"Bang, lama banget sih dari tadi bilangnya otw kok ga sampe-sampe? jangan jangan otw baru mau turun dari pesawat?!"
Alana yang sedari tadi mengomel karena sudah hampir lima belas menit berbicara di telfon menjemput saudara sepupunya itu di bandara. Namun nihil, sedari tadi menunggu di depan pintu mobil sambil menoleh ke kanan dan kekiri Alana tidak menemukan saudaranya itu.
"Sabar dong sayang, mungkin Abang lagi nyari jalan kesini" Ucap Sophia menurunkan kaca mobilnya, menatap Alana yang sedang sibuk menoleh kesana-kemari.
'Yang mana sih, abang nyasar terus ini'
"Parkir lantai dua paling pojok ihhh, kan Alana udah bilanggg"
'pojok mana?'
"ihhh, di deket pintu keluar!!"
'sebentar'
-tuttt
Riki mematikan telefonnya.
Riki mengendap-endap menuju mobil, bukannya dari depan mobil lalu langsung menemui Alana, justru Riki berusaha tidak terlihat dari Alana. Riki membuka lalu memasuki pintu sebelah kiri mobil dengan perlahan, tanpa ketahuan oleh Alana
"Eeehh-" Sophia terkejut melihat Riki sudah masuk kedalam mobil tanpa sepengetahuan Alana
"Ssstttt" Riki mengisyaratkan agar Sophia diam.
"Alana suruh masuk aja tante" Ucap Riki lirih.
Sophia menganggukkan kepalanya, lalu meringis tertawa.
"Alana, masuk aja, nunggu abang di dalem mobil aja, dingin loh"
"Ih engga ah mah, dari tadi loh"
"Masuk aja, dingin loh malem ini"
"Yaudah deh" Alana menatap ponselnya, tidak ada jawaban chat dari Riki.
Alana membuka kembali pintunya, lalu ia terbelalak kaget, mulutnya terbuka menganga.
"ABANGG?!"
"Selamat malam tuan putri Alana" Riki tersenyum lebar.
"ih apasih!" Alana mengerutkan dahinya.
Alana memasuki mobilnya menatap kursi sampingnya itu yang sudah di duduki saudaranya itu.
"Kok gitu sama abang? ga kangen" Riki mengangkat kedua alisnya bertanya-tanya karena bukannya melepas rindunya justru kini Alana marah.
Alana mendegus kesal, dirinya sangat merasa di bodohi. Ia memalingkan wajahnya ke arah kaca pintu.
"Nahan kangen malah di kerjain, ngambek kan jadinya" Ucap Sophia menghadap ke belakang ke arah Alana.
"Yaudah abang minta maaf ya" Riki mengusap halus kepala Alana.
Tidak ada respon dari Alana.
"Alana, abang minta maaf udah ngusilin kamu" Riki berusaha membujuk Alana.
"Ini kamu gamau meluk abang? katanya kangen"
"Alana?" Riki merentangkan tangannya, mengisyaratkan Alana untuk memeluknya.
"GAK"
"Yakin?"
Alana berbalik lalu langsung memeluk erat tubuh Riki. Sudah enam bulan dia di tinggal saudaranya tersayangnya ini kuliah di Jogja.
"Luluh juga ternyata" Riki mengusap kepala belakang Alana dengan lembut.
Tak butuh waktu lama mereka langsung menuju rumah kediaman Alana, Riki dari kecil memang tinggal bersama Alana karena Riki yatim piatu dan Juan yang sebagai adik orang tua Riki yang tak lain om dari Riki ini memilih untuk merawatnya dari umur 4 tahun. Sehingga tak heran jika Riki sangat akrab dengan Alana seperti saudara kandung sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alana
Teen FictionIni tentang Alana lynelle Meisha ,gadis cantik dan ceria tumbuh besar di antara orang-orang baik hidupnya tidak pernah di tumbuhi dengan hadirnya manusia yang membawa masalah besar. Namun sebenarnya masalah besar itu terdapat pada dirinya sendiri. P...