12

282 24 0
                                    


"cici ko bangun..."

maksmana menepuk-nepuk wajah cici ko untuk menyadarkannya, setelah dirinya dan tarung baru saja selesai mengalahkan ijojo, tiba-tiba saja cici ko mengirimkan sinyal darurat dan mengirimkan sebuah pesan suara yang memberitahukan bahwa retaka tiba-tiba saja datang ke kapal angkasanya.

ya, saat cici ko tengah mengawasi fang dkk, tiba-tiba saja retaka datang dan menendang dirinya dari samping, hingga dirinya tersungkur, dan dengan segera cici ko mengirimkan sinyal kecemasan dan pesan suara kepada maksmana sebelum dirinya kembali dihantam dan tida sadarkan diri.

"seettt..."

"akhirnya kau sadar juga cici ko."

"fang dan yang lainnya?."

saat ingatan cuci ko kembali iya segera mengecek layar yang berada di hadapannya kemudian menekan keyboard untuk mengecek keberadaan fang dkk.

"mereka hilang maksmana, sinyal terakhir mereka berada di puncak gunung sebelah utara,  sinyal mereka tida lama menghilang sekitar 15 menit yang lalu."

"sepertinya dugaan ku tida salah lagi, mereka telah mengetahui para titisan power sphera legenda. retaka pastinya menyuruh borara dan ijojo untuk menyerang kedua planet itu, untuk mengalihkan perhatian kita."

"kalau begitu, kita segera ke markas retaka untuk menyelamatkan mereka, sebelum retaka berhasil mengalahkan mereka dan memakan jantung mereka, pastinya fang dan yang lainnya berada di sana."

"ya, kita harus secepatnya ke markas retaka, aku sangat menghawatirkan mereka. kekuatan mereka masih di tahap 1, jadi mereka belum setara dengan retaka dan yang lainnya. segera hubungi sai."

"baik komandan."

"ayo segera kita berangkat."

                                     ✍✍✍

"amankan yang lain, aku akan menghadapi borara."

"baik kapten..."

atas perintah kapten kaizo sai dan shielda bergegas mengamankan warga planet quza, saat ini dari kejauhan kaizo dapat melihat borara tengan menghancurkan berlian yang cukup amat sangat besar.

"jangan tuan, jangan hancurkan berlian itu, itu merupakan sumber kehidupan kita, jika itu hancur maka penduduk ini perlahan akan punah. kau boleh mengambil berlian sepuas mu tuan, tapi jangan hancurkan berlian itu."

"diam..tutup mulut mu..."

"apa..."

borara terkejut, saat borara ingin memukul pemimpin planet quza,  tiba-tiba saja ada dinding tenaga yang melindungi pemimpin planet quza.

"cepat menjauh dari situ."

pemimpin planet quza segera menjauh dari borara.

"oowww...lama tida bertemu kaizo, sekarang kau sudah dewasa."

"heh...jangan basa basi seperti itu."

"haha...bukan hanya wajahmu yang mirip, ternyata sifat mu juga sama seperti ayahmu."

"sudah cukup, bicaranya... libasan pedang tenaga..."

amarah kaizo memuncak, ia sudah tida bisa lagi menahan amarah yang selama ini ia pendam. kejadian 11 tahun yang lalu selalu terngiang-ngiang di pikirannya, apa lagi ketika kaizo kembali melihat borara, dimana pada saat itu kaizo melihat dengan mata kepalanya sendiri  bagaimana borara memperlakukan ibunya.

"ternyata kemampuanmu lumayan juga, tapi aku tida akan kalah."

"haha...kita liat saja nanti."

borara dan kaizo kembali bertarung, pertarungan mereka cukup sengit. karena amarah kaizo yang tida dapat di bendung lagi, kekuatannya semakin meningkat dan tida dapat terkontrol dengan baik, hingga akhirnya borara jatuh tersungkur, kaizo tida menyianyiakan kesempatan itu, kaizo langsung menginjak kedua tangan borara.

5 TITISAN POWER SPHERA LEGENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang