Pov Cindy
"Saya terima nikahnya Cindy Hapsari Binti Gracio Harlan dengan seperagkat alat sholat di bayar tunai!" Seru lantang seorang pemuda yang duduk di sebelaku mengucapkan kalimat sacral yang aku yakin setelah in aka nada oerubahan besar dalam hidupku.
Aku hanya bisa menanggis setelahnya, jika kalian merasa ini adalah menangis haru kalian salah! ini adalah sebuah tangis pilu yang aku pendam sejak tadi sejak aku duduk di sebelah lelaki pilihan ayahku.
Dari kejauhan aku melihat mamu berjala menuju arahkan dengan senyum khas darinya, dia duduk di sebelah aku mengusap bahuku pelan seolah tau apa yang sedang aku rasakan
"sudah yah, sekarang kamu hapus airmata kamu, tunjukan pada semua orang kalau saat ini kamu sedang bahagia" pesan mama pelan. aku menatapnya dengan sangat lekat kemudian dia memberikan senyum terbaiknya lagi yang entah mengapa aku terhipnotis olehnya
Acara pernikahan aku memang berlangsung secara tertutup bukan hanya itu saja aku juga menikah dalm waktu yang sangat singkat setelaah aku tau jika ada kehidupan lain yang kini ada adalam perutku, namun sayangnya bukan lelaki yang bergelar suami ku sekarang pelakunya
Gito adalah orang baik, karyawan berbaik papah yang berada di kantor pusat yang di minta papah untuk menikahiku setelah ayah dari anak yang aku kandung ini todak mau bertangung jawab dan pergi begitu saja
ah! lebih tepatnya bahkan dia tidak tau jika dia hadir dalam hidupku dalam beberapa bulan kedepan, ini adalah keputusan aku. aku hanya ingin tidak mau dirinya merasakan bersalah jika dia tau apa yang sebenarnya terjadi.
Hari-harii denga cepat berlalu, tidak terasa sudah 10 bulan sejak aku resmi memilih gito sebagai ayah dari anak yang aku kandung, bahkan bukan hanya itu saja gito juga ternyata pemuda yang sangat siaga.
hal itu terbukti kala dengan cepat dia berjalan menuju Nata jika bayi mungil yang baru saja aku lahirkan beberapa hari yang lalu terssebut terbangun di tengah malam seperti ini
"sini mas, di bawa kesini saja, mungkin dia haus" ujarku saat memlihat gito yang begitu kewalahan meredakan tangis nata yang semakin kencang tersebut
tidak ada pilihan untuk gito selain menuruti kemuanku dengan pelan dia kemudia memberikan bayi mungil itu padaku dan kemudian aku menatapnya dengan sangat lekat. namun aku cemburu karena semakin aku manatap lekat aku semkain merindukan ayahnya!
Gito menatap aku dan nata secara bergantian dan juga secara bergantian "Cind, kamu senang? nata tambak sangat sehat sekarang yah" ujar gito
aku menatap pada gito dengan senyum "iya kamu benar bahkan sekarang kalau aku sedang balut dia dengan kain dia sudah tidak mau mas, dan juga lihat saja dia sudah semakin besar sekarang"
setelahnya gito hanya terdiam memandang aku dan juga nata
"Keapa ms?" tanyaku saat melihat gito yang sedang memikirkan sesuatu tersebut
merasa ada yang menepuk bahunya kemudian gito tersenyum padaku dan berjakan menuju meja kerjanya yang berada tak jauh dari sana
dia mengeluarkan sebuah amplop berwarna coklat dari dalam sana, entah apa yang di ingin samoakan padaku yang jelas aku tau itu bukan tentang pekerjaan
"Ini" ujarnya memberikan aku amplop tersebut "Maafkan aku cindy, aku sudah tidak bisa hidup lebih lama dengan kamu dan nata, aku sangat menyangi kamu terutama nata. Tapi aku juga tidak bisa berbohongn jika hati aku sakit kerap kali melihat nata dengan fakta yang ada jika dia bukan darah daging aku" ujarnya pelan
aku menatapnya pelan kemudian aku meatapnya dengan lekat perlahan menarih nata yang sudah kembali lelap dalam baby box miliknya dan berjalan kembali pada pinggir ranjang melihat apa isi dari amplop tersebut
Seperti dugaan aku, jika itu adalah surat gugatan cerai yang di layangkan gito padaku, aku hanya bisa menghela nafas berat aku tau cepat atau lambat gito akan memberikan surat ini padaku, namun aku tidak menyangka jika mala mini gito akan mebberikannya padaku
"Mas, aku engga tai harus merespons kamu gimana, tapi aku juga engga tega hati menahan kamu demi aku sama nata. kamu orang yang baik terima kasih sudah mau menerima aku sama nata selama ini" ujarku
Gito menatapku lekat "keluarga kamu juga sudah banyak membantu aku cind, aku minta maaf tidak bisa bertahan dengan kamu lebih lama. tapi janji aku, kapanpun kamu butuh aku, aku akan datang" ujar gito yang kemudian memeluk aku dan tidak lama kemudian aku menandatangi surat tersebut surat cerai dimana kami berdua sepakat untuk berpisah
Sudah hampir 3 bulan lebih sejak aku dan gito resmi berpisah, tidak ada drama yang kita jalani pada saat persidanga kemarin. dan hak asuh nata sepenuhnya jatuh dalam tanganku gito tidak mendapatkan haknya karena ia bukan ayah biologis dari nata
aku menatap pada rumah yang baru saja aku tempati, ruma yang tidak terlalu mewah namun sangat nyaman untuk aku dan nata. bukan hanya itu saja, aku juga baru menyadari jika pada umurku yang menginjak 21 tahun aku sudah memiliki status baru sebagai singel parent untuk nata.
"Mama janji, kamu engga akan pernah kekuranga apapun untuk kamu sayang, mari kita hidup bersama degan bahagia nata" ujarku memeluk erat bayi yang baru saja terlelap tersebut, setidaknya aku masih memiliki alasan aku untuk tetap waras dan terus hidup meksipun hanya memlihat wajah nata yang begitu mirip dengan ayahnya tersebut
POV OFF
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
AT LAST
FanfictionJatuh cinta dan mencintai adalah dua hal yang sangat penting dalam sebuh hubungan, itulah yang di rasakan oleh Cindy, demi melepas sang kekasih untuk menuju pada kota impiannya Cindy mau untuk menangung semuanya sendirian Menurutnya, Inggris dan Har...