"Sangkara, Savana, Bunda, Ayah, tetap hidup ya. Tolong hidup lebih lama untuk Isha."
"Isha hidup tapi seperti mati, hanya tubuh Isha yang bergerak tidak dengan raganya."
"Untuk semua rasa sakitku, aku upayakan untuk memberi maaf seluas samudera, aku upayakan untuk terbebas dari amarahku."
Semua orang yang hidup dalam kehidupan Isha, akan ku buat semua menjadi karyaku yang tadinya hancur namun akan ku buat menjadi utuh seperti semula.
"Aku mau istirahat untuk waktu yang lama, aku mau tidur."
"Malam ini rasanya sunyi berbeda dari malam biasanya" lirihnya di akhiri dengan menelan sebuah obat.
Tolong temukan jasadku, dan bawa aku pulang ke pelukan orang-orang yang hilang.
Terimakasih untuk luka yang tak kunjung hilang sampai saat ini aku pergi.
Selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The last palette
Teen Fiction"aku ingin mati dengan keadaan bahagia karna karyaku sudah bisa di lihat oleh semua orang." Dalam cerita ini mungkin aku hanya seorang piguran bukan pemeran utamanya, jadi biarkan aku pergi.