sendirian

80 9 0
                                    

Malam ini hujan deras di tambah suara gemuruh petir, suasana sunyi terasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam ini hujan deras di tambah suara gemuruh petir, suasana sunyi terasa.

Erisha yang saat ini sedang berdiam diri di balkon kamarnya sembari duduk dan memeluk lututnya sendiri, sesekali ia melihat jam yang berada di meja.

Ia sedang menunggu Bunda pulang namun tak kunjung pulang, ini sudah menunjukkan pukul 10 malam namun Bunda belum terlihat.

Suara petir sangat keras membuat Erisha masuk ke dalam dan duduk di sudut kamar ia takut, di rumahnya tidak ada orang sama sekali dia benar-benar sendirian.

Ayah Isha takut Isha mau peluk Ayah, Isha takut petir. Isha sendirian Isha takut .....

Erisha sering sekali berada di posisi ini, Erisha takut dengan hujan karna jika turun hujan air mata pun akan ikut turun.

Bunda, Ayah.... Isha takut petir peluk Isha, Isha takut sendirian Isha takut.....

Hal yang bisa dilakukan saat ini hanyalah menangis dan berdoa semoga ada seseorang datang dan menemaninya sampai hujan reda. Sangkara?

Isha kangen sama Bunda, Ayah yang dulu selalu peluk Isha kalo ada petir, kita selalu kumpul di kamar ini.. main lilin, cerita sambil Isha tidur. Isha kangen semua itu Bun... Yah...

Flashback on

"Hujannya deras banget, tapi Ayah belum pulang juga." Ucap irna-Bunda.

"Bundaa Isha takut...."

"Sini sayang Bunda peluk, jangan nangis kan ada Bunda di sini kamu ngga sendirian sayang."

Erisha berlari ke pelukan Bunda, ia memeluknya dengan erat.

"Bunda... Isha... Ayah pulang nihh, sini peluk Ayah jangan takut sini Ayah peluk." Teriak Ayah dari luar sambil merentangkan kedua tangannya.

Rasanya hangat ketika keluarga sudah berkumpul seperti ini.

"Isha kalo hujan, Isha jangan takut. Kalo Isha takut dan Ayah Bunda ngga lagi sama Isha, Isha lari ke kamar duduk di sudut kamar nanti Ayah Bunda datang buat peluk Isha."

"Dan janji ngga nangis? Tetap duduk tenang nanti Ayah sama Bunda datang buat peluk Isha se erat mungkin."

Flashback off

Bohong itu semua bohong, lihat saja saat ini ia sendirian tidak ada seseorang yang datang untuk memeluknya.

"Kalian ke mana? Mana? Kalian ngga datang dan ngga peluk Isha, kalian bohong kalian ingkar janji kalian." Teriaknya.

Teriakan Erisha sangat keras mungkin orang-orang di komplek rumahnya akan mendengar teriakannya.

"Semua orang emang ngga peduli sama Isha, bahkan idola Isha juga sama, kenapa pada benci sama Isha?"

"Sha"

"Lo di mana? Lo gapapa kan?." Teriak Sangkara dari arah pintu utama.

Sangkara berlari menuju kamar, ia khawatir dengan keadaan Isha, ia mendengar teriakannya yang cukup keras karna kamar mereka berhadapan.

"Sha buka pintunya ini gue, gue di sini jangan takut."

Pintunya terbuka dengan sendirinya, ternyata pintunya tidak di kunci.

"Kara lo datang buat gue kan" lirihnya lemas.

"Iya Sha lo kenapa? Sini sama gue lo jangan nangis ada gue di sini" Sangkara menghampirinya dan ikut duduk lalu ia memeluknya.

"Makasih, makasih udah datang buat bantuin gue makasih kak."

"Gue di sini buat lo."

Tak terasa waktu sudah semakin larut, Erisha tertidur pulas di pangkuannya Sangkara, matanya sembab rambutnya terurai dan berantakan.

Sha gue ngga tau masalah apa yang sekarang lagi lo hadapin, maaf ya Sha maaf

*****

Suara mobil sudah terdengar di depan, yang artinya sudah saatnya Bunda berangkat bekerja, Bunda sama sekali tidak pernah membangunkannya.

Bunda pulang.

Erisha sudah siap untuk berangkat tapi ia berniat untuk melihat sarapan, namun hasilnya nihil Bunda tidak membuatnya sarapan, ia tidak menggubrisnya karna itu sudah menjadi hal biasa bagi Erisha.

Baru saja ia akan menghampiri Bunda untuk bersalaman namun ia telat, Bunda pergi begitu saja tanpa menyapa putrinya sedikit pun.

Bunda kenapa selalu kayak gini?

Terkadang ia merasa bingung, apa salahnya sampai-sampai Bunda memperlakukannya seperti ini ia seperti tidak di anggap ada di rumah ini, namun itu benar apa adanya.

Ayah
Hallo Isha apa kabarnya? Udah sarapan belum?

Erisha
Isha udah sarapan ko Yah, kabar Isha juga baik ko, Ayah ngga lagi berantem sama Bunda kan yah?

Ayah
Engga dong, kamu kenapa tiba-tiba nanya itu? Bunda kenapa sayang? Isha jangan diemin Bunda terus-terusan ya sayang? Kasian Bunda.

Erisha
Bunda baik-baik aja ko, Ayah Isha kangen sama Ayah boleh Isha susul Ayah ke sana? Isha udah bisa pergi sendiri sekarang Isha udah SMA, boleh kan Yah?

Ayah
Jangan sayang, tunggu Ayah pulang, Ayah pasti pulang. Ayah juga udah kangen sama Isha Ayah mau peluk Isha.

Setiap saat yang Ayah katakan selalu itu-itu saja, namun tidak ada yang di lakukan, bertemu? Sudah hampir 3 tahun Erisha tidak bertemu dengan Ayahnya.

Jakarta-Bandung tidak sejauh itu, mengapa Ayah selalu tidak bisa melakukannya, bahkan di saat hari libur.

*****

"Savana, ruangan Ka El ada di sebelah mana ya?" Tanya Erisha.

Entah siapa yang salah, namun perkataan Erisha tidak di dengar apa mungkin Savana sedang mendengarkan musik?

"Savana"

Savana bangkit dari tempatnya duduknya dan ia menyenggol palet yang ada di meja, Savana pergi tanpa mengucapkan satu kata pun.

Sialnya cat yang ada di palet mengenai baju yang di kenakan Erisha, catnya cukup banyak.

Aku seburuk itu ya?


Okee segitu duluu Babay
Ig akuuu:
urfairyysetia

The last palette Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang