a meeting can change all thoughts
Ia memasuki ruang kelasnya yang masih terlihat sangat kosong itu. Sepertinya, Noveena berangkat terlalu pagi hari ini. Helaan nafasnya terdengar lumayan berat.
Segera ia duduk di bangku kesayangannya itu dan mengeluarkan novel yang belum sempat habis ia baca kemarin. Dengan mendengarkan alunan musik yang menenangkan, ahh sepertinya Noveena akan kembali masuk ke dalam dunianya.
Tanpa Noveena sadari, bangku sebelahnya telah terisi orang lain. Noveena yang merasakan ada gerakan aneh disampingnya itupun segera menoleh, takut-takut Hell's Angels menyerangnya pagi-pagi.
"haiii" cengiran gwen menyambut keterkejutan Noveena pagi ini. tidak hanya Gwen, bahkan Xavierra dan Vanessa pun pindah untuk duduk di bangku depannya.
"HAII BESTIEE" sambut Vanessa dan Xavierra dengan nada semangat pagi hari.
"kalian? Kalian ngapain sampai pindah tempat duduk segala?"
"ish, kok gitu si. Kan gue mau nemenin lo yang duduk sendirian dipojokan gini." Sahut Gwen tak terima dengan nada marah yang dibuat-buatnya.
"lo juga ngapain si ven suka banget duduk di pojok sendirian. Ga takut lo tiba-tiba ada yang nemenin disebelah lo tanpa wujud. Atau jangan-jangan lo" timpal Vanessa dengan memberikan tatapan menggoda dan penuh selidik kepada Noveena.
Sedangkan xavierra yang mendengarkan obrolan teman-temannya itu hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"apa sih nes, jangan-jangan maksud kamu?" tatapan polos yang Noveena membuat Xavierra dan yang lain tertawa terbahak-bahak padahal mereka sudah berusaha menahan tawanya sedari tadi.
"ishh, aku tuh suka disini bukan gara-gara mau ngapain tau. Cuma nyaman aja duduk di belakang sendirian sambil baca buku trus dengerin lagu gada yang ganggu kek aku duduk di tengh gitu. Kalian aja yang mikirnya berlebihan."
Mendengar penjelasan dari Noveena, mereka terdiam dan saling bertatap muka. Tak lama dari mereka terdiam, terdengar tawa mereka yang lebih keras dari sebelumnya.
"hahahaa aduh, aduh veen. Lo tuh polos atau bego si, kita-kita paham kali maksud lu itu apa. Kita tuh Cuma godain lo doing, ngapain pake acara klarifikasi sekalian."
"ahahha anjir, gakuat banget gue asli."
Tawa mereka terhenti ketika guru matematika telah memasuki ruangan. Kelas yang awalnya ramai langsung sunyi seketika.
Mungkin menjadi pelajaran yang paling ditakuti seluruh murid di dunia ini. entah karena memang mata pelajarannya atau hanya karena gurunya yang terkenal killer itu.
Detik berganti menit, menit berganti jam. Tidak ada suara selama pelajaran berlangsung. Hanya terdengar suara dentingan jam dan goresan pena masing-masing.
Suasana kelas terasa sangat mencekam ketika pelajaran berlangsung. Tanpa sadar suara bel istirahat pertama terdengar, menjadi penyelamat mereka semua.
"baik anak-anak, kita selesaikan pelajaran hari ini. tugas yang saya berikan hari ini dikumpulkan pada pertemuan yang akan datang. Selamat beristirahat."
Seluruh siswa berhamburan keluar untuk segera menuju ke kantin.
"ahh gilakk, stress banget gue pagi-pagi sarapan matematika 3 jam. Kaga ada yang berani ngomong pula waktu pelajaran bu Chandra tadi." Keluh Vanessa yang terdengar muak.
"udah-udah ayo buru ke kantin, laper banget gue. gue sama nessa duluan ya, berebut kursi buat kalian." Sahut Gwen, dengan mendahului mereka berdua.
"ayo veen, lo harus ikut kita juga." Ucap Xavierra dengan menarik lengan Noveena untuk mengikuti langkah temannya yang begitu cepat itu.
Dengan langkah tergesa, Noveena hanya dapat menghela nafas panjangnya. Untung kesabaran noveena sangat tinggi, tanpa noveena sadari tali sepatu yang digunakannya terlepas.
Noveena cukup menegang ketika mendengar ada suara berat yang berbisik pelan ditelinganya, "tali sepatu lo."
Langkah Noveena terhenti dan berbalik untuk melihat siapa yang telah berani berbisik kepadanya. hanya punggung badannya yang dapat dilihat oleh Noveena.
"itu dia?" batinnya sambil menatap punggung yang semakin lama semakin menghilang dari pandangannya dan tertutupi oleh puluhan siswa lainnya.
Hal tersebut membuat xavierra kebingungan menatap Noveena yang bertingkah aneh.
"lo kenapa veen?"
"ahh, engga. Tali sepatu aku lepas, bentar ya."
Dengan cepat Noveena mengikat tali sepatunya agar Xavierra dan yang lain tidak lama menunggu. Kondisi kantin saat ini benar-benar seperti pasar minggu. Sangat penuh dengan murid yang datang berdesakan untuk segera mendapatkan makanan mereka.
Pandangan Noveena membeku, ketika biasanya dia menghabiskan waktu di perpustakaan yang sepi dan tenang kini dia harus mengikuti teman-temannya yang berdesakan dan melihat pemandangan yang benar-benar berdesakan itu.
"VIERRA"
"NOVEENA SINI"
Pandangan Noveena dan Xavierra teralihkan ketika ada yang meneriaki suara mereka. Yaps, itu suara Gwen dan Vanessa yang berada di pojok kantin.
Dengan segera Noveena dan Xavierra menghampiri mereka. Langkah Noveena terhenti ketika ada yang menabraknya dari belakang. tidak hanya itu, baju Noveena pun terasa basah.
BRUKK!
"ashh" rintih Noveena yang kesakitan ketika kehilangan keseimbangan itu.
"ups, sorry." dengan suara yang sedikit dibuat-buatnya
"yahh, tumpah deh juice lo, Ran."
Siapa lagi jika bukan Hell's Angels, senyuman smirk tidak pernah lupa yang menghiasi wajah mereka. Entahlah, kenapa harus noveena lagi yang harus merasakannya.
"gue pikir, anak kek lo gabisa nginjakin kaki di kantin sekolah hahaha." tutur Enzi dengan nada sinisnya.
"lu punya duit emang? Ohh, gue lupa lo kan punya simpenan duit hasil jadi simpenan juga." Perkataan Kiran cukup menyayat hatinya. Sekeji itukah dirinya hingga ada yang mengatakan hal seperti itu kepadanya.
"HAHAHAH" terdengar suara tawa Hell's Angels menggema mengisi kesunyian kantin saat ini.
Jika kalian berpikir semua murid yang menonton akan tertawa, dugaan kalian salah. Hanya Hell's Angels yang berani tertawa bahagia diatas penderitaan Noveena setiap saatnya.
BRAKK!!
Gebrakan meja yang tiba-tiba membuat tawa Hell's Angels terhenti. Selama ini tidak ada yang berani mengusik gangguannya tapi kenapa ada yang berani melawannya sekarang.
"gue udah muak sama kelakuan lo, Kiran. Selama ini gue diem bukan berarti gue takut sama geng lo itu. gue peringatin sekali lagi jangan pernah lo usik sahabat gue atau lo tau akibatnya" ancam Xavierra yang benar-benar muak dengan tingkah laku Kiran dan gengnya yang sok berkuasa itu.
"ayo veen, kita ke kamar mandi sekarang."
Dengan tatapan kebencian Gwen lemparkan kearah Hell's Angels. Tepat seperti dugaannya, Xavierra suatu saat akan meledakkan amarahnya.
Tanpa berlama-lama, Gwen segera menarik tangan Noveena agar segera mengikutinya untuk membersihkan seluruh noda itu. di satu sisi, terdengar bentakan Xavierra kepada Kiran.
Tak hanya itu, Kiran pun membalas perkataan Xavierra dengan kata-kata kasarnya. Sedangkan Vanessa hanya dapat berusaha menenangkan Xavierra yang benar-benar mengeluarkan uneg-uneg amarahnya kepada Kiran dan teman-temannya itu.
Gwen tau jika Noveena masih memikirkan perkataan Kiran dan teman-temannya itu. Jujur saja, Gwen juga benar-benar sakit hati ketika Noveena diperlakukan demikian. Nyatanya, selama ini Gwen tidak benar-benar acuh.
Ketika noveena dibully, Gwen akan mengikuti kemana gadis itu pergi. Gwen tidak berani mendekat, alih-alih ia berpikir jika gadis itu memiliki trauma besar kepada orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHOTOGRAPH
Teen Fiction"dia murid baru?" "Tali sepatu lo" "kalo ga bisa tuh ngomong, jangan diem aja." pertemuan yang tidak pernah disengaja itu menjadikan beban pikiran masing-masing. Bagaimana tidak, takdir selalu menemukan jalan untuk mereka bertemu. Entah bagaimana a...