Bagian 3

98 5 1
                                    

Lama mereka berpelukan, hingga mereka melupakan suatu jika ruang kepala sekolah sudah terbuka dan mempelihatkan Nata yang sudah ada di depan pintu tersebut dengan sebuah senyuman.....

Mereka menatap Nata dengan sebuah perasaan yang sangat bingung,banyak pertanyaan yang ingin mereka tanyakan, melihat situasi yang penuh oenasaran chika kemudian menatap pada Nata kemudian dia bertanya

"Gimana sayang? nata suka di dalam?" tanya chika lembut

Dengan cepat nata mengangguka kepalanya "Nata suka disini mama, kapan nata bisa mulai belajar disini?" tanya nata dengan cepat yang membuat mereka bernafas lega akhirnya mereka mendaoatkan jawaban dari ketegangan yang terjadi

"Nata beneran mau sekolah?" tanya Cindy

Nata mengagguk "Iya mami, Nata mau" ucapnya tegas. Kemudian cindy menatap pada shani dan Chika seolah mereka mereka meminta saran dari kedua orang tersebut

Shani yang paham kemudian berjalan menu cucunya tersebut dan kemudian dia mengelus pucuk kepala nata "Hari senin sudah bisa sekolah kok sayang" ujar shani

Nata mengerutkan keningnya, Shani sudah mengira jika nata akan menjadi anak yang kritis saat ini "Kenapa harus senin oma? kenapa engga besok? ini kan masih hari kamis" ujar nata

Gracio kemudian mendekat "sayang, Besok kan sekoah hanya sampai jam 11 siang saja, kemudian sabtu dan minggu kan libur, jadi nata bisa sekolah di hari senin besok sayang" ujar Gracio dan nata megangguk paham

Cindy tidak bisa menghilangkan harunya, dia tidak menyangka jika putranya yang belum lama dia lahirkan kni sudah tumbuh besar bahkan sangat di luar digaan dia menjadi anak yang sangat cerdas.

masih ingat dalam ingatna bagaimana dulu cindy harus bertaruh nyawa melahirkna nata sendirian, masih ingat bagaiman dia harus mengurus sang buah hati yang tiba-tiba bangun di tengah malam karena haus, meksioun ia masih tinggal bersama dengan kedua orang tuanya tapi cindy sangat jarang meminta bantuan kedua orangtuaya dalam mengursu nata

Bukan tanpa alasan, karena dia tau kedua oranh tuanya lelah setelah bekerja seharian mana tega dia melihat letih yang jelas terlihat dari kedua orang tuanya yang tidak lagi muda itu.

"oke siap! aku akan sekolah kalau begitu" ujar Nata yang memberikan tanda hormat. tidak sulit memberitahunya ternyata

"Nah, karena urusan nata sudah selesai aran harus balik ke kantor, ada kerjaan yang aran dan cindy yang harus kita selesain. apalagi cindy juga mau meeting sama Client baru" ujar aran

"Astaga! iya bener hampir aja lupa" ujar cindy yang menepuk jidatnya. Semua orang yang ada di sana tersenyum melihatnya

"Mii, aku boleh disini temenin mama chika sampe aska keluar?" tanya nata

Cindy terdiam sejenak, Hingga chika berucap "udah tinnggalin aja engga apa-apa kaya ama siapa aja. aska juga pasti seneng di rumah nanti ada temen mainnya" ujar chika

"Oke kalau begitu, titip nata yah chik" ujar cindy

Aran kemudian mengeluarkan kunci mobilnya yang membuat chika bingung "Buat apa?" tanya chika

"buat pulang lah, kamu kan kesini sama aku. aku biar bareng sama cindy ke kantor kan kamu mau sandera anak semata goleknya cindy yang" ujar aran dengan wajah tanpa dosanya yang seketika mendapatkan tatapan horror dari sang adik 

Dengan cepat aran merasakan pungungnya yag sakit akibat pukulan mau dari sang adik yang membuat semua orang yang ada disana tertawa

"Aran.. aran kamu ini gimana sih baru gitu aja udah kesakitan"ujar gracio

"emang boleh pah aran bales" tanya aran

"Berani kamu sentuk adik aku awas aja yah ran" ujar chika dengan cepat

aran hanya bisa menghela nafas dan mengaku kalah, dia tidak mungkin unuk melawan chika bisa-bisa rumahnya bagaikan neraka untuk aran nanti.






Sesuai dengan kesepakatan, jika mobil aran akan di bawa chika pulang nanti setelah jam pulang sekolah aska, sedangakan shani dan gracio sudah pamit terlebuh dahulu mereka ingin bernostagia berdua katanya

saat ini, aran dan juga cindy sedang berada pada mobil cindy yang sedang di kendarai oleh aran. keduanya tampak sangat terdiam entah apa yang keduanya fikirkan namun yang pasti dalam mobil tersebuy hanya terdengat suara audio agar tidak terdengar hening.

"Bang?" ujar cindy memecah keheningan setelah beberapa lama ia fikirkan akan kah aran menjawab pertanyaan yang di utarakan ata sebaliknya

aran hanya menatap sekilas kemudian dia kembali menatap jalanan

"Jinan....."

Aran mengehla nafas dengan cepat ia tau kemana arah pembicaraan cindy "abang engga tau kemana dia, abang juga sudah tidak mendengar kabar tentang jinan cin, abang juga sama khawatir sama dia terlepas dari hubungan kamu dan apa kalian di masa lalu, jinan adalah teman baik abang cind"

Cindy hanya mengela nafasnya saja, jinan aran yang sahabatnya saja tidak tau keberadaan jinan, kemana dia harus mencari pemilik dari rasa rindunya?

"Tapi kamu bisa tanya sama ashel nanti, ashel adalah tunangan adel kan? kamu masih ingat bukan kalau adel sama jinan masih sepupuan?" ujar aran memberikan saran

sial kenapa tidak pernah terfikirkan tentang sahabatnya tersebut? ah cindy terlalu fokus pada anak dan juga jinan. hingga dia meluoakan sahabatnya adalah tungan dari sepupu jinan sendiri

melihat cindy yang begitu keras berfikir aran kemudian menoleh pada cindy "Jangan pernah kamu berfikir macam-macam cindy, kalaupun jinan sudah pulang dia harusnya bukan hanya kembali ke Indonesia tapi juga kembali ke kamu cind, sama seperti janjinya sebelum dia eninggalkan kamu empat tahun silam" ujar aran menenangkan cindy yan terlihat sangat muram

bagaimanapun, aran sangat menyanyangi cindy dia tidak ingin adiknya terluka hanya akan cinta. cinta yang sudah habis pada seseorang bahkan ketika dia melakukan seuatu kesalahan cindy juga tetap memaafkan orang tersebut. Cinta yang cindy miliki telah habis pada satu nama yang hingga saat ini masih sangat cindy harapakan kedatangannya Andreas Jaenantara Chaesara.

Mobil yang kendarai oleh aran sudah tiba pada geudng mewah, dengan cepat satpam yang ada disana berganti tempat dengan aran untuk memarkirkan mobil dari bos besarnya tersebut pada tepat parkir yang sudah di sediakan khusus untuknya

baik Cindy ataupun arana terkendal dengan keramahan mereka seoerti yang selalu dia ajarkan kedua orang tua mereka sehingga para karyawan yang ada selalu nyaman saat berada di kantor tersebut.

"Semanggat unuk meeting hari ini cindy" ujar Aran yang kemudian berbelok pada ruangannya karena jadwal meeting mereka yang berbeda, aran akan meeting secara online sedangkam cindy akan meeting secara offline

Cindy hanya mengangguk saja kemudian dia berjalan lurus menuju ruang meeting yang dia yakini sudah ada beberapa orang yang sudah menunggu dirinya

"Selamat siang semua, maaf saya terlambat tadi saya harus mengurus beberapa hal termasuk saya harus mengurus anak saya yang sudah mausk dalam playground, jadi bisa kita mulai?" ujar tegas cindy kala dia masuki ruang meeting dan semua orang yang ada disana hanya mengangguk saja

Cindy tersenyum dan mulai memberikan persentasi terbaiknya kali ini ddi depan client baru perusahannya. jadi dia aan memberikan hak terbaik untuk perusahaan tersebut.

Tanpa cindy sadari, sejak daritadi padangan seseorang yang menatap dirinya kagim tidak pernah terlepas darinya sangat kagum dengan penjelasan yang dilakukan oleh cindy disana. bukan hanya itu saja. dimatanya cindy terlihat sangan cantik dengan pakaian formal yang digunakan oleh dirinya

"sekian yang bisa saya jelaskan, apakah ada pertanyaan?" tanya cindy kepada orang-orang yang ada di depannya tersebut

semua orang yanga ada disana bertatapan satu sama lain, begnatian kemudian menatap cindy dengan tenang dan menganggukan kepalnya seraya berkata

"saya sangat suka dengan konsep yang andaberikan, jadi mulai kapan kita bisa untuk mengejarkan project ini?" tanyanya yang membuat cindy terkejut hingga dia terdiam di tempatya tersebut dan menatap pada orang itu yang cindy pahami orang tersebut sedang tersenyum meskipun tersenyum simpul nyaris tak terlihat. 

AT LASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang