7. Selesai

11 2 0
                                    

Ahra dilarikan ke rumah sakit karena alerginya. Sebenarnya Ahra memiliki banyak alergi dalam hidupnya sehingga membuat Ahra harus berhati-hati. Lucunya alergi Ahra malah berkaitan dengan bunga. Padahal dulu ia begitu menyukai bunga, namun tahu itu membahayakan dirinya, Ahra kecil menjadi pembenci bunga.

Kebenciannya terhadap bunga perlahan sirna saat Jungkook memberikan bunga. Tentu yang berubah itu hanya rasa, bukan penyakitnya. Tubuh Ahra tetap menolak meski hatinya setengah mati menginginkan bunga. Ahra ditemukan oleh ibunya setelah setengah jam berkutat dengan bunga. Sang ibu yang panik melihat Ahra yang sesak napas, langsung menelpon ambulan. Ini jarang sekali terjadi. Setau ibunya, Ahra adalah anak yang patuh dan sangat menghindari penyakit.

"Tak apa ditinggal?", Sebenarnya ibu Ahra tak tega meninggalkan anaknya sendiri di rumah sakit.

"Iya"

Tapi Hanbin butuh dijemput dari TK, anak itu belum terbiasa pulang sendirian. Masih sering tersesat. Sementara disamping ibunya ada Yoongi yang entah kapan datangnya. Pria itu jelas hanya diam tanpa banyak bicara namun anehnya Ibu Ahra menganggapnya sebagai pria yang sopan.

"Yoon, aku titip Ahra ya"

Yoongi mengangguk sopan, tidak lupa diselipi senyuman sebagai tanpa ia tak keberatan. Yoongi melepas ponselnya dan memandang Ahra dengan tatapan menuntut.

Kata ibunya orang yang pertama dimintai tolong adalah Yoongi. Alasannya simpel, karena keluarganya sudah bertemu Yoongi sebelumnya. Pria pertama yang main ke rumah kediaman keluarga Cha. Tentu itu menjadi sebuah kepercayaan tersendiri.

"Aku sudah memberitahu Jungkook kau disini"

Ahra tak menanggapi. Ia tiba-tiba menjadi murung. Tak punya minat melanjutkan percakapan dengan Yoongi atau siapapun dekat-dekat ini. Ia bahkan mengabaikan Yoongi. Padahal untuk berbicara saja, Yoongi butuh keinginan yang kuat.

"Kau itu hampir mati, Ra."

"Lagipula siapa orang idiot yang memberikan sesuatu yang membahayakan si penerima"

Ahra menyerahkan kartu ucapan pada Yoongi. Memintanya untuk diam.

"Jungkook"

Yoongi hampir tidak bisa berkata-kata lagi. Ia mengambil kartu ucapan itu dan melihat isinya. Bahkan ia sudah kehilangan kalimat di otak akibat membaca kartu ucapan itu. Ia tidak berani berspekulasi. Bukan hal yang baik untuk berpraduga.

"Kau benar. Mungkin dia hanya salah memberikannya"


...

Bel pulang sekolah berbunyi, tandanya Jungkook bisa pulang cepat. Bahkan sepanjang pelajaran ia sama sekali tidak memperhatikan. Sibuk memikirkan kondisi Ahra karena pesannya pun tidak dibalas. Mungkin karena masih sakit jadi Ahra tidak melihat ponselnya.

"Mau mengerjakan dirumahku atau dirumahmu Jung?" Eunha menghampiri Jungkook yang tengah sibuk membereskan bukunya. Bahkan Jungkook lupa dengan janjinya untuk menyelesaikan tugas.

"Maaf tapi bisakah ditunda dulu?" Tanya Jungkook merasa bersalah.

"Oh baiklah. Kabari kapanpun kau siap"

Jungkook memang tidak salah menyukai orang. Eunha begitu baik dan pengertian. Ia mengucapkan banyak terimakasih sebelum akhirnya pamit undur diri. Sebenarnya tugas ini bisa dibilang cukup berat. Tugas kelompok yang dimintai untuk membuat sebuah video drama singkat. Rencananya Jungkook ingin memasukkan Ahra ke dalam kelompoknya tapi ia belum sempat berbicara dengan Eunha dan satu temannya lagi.

"Kenapa lama sekali?" Kesal Jungkook. Ia menunggu Jimin dan Taehyung keluar dari kelas. Padahal ia ingin langsung pergi namun Taehyung melarangnya. Kalau pergi bersama akan memudahkan izinnya. Itu alasan Taehyung. Padahal mereka pun ke rumah sakit sepulang sekolah.

Closer to You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang