Jimin kembali melajukan mobilnya, membelah jalanan kota menuju kediaman Yujin sesuai dengan permintaan gadis di sampingnya. Hatinya merasa sedikit tenang ketika melihat keadaan Areum yang mulai membaik.
Areum masih setia dengan keterdiamannya. Ia menatap kosong jalanan di depan, sembari tangannya memilin gelang yang masih melingkar apik di tangannya. Ia kembali teringat ketika Yoongi memberikan gelang ini, penuh kejutan dan membuat hati Areum berbunga-bunga. Areum melepas gelang tersebut, menggenggam dan segera memasukkan gelang itu ke dalam tasnya.
"Kenapa kau lepaskan?" Jimin tiba-tiba bertanya seraya menoleh seklilas ke arah gadis di sebelahnya.
"Apanya?" Areum megerutkan keningnya, merespon pertanyaan dari Jimin.
"Gelang itu, kenapa kau lepaskan?" Ucap Jimin memperjelas pertanyaannya.
"Ah itu.." Areum terdiam, dan memalingkan wajahnya dari Jimin. Dadanya masih sesak ketika ia teringat Yoongi kembali.
"Areum-ah, wae?" Jimin kembali membuka suara, sebab ia melihat Areum yang hanya diam.
"Gelang ini.. gelang ini dari Yoongi, Jim" Areum dengan ragu berujar pelan.
Jimin mengulum bibirnya, menyesal telah bertanya hal itu pada Areum, "Mian" Ucapnya pelan.
"Aku sudah baik-baik saja, Jimin-ah. Gwenchana" Areum berujar seraya tersenyum menenangkan.
Areum masih setia memandang wajah Jimin. Wajah seorang pria yang pernah menyatakan cinta padanya, namun ia tolak demi laki-laki yang ternyata hanya memberi harapan palsu untuknya.
Areum membayangkan, jika saja hatinya bisa memilih ingin di bawa kemana, sungguh Areum ingin menyerahkan hatinya pada Jimin si pria serupa malaikat yang sayangnya tidak bisa ia cintai.
Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Begitupun Jimin yang sibuk dengan kemudinya, perjalanan satu setengah jam terasa lebih lama sebab jalanan yang ramai malam ini.
Areum memejamkan matanya sejenak, seakan tengah mengisi daya dirinya yang sedang lelah. Bukan, bukan lelah fisik yang ia rasakan, melainkan lelah hati yang tengah dirasakannya. Ia tersenyum miris, meratapi dirinya yang hanya di permainkan oleh Yoongi. Ah tidak, sepertinya Yoongi tidak mempermainkan dirinya, tetapi dirinya lah yang terlalu percaya diri sudah berpikir Yoongi tertarik padanya.
Baru saja ia merasakan jatuh cinta, namun semua ini harus terhempas dan di renggut paksa oleh fakta yang sebenarnya. Belum juga Areum memulai alur cerita cintanya, namun sudah bertemu dengan tanda titik yang mengakhirinya. Apakah mungkin ini akhir dari kisah cintanya? Atau ia masih akan menemukan tanda-tanda titik yang lainnya?
Menit detik berlalu, Jimin masih fokus dengan kemudinya. Sesekali netranya melirik gadis di sampingnya. Tak salah ia memilih untuk keluar rumah ketika sore tadi, alhasil ia menjadi tempat keluh kesah bagi gadis pujaannya ini.
"Areum-ah, kau ingin mampir makan malam dulu?" Ucap Jimin dengan mata yang masih fokus ke depan.
Jimin mengerutkan kening karena tidak ada jawaban dari gadis di sampingnya. Seketika ia menolehkan wajahnya ke samping, dan senyumnya terbit kala ia melihat gadis pujaannya tengah tertidur pulas
"Ah, dia tidur rupanya. Pantas saja sedari tadi tidak bersuara" Gumam Jimin sembari terkekeh pelan, sebab ia takut jika kekehannya mengganggu tidur nyenyak dari sang gadis.
Jimin merasa lega, sebab Areum mulai menyudahi kesedihannya. Sungguh ia tidak ingin gadis yang masih di cintainya ini berlarut-larut dalam masalah ini. Ia paham rasa sakit yang Areum alami. Bayangkan saja, perempuan mana yang tidak merasa kecewa jika mengetahui bahwa pria yang di cintainya telah memiliki kekasih. Apalagi, yang ia tahu ini kali pertama Areum jatuh cinta pada seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTIL I FOUND YOU || MYG ✔️ (TERBIT)
Fanfiction📌Silakan Order Melalui Shopee: Lilacscreative📌 Perkara tak sengaja menumpahkan kopi di baju Min Yoongi, dosen baru di kampus, membuat Lee Areum menjadi dekat dengan pria matang itu. Terlebih, setiap perlakuan khusus Yoongi padanya, membuat perasaa...