12

5 2 0
                                    

Puisiku kembali mati.
Ia kalah ditikam nyeri bertubi-tubi.
Ia mati bersama dengan jiwaku yang memilih pergi.
Meninggalkan raga rapuh tanpa denyut nadi.

Puisiku memilih padam.
Sebab ia sudah remuk redam.
Sebab ia sudah lelah menerima luka tak kasat mata
Yang terus menggerogoti jiwa.
Yang terus menyerang dengan membabi buta.

Puisiku tidak ingin hidup lebih lama.
Sama seperti hidupku yang ingin selesai saja.
Sebab kehabisan tenaga.
Kehabisan cara tentang bagaimana bertahan di dunia.


Indah A. Amaliya

ZaliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang