Happy reading!!
-
-
-
-
-"Ketua, barangnya sudah dikirim melalui kapal angkut H231." Seorang pria botak bertubuh besar memasuki suatu bangunan kecil yang dipenuhi orang-orang berjas hitam. Menyusul dan berjalan di samping pria yang dipanggilnya ketua. Tangannya yang beberapa kali lipat lebih besar dari orang biasa, membantu sang ketua melepas jasnya.
"Apakah polisi mencurigai?"
"Tidak. Kami berhasil mengalihkan perhatian mereka."
Sang ketua mengangguk tak acuh sebelum membuka pintu salah satu ruangan. Mata ungu gelapnya sedikit menyipit saat dia sedikit menoleh. "Perintahkan anggota C untuk membantu menjaga Red Horns. Seseorang sepertinya berniat mengambil alih."
Setelah suara persetujuan terdengar, pintu perlahan tertutup, menelan sosok sang ketua di baliknya.
Dia adalah Cesario Brylee Chevalier, ketua mafia Marvori yang terkenal. Walaupun usianya baru menginjak pertengahan dua puluhan, namun namanya sangat terkenal di dunia bawah. Kekejaman serta kecerdasannya mampu membuat Marvori berkembang sangat pesat.
Bukan hanya itu, penampilannya yang juga menakjubkan menjadi poin tambahan. Tubuhnya tinggi dan ramping, hampir proposional. Rahangnya yang tegas serta hidungnya yang mancung, membuatnya tampak baru saja keluar dari lukisan.
Ditambah lagi dengan satu hal unik yang hanya dimilikinya. Mata tajam berwarna ungunya. Setiap kali matanya tertuju pada seseorang, itu akan memberi rasa ketajaman yang berbeda dari tatapan lainnya. Seolah yang ditatap akan merasa harus mengikuti keinginan sang pemilik tatapan jika tidak ingin mati.
Karena matanya inilah, orang-orang di dunia bawah menjulukinya 'Purple of Death'.
Bisa dikatakan tidak ada kekurangan pada dirinya. Sangat sempurna.
Tapi tentu saja, tidak ada seorangpun di muka bumi ini yang sempurna, termasuk Cesario sekalipun.
Cesario menjatuhkan tubuhnya di sofa dan perlahan menutup matanya. Ruangan yang redup serta suasana yang tenang, membuatnya merasa rileks. Memang dia mendesain ruangan ini agar kedap suara.
Beberapa menit kemudian matanya terbuka, melirik botol wine yang ada di rak. Dia berniat mengambilnya saat suara ketukan pintu terdengar.
Sebelum dia bisa mengatakan apapun, pintu terbanting terbuka tanpa bisa dicegah. Segera sosok tinggi dengan wajah yang mengesankan muncul dari baliknya.
"Yo, adikku. Lama tidak bertemu!"
Cesario memutar bola matanya malas mendengar suara berat yang selalu memiliki nada godaan di dalamnya. Siapa lagi yang memiliki suara ini selain Luis Jacxuel Chevalier, kakaknya.
Dengan dingin Cesario membalas, tidak menanggapi sapaan, "Sedang apa Kau di sini?"
Ekspresi di wajah tampan itu cemberut, sangat tidak sesuai dengan tubuh besarnya. "Kenapa bicaramu seperti itu? Memang apa salahnya mengujungi adik sendiri?"
Cesario mendengus. Tangannya terulur untuk mengambil sebotol wine dan gelas dari rak. Lengan kemejanya sedikit tertarik, menampakkan kulit putih yang dipenuhi berbagai macam bekas luka, tampak menakutkan untuk dilihat.
"Aku tahu bukan itu tujuanmu," Cesario menyatakan secara tegas. Dia meletakkan botol wine dan gelas di atas meja dan kepalanya perlahan terangkat. Mata ungu tajamnya menatap langsung ke arah Luis.
Hanya saja, berbeda dari reaksi lainnya yang akan tersentak begitu mendapat tatapan seperti itu, Luis malah memberikan senyum malas dan mengangkat bahunya tak acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny And Revenge
Подростковая литератураBrothership area!! Bercerita tentang Cesario, ketua mafia Marvori yang dibunuh oleh kakaknya sendiri. Bukannya pergi ke alam baka, jiwanya malah terjebak di tubuh seorang pemuda SMA yang merupakan anak dari musuhnya. Dengan niat membalas dendam pada...