Chapter 02

129 9 0
                                    





Belum sempat mencerna apa yang dilihatnya, Enzi malah makin dibuat bingung dan bertanya-tanya dengan semua perkataan yang keluar dari mulut Arsen. Enzi ingin menanyakan apa maksudnya tapi, tidak bisa karena tiba-tiba saja Antony adik kedua Arsen datang.

"Kak Arsen. Ada tamu yang datang, dia bilang ingin menemuimu secara langsung ada sesuatu yang ingin dia sampaikan. Tamu itu anggota Balth," ucapnya kepada Arsen dan dibalas dengan anggukan kepala oleh Arsen.


(*Balth = Pasukan khusus yang melindungi raja)


Setelah mengatakan itu Antony tidak lupa menyapa Enzi lalu mengundurkan diri untuk pergi duluan, Enzi membalas sapaan Antony lalu kembali melihat ke arah Arsen, sepertinya dia akan langsung pergi untuk menemui tamu itu. "Maafkan aku Enzi, seperti yang kamu dengar dari Antony tadi, aku harus pergi menemui tamu yang sedang menungguku."

Benar saja seperti dugaan Enzi tapi, kenapa Arsen tampak tidak senang? wajahnya yang sembab karena menangis kini berubah jadi datar.

"Jika kamu ingin pergi keluar rumah utama, beritahu aku terlebih dahulu," lanjutnya sambil berdiri dan memperbaiki jas yang dikenakannya lalu dia berjalan meninggalkan Enzi.

"Arsen. Berhenti disitu!," teriak Enzi sambil berlari kecil menghampiri arsen karena dia sudah lumayan jauh darinya.

"Apa kau ingin menunjukkan sisi lemahmu kepada tamu itu," ejek Enzi sambil mengelap jejak sisa tangisan pada mata dan pipi Arsen, Enzi juga merapikan rambut Arsen.

"Nah sudah rapi, kau kembali terlihat berwibawa seperti biasanya." lanjut Enzi.

Arsen yang diperlakukan seperti itu secara tiba-tiba oleh Enzi merasa terkejut sekaligus senang, 'bolehkah aku menganggap ini sebagai tanda Enzi mulai nyaman denganku' batin arsen.

Enzi bisa menebak apa yang sedang Arsen pikirkan, apalagi saat melihat raut wajahnya yang gembira hingga terlihat seperti ada bunga disekelilingnya.

"Hahaha. Sebegitu senangnya kah kau  aku puji, Arsen?." Enzi tertawa lepas hingga perutnya terasa sakit.

Arsen hanya tersenyum senang meskipun dirinya sedang diledek oleh Enzi.

"Iya, aku sangat senang. Kalau boleh, aku ingin kamu terus memujiku, Enzi," ucap Arsen dengan suara yang menggoda.

Enzi mendadak jadi merinding mendengar apa yang diucapkan Arsen, lalu secara tiba-tiba saja Arsen menarik Enzi dan memeluknya erat cukup lama. Enzi tidak bisa memberontak, jadi dia hanya diam menerima pelukan Arsen, entah kenapa pelukannya terasa begitu nyaman hingga tanpa Enzi sadari, dia membalas pelukan Arsen.

Ini momen yang dinanti-nantikan oleh Arsen sejak lama, tidak ingin rasanya Arsen melepaskan pelukan mereka berdua tetapi, dia harus pergi untuk menemui yang tidak diundang itu. Sebelum melepaskan pelukan mereka, Arsen membisikkan sesuatu ditelinga Enzi.

"Jika urusanku ini tidak lama, aku akan menemui kembali, Enzi," lalu Arsen tersenyum dan menatap wajah Enzi kemudian dia pergi.







<🔮🔮🔮🔮🔮>







POV Enzi


Arsen tersenyum kepadaku dan pergi begitu saja setelah mengatakan sesuatu yang membuatku merinding untuk kedua kalinya, padahal sebelumnya aku sangat canggung dengannya, tapi sekarang sepertinya hubungan kami mulai ada kemajuan, yah tidak buruk juga untuk mencoba akrab dengan pemimpin klan Evion.

The Truth Untold (boyslove)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang