Rumah di Bukit Seribu Bunga

11 0 0
                                    


***************

HAPPY READING

***************


Pagi ini, matahari terbit di balik perbukitan yang menjulang tinggi. Cahayanya menerobos jendela kamar Melinda, mengusik tidurnya. Gadis remaja itu membuka mata dan tersenyum begitu menyadari bahwa hari ini adalah hari yang istimewa. Hari itu adalah hari ulang tahunnya yang ke-18.

Melinda bangun dan berjalan ke jendela. Dia melihat pemandangan luar yang menakjubkan. Bukit-bukit hijau yang dipenuhi bunga-bunga berwarna-warni yang bermekaran seolah memberikan berbagai macam khusus untuknya. Bukit itu disebut Bukit Seribu Bunga, dan itu adalah tempat yang diceritakan oleh ibunya, yang sudah tiada, sebagai tempat ajaib di mana mimpi-impian menjadi nyata.

Melinda cepat-cepat mandi dan mengganti pakaian. Dia mengenakan gaun biru dengan bunga-bunga kecil yang cocok dengan perayaan ulang tahunnya. Sebelum pergi, dia membuka peti kayu tua yang selalu dijaganya dengan baik. Di dalamnya, ada sepucuk surat yang telah diketik oleh ibunya sebelum dia meninggal di dunia. Surat itu mengatakan, "Untuk Melinda, pada hari ulang tahunmu yang ke-18. Pergilah ke Bukit Seribu Bunga dan carilah rumah impianmu."

Melinda membaca surat tersebut dengan haru, lalu menggenggamnya erat-erat. Dia tahu kapan tiba untuk pergi ke Bukit Seribu Bunga.

Setelah perjalanan singkat, Melinda tiba di lereng Bukit Seribu Bunga. Dia berjalan melewati ladang bunga yang indah, dan aroma bunga-bunga itu membuat hatinya bahagia. Dia terus naik hingga akhirnya mencapai puncak bukit. Di sana, dia melihat sesuatu yang luar biasa.

Sebuah rumah kecil yang terbuat dari batu dan kayu berdiri di tengah-tengah ladang bunga yang luas. Rumah itu seperti berasal dari cerita dongeng. Melinda berjalan mendekati rumah itu dengan hati berdebar. Dia membuka pintu rumah dan masuk.

Di dalam, rumah itu terasa hangat dan penuh cahaya. Di meja kayu di tengah ruangan, ada kue ulang tahun dengan lilin berkilauan. Melinda tersenyum dan meniup lilin-lilin tersebut sambil mengingat saat-saat indah yang pernah dia habiskan bersama ibunya.

Tiba-tiba, pintu rumah terbuka lebar, dan sekelompok anak muda datang masuk. Mereka tersenyum dan memberi salam kepada Melinda. "Selamat ulang tahun, Melinda!" kata mereka.

Melinda tersenyum dan berterima kasih kepada mereka. Mereka mengajaknya keluar dan menunjukkan keindahan Bukit Seribu Bunga. Mereka berlari-lari di antara bunga-bunga yang berkembang dan tertawa gembira. Melinda merasa seperti melayang di antara kebahagiaan ini.

Kemudian, mereka kembali ke rumah kecil di bukit. Di dalam rumah, terdapat buku-buku dan lukisan-lukisan yang menakjubkan. Melinda duduk di depan meja, mengamati lukisan-lukisan itu. Mereka seperti menjelaskan kisah-kisah yang belum pernah dia dengar sebelumnya.

Salah seorang dari teman-temannya menjelaskan, "Rumah ini adalah rumah para seniman. Di dalamnya tempat impian dan kreativitas mengalir bebas. Setiap seniman yang datang ke sini menemukan inspirasi dan mewujudkan impian mereka."

Melinda tersenyum dan tahu bahwa dia juga ingin mewujudkan impiannya. Dia ingin menjadi seorang penulis dan menulis cerita-cerita yang indah seperti cerita yang pernah dibacanya. Teman-teman barunya membantu Melinda merangkum ide-ide dan cerita-cerita yang dia miliki, dan mereka menghabiskan berjam-jam di rumah kecil itu.

Waktu berlalu begitu cepat, dan saat senja tiba, mereka semua duduk di teras rumah. Mereka menikmati pemandangan matahari terbenam yang indah di Bukit Seribu Bunga. Melinda merasa begitu bersyukur atas hari yang luar biasa ini.

Ketika malam tiba, Melinda kembali ke rumahnya dengan hati yang penuh inspirasi. Dia tahu bahwa Bukit Seribu Bunga adalah tempat yang dia akan kunjungi setiap kali dia merasa membutuhkan kreativitas dan inspirasi. Rumah di bukit itu telah mengubah hidupnya, keberanian untuk mengejar impian-impiannya.

Sejak hari itu, Melinda menghabiskan banyak waktunya di rumah kecil di Bukit Seribu Bunga. Dia menulis cerita-cerita yang indah dan menjadi seorang penulis terkenal. Dia juga menjalin persahabatan yang erat dengan teman-teman barunya yang membantu mengejar impian.

Bukit Seribu Bunga tetap menjadi tempat ajaib yang selalu memberikan inspirasi dan kebahagiaan bagi Melinda. Di situlah dia menemukan rumah impian dan mewujudkan impian-impiannya. Dan setiap kali dia mengunjunginya, dia tahu bahwa ibunya selalu ada di sana, menjaganya dan memberinya kekuatan untuk terus maju.

Cerita ini mengingatkan kita bahwa impian kita bisa menjadi kenyataan jika kita mempercayainya dan bekerja keras untuk mewujudkannya. Selamat ulang tahun, Melinda, semoga mimpi-impiannya terus bersinar di Bukit Seribu Bunga.


*****END*****


Hai semuanya!!!!

Kalian hari ini apa kabar???

Sudah lama ya aku nggak update, maaf ya teman-teman

Seperti biasa, jika ada saran atau kritikan bisa kalian sampaikan ke aku


CerpenkuWhere stories live. Discover now