes Taehyung dapat jeweran Jimin. Sepintar apapun Taehyung, tidak tepat jika tidak memperhatikan pelajaran.

"Kau sudah dengar?" Tanya Jimin dengan nada pelan

"Ada berita apa?"

Jimin menunjukkan website sekolah yang diperuntukkan untuk murid. Disana tertera judul berita yang membuat Taehyung mau tidak mau membaca setiap hurufnya.

Closer to You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang