"Ya, aku dan yang lain menunggumu dan calon istrimu nii-san"
"....."
"Baiklah"
Setelah Hinata menyelesaikan teleponnya, ia menghampiri Ino dan Sakura yang sedang terlihat sibuk di meja kerja mereka masing-masing.
"Apa kau sudah mengenal calon istri nii-san mu itu Hinata" tanya Ino ketika ia melihat Hinata sedang berjalan mendekat.
"Tentu saja, bahkan kalian juga mengenalnya" tersenyum lembut khas putri bangsawan.
"Oh ya? who's she?" kini Sakura terlihat tertarik dengan pembicaraan kedua sahabatnya.
"Lihat saja nanti, kalian akan terkejut saat dia datang kemari" mengabaikan tatapan penasaran dari Sakura dan Ino, Hinata saat ini sedang pura-pura mengerjakan design baju pada iPadnya sambil mendengus geli.
"Ahhh Hinata kau tidak seru sekali" kesal Sakura kembali menatap iPad miliknya.
"Sebentar lagi mereka akan sampai, jadi bersabarlah jidat" Ino mencoba menengahi.
Gadis berambut pendek bernama Matsuri menginterupsi interaksi mereka.
"Maaf mengganggu kalian, aku ingin memberi tahu jika Neji-san bersama calon istrinya sudah berada di ruang tunggu""Oh cepat sekali, baiklah... tolong sampaikan kepada mereka jika kita akan segera turun" ucap Sakura yang berdiri membereskan mejanya.
"Aku duluan, ayo Matsuri" ucap Hinata tak sabar bertemu dengan sepupunya.
Hinata dan Matsuri sudah hilang ditelan pintu lift yang baru saja tertutup.
"Apakah Hinata sangat merindukan sepupunya itu? bahkan dia meninggalkan kita" gerutu Ino.
"Tentu saja, kita bahkan tidak pulang ke mansion lebih dari 2 bulan" saut Sakura sekenanya.
"Nii-san..." panggil Hinata saat tiba di ruang tunggu. Menghampiri sang kakak sepupunya.
"Hey..." jawab Neji berdiri lalu memeluk sang adik sepupu kesayangannya.
"Hai Tenten-chan, lama tak bertemu" sapa Hinata yang sudah terlepas dari pelukan Neji.
"Benar...kau tahu? Nii-sanmu itu sangat overprotektif padaku. Aku bisa saja kesini sendirian tanpa harus menunggu jadwalnya kosong. Menyebalkan..." adu Tenten pada calon Adik Iparnya.
Neji hanya mendengus geli melihat ekspresi kesal Calon Istrinya itu."Hahaha... ya, pria menyebalkan itu sayangnya akan menjadi Suamimu sebentar lagi" gurau Hinata
blushhh seketika pipi Tenten memerah mendengar kalimat itu dan itu membuat Hinata tertawa. Sedangkan Neji hanya tersenyum tipis.
"Lama tak jumpa Neji-nii" sapa Sakura yang baru saja tiba di ruang tunggu bersama Ino.
Karena posisi Hinata dan Tenten membelakangi Sakura dan Ino, mereka segera menolehkan kepalanya. Dan....
"Ka kau?..." Ino terbata, karena terkejut melihat sahabat SMA mereka juga berada di sini.
"Hai Sakura, Ino. Senang bertemu dengan kalian" Tenten tersenyum lantas memeluk mereka bergantian.
"Jadi kau yang akan menjadi kaka ipar Hinata?" tanya Ino dengan nada terkejutnya.
"Tentu saja, apa kau pikir aku seperti sekretaris pribadi Neji-kun yang akan menemaninya melakukan fitting baju pengantin? yang benar saja Ino" kesal Tenten tak habis pikir dengan pertanyaan retorik Ino.
Merekapun tertawa atas respon Tenten. Neji yang terlewat peka ini tahu jika calon istrinya ini sedang kesal lalu mencoba untuk mencairkan suasana.
"Aku tau kalian sudah saling mengenal, aku sengaja untuk tidak mempublikasikan hubunganku dengan Tenten sampai aku benar-benar berada di jenjang serius dengannya" Neji berdiri di samping Tenten dengan tangan kiri yang melingkar di pinggang ramping Tenten.
KAMU SEDANG MEMBACA
One of the Girls
RomanceCinta ya? ahhh terlalu berat untuk mangatakannya saat ini. Laki-laki bajingan itu sungguh membuatku berpikir akankah aku bisa membuka hati lagi. Yahhh walaupun aku terlihat seperti tidak tersakiti tapi siapa yang tau isi hatiku saat ini selain dirik...