Chapter 04

48 3 2
                                    




POV Arsen

Aku berada di ruangan yang sama tetapi dengan hawa yang berbeda, sudah beberapa bulan ruangan yang sebelumnya adalah kamar ini kosong tidak di tempati. Aku melihat ke setiap sudut ruangan dan akhirnya terpaku menatap foto yang lumayan besar terpajang di dinding, aku berjalan mendekati agar bisa melihat lebih jelas seseorang yang ada di foto itu.

Dia seorang wanita yang sangat cantik dan lemah lembut bagiku, dengan hanya melihat fotonya saja sudah membuatku merasa bersalah. Kalau saja aku tidak mengatakan hal yang bodoh dan bisa lebih tegas terhadap emosiku, mungkin dia tidak akan pergi seperti ini. Ya wanita yang berada di dalam foto tersebut adalah adik perempuanku, Azia.

Aku terhanyut terlalu dalam pada perasaan yang campur aduk, keberadaanmu masih belum aku ketahui, bohong jika aku berkata begitu. Aku sudah tahu kebenarannya tetapi menolak untuk menerimanya, meski tidak mungkin aku masih berharap kamu kembali dan bisa berkumpul bersama seperti dulu, Azia.

Tiba-tiba cahaya bulan menyinari foto Azia, membuatnya jadi semakin terlihat jelas, karena cahaya itu aku jadi menyadari sesuatu yang aku lewatkan dan teringat dengan perkataan dari Balth yang menemuiku beberapa hari yang lalu, meski tidak suka, tapi dia memberikan informasi yang penting kepadaku.

Flashback

"Hal penting apa yang mau kau sampaikan, Simon?" ucapku dengan datar sambil duduk di sofa.

Aku tidak ingin membuang waktu dengan berbasa-basi, terutama dengan orang yang tidak menguntungkan bagiku.

Dengan kedatangannya saja sudah membuatku muak, apalagi sampai harus bertatap muka seperti ini.

Memang harus ku akui kehebatannya sebagai anggota Balth, tapi tidak dengan masa lalunya.

"Maaf kedatanganku yang tiba-tiba ini, Arsen. Apa kau sudah mendengar kabar yang sedang menjadi pembicaraan banyak orang saat ini?" tanyanya kepadaku dengan raut wajah datar seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

Aku hanya diam tidak menjawab dan hanya terus menatapnya datar.

"Ada kabar dari penduduk desa Ineda mereka mengatakan bahwa ada yang melihat Enzi. Saat aku menemui dan bertanya secara langsung dengan orang yang melihat Enzi, dia pun menjawab dengan ragu. Dia tidak yakin apa itu benar Enzi atau hanya mirip saja, tapi kabar itu sudah menyebar hingga ke telinga Raja. Dan tempat Enzi terlihat itu sama dengan tempat terakhir adik perempuanmu menghilang, karena ini ada hubungannya denganmu makanya aku datang kemari," lanjutnya karena tidak mendapat jawaban dariku.

Oh! aku baru tahu hal itu, jadi Enzi terlihat di sana. Apakah itu hanya kebetulan saja, semenjak Azia menghilang tiba-tiba saja Enzi terlihat di tempat yang sama dengan Azia. Tapi aku menemukannya di hutan dekat kediaman klan ku, pantas saja Enzi dalam keadaan tidak sadarkan diri saat aku menemukannya, karena dia berkelana dari desa Ineda sampai ke desa Heila yang jaraknya tidak dekat.

Simon datang kemari karena ada hubungannya denganku atau dia sudah tahu bahwa Enzi sedang berada disini, dia hanya pengguna Yua, sulit untukku membaca pikirannya.

(*Yua = penyembuh. Semacam kekuatan yang di dapatkan secara murni atau yang di pelajari)

"Apa kau yakin bahwa itu memang Enzi? kau yang paling tahu dengan kejadian beberapa tahun yang lalu atau kau sudah melupakannya, Simon?!" ucapku dengan nada yang mengintimidasi.

Simon tersentak kaget, tapi dia mencoba untuk tetap tenang, dia menatap ke arahku dengan raut wajah yang sudah tidak datar lagi, sepertinya perkataanku tadi tepat sasaran.

The Truth Untold (boyslove)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang