Bab 3 : Balas Dendam

382 65 12
                                    

"Sebenarnya apa itu kekuasaan? Berdiri di tempat tinggi dengan dunia berada dalam cengkramannya?"
-
-
-
-

Suara membekukan terdengar membuat dokter muda itu mau tidak mau bergidik ngeri. Kepalanya perlahan menoleh ke belakang untuk memastikan. Namun, ketika matanya bertemu mata ungu indah yang menatapnya dengan tajam, keraguannya segera lenyap. Dalam hatinya, dia merasa sedang terjebak dalam mimpi yang anehnya terasa sangat nyata.

Dia terbatuk beberapa kali untuk menghilangkan kegugupannya sebelum beralih ke mode tenang dan berwibawa, seperti biasanya.

Kepalanya sedikit terangkat saat dia bertanya dengan nada tak acuh, "Lo mau tanya apa?"

Cesario mengangkat salah satu alisnya ketika menyaksikan perubahan sikap yang sangat cepat, terlampau aneh. Namun dia tidak terlalu memperdulikannya dan hanya terfokus pada tujuannya.

"Siapa namamu?" tanya Cesario dengan kepala sedikit mendongak, mata ungunya bertatapan langsung dengan pria yang lebih tinggi.

Dokter muda itu hampir tersedak mendengar pertanyaan yang tidak ia sangka. Dia akan mengatakan sesuatu seperti, kayanya otak Lo ada masalah, namun terhenti begitu melihat wajah bocah di depannya penuh keseriusan yang menakutkan.

"Gue Ellard Dylan Arsean Milard. But, just call me El. Dokter sekaligus pemilik rumah sakit ini. Umur gue baru 26 tahun tapi gue udah jadi dokter bedah terbaik di sini. Ga hanya itu, gue juga tampan dan kaya...." Seolah terbawa suasana, dokter muda yang meminta dirinya dipanggil El itu memperkenalkan dirinya secara panjang dan lebar, seolah berada di audisi pencarian bakat.

Tentu saja Cesario juga tidak mengecewakannya. Dia duduk diam, mendengarkan dan mengamati dengan tenang tanpa memotong sedikitpun. Adapun tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya.

Selang dua menit, barulah El menyadari perkenalan 'membanggakam dirinya'  ternyata cukup memalukan. Dia terbatuk malu dan menutup mulutnya rapat-rapat, tidak lagi mengatakan apapun.

Cesario yang tidak menyadari dan hanya menganggap perkenalannya telah selesai, mengajukan pertanyaan lain, "Lalu, siapa pria yang barusan datang tadi?"

Kali ini, El gagal mengendalikan mulutnya, "Kayaknya emang ada masalah sama otak Lo deh. Gimana kalo gue periksa dulu." Matanya membelalak, seolah benar-benar terkejut.

Cesario bersedekap dada, memiringkan kepalanya saat menjawab dengan tak acuh, "Mungkin. Tapi sekarang kesampingkan itu dulu dan jawab pertanyaanku."

El menelan ludahnya gugup saat merasakan aura yang tidak main-main menekannya. Dia bersumpah tidak akan keluar dari topik lagi.

"Karena kayaknya Lo bener-bener ngga inget, gue bakal kenalin secara langsung. Pria datar yang barusan itu kakak Lo, Khanzzer Dorothy Carver Jourell. Oh, lebih tepatnya kakak kedua Lo. Umurnya 25 tahun dan seorang pengusaha yang bisa dibilang sangat.... hebat? Yah, walaupun mukanya tampan, tetep aja sampe sekarang masih belum punya pacar...."

Seperti sebelumnya, El akan memperkenalkannya dengan panjang dan lebar. Tentu saja hal ini sangat menguntungkan bagi Cesario yang membutuhkan informasi.

Sembari mendengarkan ocehan perkenalan teman yang tidak ada habisnya, Cesario merenung. Sebelumnya, dia tidak menyadari karena pikirannya masih kacau. Namun, setelah pikirannya kembali jernih, semuanya menjadi jelas.

Jourell. Dia tidak salah mendengar. Itu memang musuhnya, musuh Marvori. Athrope. Pemimpinnya adalah Aldric Dorothy Alfrezisco Jourell.

Dibandingkan gaya Marvori yang diam-diam dan tenang, Athrope memiliki gaya yang lebih kejam dan dingin.

Destiny And RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang