Chapter 6 : who?

62 6 1
                                    


Tak terasa bahwa Daniel sudah memasuki bulan kedua nya di sekolah tersebut.
entah, sekolah di sana ternyata biasa saja, dia pikir bakal wow banget.
tapi bener sih
soalnya waktu pada tahu Daniel sekolah di sana kek ga percaya soalnya tampang Daniel kek anak kagak waras dalam artian kek anak berandalan.

Daniel pikir cuman dia yang di katain begitu, rupanya kakaknya juga di katain begitu.
memang nasib mereka berdua dikatain berandalan.

Seperti biasa di hari Senin, Daniel akan bangun jam 4:30 dan mandi.

Sebenernya dia malas sangat, apalagi hari senin harus upacara lagi.
Daniel ingin ngeluh tetapi ga bisa, karena kalau dia ngeluh dia bakal di bandingin sama Abangnya,.
apalagi Daniel sendiri juga termasuk nya anak yang aktif juga di bidang pramuka, sama paskib waktu kelas 9.
Daniel ngikutin jejak Abangnya, Nick.

Saat Daniel ingin membuka pintu kamarnya untuk mandi, dia bertatapan dengan Abangnya yang sepertinya ingin mandi juga, terlihat handuk yang dia lilitkan di bagian leher.
Nick yang mendapati keberadaan Daniel yang juga ingin mandi langsung mendengus.

"Niel, mandi aja duluan. Ntar kalau udah, bangunin gue ye?"

Belum sempat Daniel menjawab, Nick langsung menutup pintu kencang.

Daniel yang mendapati respons tersebut hanya menghela napas dan pergi ke kamar mandi.

***

Setelah selesai Mandi, tentu seperti yang di bilang oleh Nick untuk membanguni nya setelah mandi.

"Heh, bang. Bangun anjir, disuruh bangun sama ibu."

Ucap Daniel sedikit mengancam

tetapi Nick hanya mendengus.

"10 menit lagi, niel. Ngantuk bener gue"

"Ndas mu 10 menit, kalau dimarahin sama ibu, bukan salah gue ya bang."

Ucap Daniel dingin sembari kembali ke kamarnya.

Nick yang mendapati jawaban tersebut, tak peduli dan melanjutkan tidurnya.

Daniel kembali ke kamarnya dan tak lupa untuk memakai seragam putih abu nya, dan juga mengemaskan buku-buku yang sengaaj dia tak kemaskan saat malam, biasalah, Daniel itu pemalas.

Dia mengambil dasinya dan memakainya, tetapi di sisi lain dia juga tak juga ingin benar-benar memakai dengan baik, jadi dengan begitu. Daniel bodo amat dengan keadaan dasinya sekarang, siapa tahu di benerin dasi sama Marvin, pikir Daniel.

Daniel segera ke bawah untuk menyantapi sarapan yang telah di buat oleh ibunda tercinta, yang telah menyajikan sarapan di meja.

"Eh, Niel. Abang mu mana?"

"Oh, Abang tidur bu,"

"Loh, kamu ga bangunin toh niel?"

"Udah, Cuman tidur lagi aja sih"

Ucap Daniel sembari mennduduki dirinya dan memakan sarapannya.

Ibunya yang mendapati respons tersebut hanya bisa menggelengkan kepalanya dan segera ke atas.

"NICHOLAS ADIPTA, BANGUN! UDAH JAM BERAPA INI!"

Teriak ibunya dari lantai dasar dan segera naik lantai atas untuk membangunkan anak pertamanya tersebut.

Daniel yang mendapati respons tersebut hanya bisa menyeringai dan melanjutkan sarapannya.

sesudahnya menyelesaikan sarapannya, Daniel langsung pamit ke ibunya dan mengambil kunci motornya dan segera pergi untuk ke rumah Marvin.

***

Marvin yang baru saja keluar dari rumah nya karena mendapati pesan dari adkel nya yang telah memberi tahu keberadaannya langsung pamit ke bundanya dan keluar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Daniel & Marvin | YeonBinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang