2

8 3 0
                                    

"Maahh Alana pulanggg" teriak Alana saat memasuki ruang makan dengan pakaian seragam yang masih ia kenakan

"Hallo sayangg, gimana sekolahnya hari ini nak?"

Sophia membawa membawa beberapa piring makanan yang barusan ia masak dan meletakkannya di meja makan.

"Lumayan sih mah" jawab Alana sembari duduk di kursi makan

"Kok lumayan? ada apa? cerita dong sama mamah"

"Ya gitu deh mah biasa aja,tapi sekarang jadi ga biasa aja"

"Kok gitu?"

"Soalnya mamah bikin makanan kesukaan Alanaaa" Alana tersenyum lebar menatap makanan hangat di depannya
"sup jamur kancing, jamur krispi sama pepes ikan, yesss yesss yess! kenyang berat habis ini pasti"

Sophia tersenyum lebar melihat anak semata wayangnya itu mengambil piring, mengambil makanan yang ada di depannya lalu memakannya dengan lahap, Shopia sangat menyayanginya Alana, setiap hari ibu dari remaja cantik ini gemar memasak makanan dari makan siang hingga makan di sore hari.

"Habis ini ada jadwal kontrol dokter jangan lupa" Sophia duduk di kursi depan Alana makan lalu mengingatkannya tentang jadwal kontrol Alana yang harus datang setiap seminggu sekali.

"Iyaa mah, Alana mau sendiri aja ya mamah gausah ikut" Jawab Alana sembari mengunyah makanannya.

"Kok? kenapa? tumben banget mau sendiri?" Sophia mengangkat alis kirinya bertanya - tanya.

Pasalnya baru kali ini Alana menginginkan untuk berangkat kontrol sendirian.

"Alana kan udah besar mah,Alana udah berani sendiri"

"Yakin? kamu bisa sendiri?"

"Bisa lah mahhh Alana bukan anak kecil lagi "

"Emmm" Sophia menatap mata Alana, tatapan permohonan dengan penuh arti

"Please mahhh Alana pergi sendiri yaaa" Mohon Alana

"Yaudah deh,tapi hati - hati ya, nanti sama Mang Yayan aja ya, jangan nyetir sendiri" tegas Sophia

"Alana kan udah punya SIM mah udah lancar bawa mobil, sekolah aja udah berani bawa mobil sendiri masa cuma ke rumah sakit di anter sih, kan cuma deket" Rengek Alana

"Tapi ka-"

"Alana janji gak ngebut bener deh ma! Alana bakal hati-hati bawa mobilnya, please ya mahhh ijinin Alana" Matanya berbinar, tangannya memohon, Alana berusaha meyakinkan bahwa dirinya mampu.

"yaudah deh, bener ya bakal hati-hati" Sophia menatap lembut ke arah Aluna lalu tersenyum.

"Yeesss, siaappp bu ketua!" Alana tersenyum lebar mendengar persetujuan ibunya itu.

Mereka melanjutkan menyantap makanan yang tak lama di susul Juan, ayah tercinta Alana.

"Belum ganti baju udah makan aja, anak papah laper banget?" Juan menarik kursi di samping Alana lalu ikut duduk di sampingnya.

"Siapa sih pah yang tahan liat makanan seperti ini" Alana menatap meja makanan yang penuh dengan hidangan yang sangat menggiurkan.

"Iya nih, kalau liat masakan bikinan mamah auto STL"

"Artinya apa tuh pah?"

"Sangat - teramat - lapar"

Tawa Alana muncul saat itu, Juan tipikal bapak-bapak yang menyukai candaan ringan, walau kadang Alana merasa candaan ayah tersayangnya itu sedikit garing.

"Tiap hari ada aja singkatan buatannya"

"Ini namanya creatif mah, biar ga kalah sama anak muda"

"Iyadehh si paling anak mudaa"
"Oh ya pah,tumben banget pulangnya cepet biasanya jam segini belum pulang"

Alana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang