Seperti yang dikatakan oleh jinan tadi malam, jika jinan akan membawa Cindy dan juga nata pada kediaman keluarganya. Pagi ini jinan sudah siap dengan pakaian santainya yang hanya mengunakan baju polos yang akan di balut dengan jaket denim dan juga celan panjang yang selalu menjadi andalannya
"Tumben banget udah bangun nan jam segini?" ujar seorang perempuan yang baru saja keluar dari kamarnya, Jinan hanya menatap perempuan itu malas kemudian dia meninggalkan perempuan itu yang terdengar suara tawa darinya
"Kenapa adik kamu nan?" tanya sang ibu kala jinan sudah tiba pada meja makan tersebut
Jinan bukannya menjawan dia justru manarik bangkunya untuk dia tempati "Nan?" ujar sang ayah
"Papah tanya aja deh sama anak papah itu apa yang bikin aku kesel pagi-pagi gini" ujar jinan yang mengambil piring untuk sarapannya
Tidak lama kemudian perempuan yang menjadi topik pembicaraan mereka turun dengan kekehan yang masih tersisa di wajahnya dan duduk tepat di seblah sang kaka tersebut yang membuat heran kedua oranh tuanya
"Kamu kenapa sih?" tanya sang ibu menatap anak perempuannya
sang anak yang di tanya kemudian menghentikan sneyumnya dan menatap sang ibu juga jinan bergantian "engga mam, aku aneh aja kok si jinan-jinan ini udah bangun padahal kalau hari libur gini ada gempa juga dia engga akan keluar dari tempat semedinya dia" ujar sang adik
jinan yang sudah tidak tahan dengan cepat menjitak sang adik yang membuatnya mengaduh "adooh sakit jinan!"
"Jinan-jinan.. gua denger-denger lancar bener mulut lu manggil gua begitu"ujarnya pada sang adik yang membuat kedua orang tuanya tersenyum
Perlu sangat di akui oleh kedua orang tuanya jika anak mereka ini adalah anak yang luar biasa, jika berjauhan terlalu lama mereka akan saling merindukan namun jika sudah bertemu bobby akan di buat pusing dengan pola tingkah jinan yang cuek dan juga eve yang selalu saja ada cara untuk membuat sang kaka kesal, sehingga shanialah yang harus memisahkan mereka
"mau mama kasih pisau yang kaya gimana?" ujar Shania kesal yang akhirya membuat keduanya terdiam
"Kenapa engga di terusin berantemnya?" tanya Shania lagi kala mereka sudah terdiam, yang pada akhirnya membuat binny harus turun tangan untuk melerainya
"udah ah.. masih pagi juga. Kaka kamu mau kerumah cindy eve. Mau jemput cindy untuk main kesini" ujar sang ayah
Eve yang terkejut kemudian menatap kedua orang tuanya bergantian dengan jinan seolah meminta penjelasan "Yang bener?" tanya eve
"Iya beneran"ujar Jinan
Eve berdegus kesal dengan kabar yang baru saja dia dapatkan "ah engga seru baget sih! kenapa engga bilang dari malem kalo bakalan ad aka cindy kerumha. aku kan hari ini mau main sma ashel" keluh cindy
"Yeh Lo kamu mau main mah yah main aja kali" ujar jinan
Kini bergantian, eve menatap jinan dengan tatapan permusuhan "kan aku juga mau ketemu sama ka cindy, udah lama juga engga ketemu dia. kenapa sih kayanya engga boleh banget aku engga boleh banget ketemu ama dia" serunya
"udah ah. sarapan ayo jinan harus berangkat abis ini soalnya" putus bobby sebagai kepala keluarganya
Berbeda dengan kediamman jinan, pagi ini cindy sudah bangun dan sudah mulai bersiap untuk menuju pada salah satu kama. dengan pelan dia menaiki tangga rumahnya dan menatap pintu yang ia sangat yakini sang pemilik masih sangat lelap dalam mimpinya
perlahan cindy masuk dan kemudian mematikan pendingin ruangan yang sejak malam di nyalakan dan setelah itu dia kemudian membuka jendela agar cahaya masuk kedalam kamarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
AT LAST
FanfictionJatuh cinta dan mencintai adalah dua hal yang sangat penting dalam sebuh hubungan, itulah yang di rasakan oleh Cindy, demi melepas sang kekasih untuk menuju pada kota impiannya Cindy mau untuk menangung semuanya sendirian Menurutnya, Inggris dan Har...