(5) Terbang ke Angkasa

193 139 105
                                    

Happy reading, guys💐

*
*
*

"Kak Sena, kak Sena!" Panggil seorang anak laki-laki berseragam SMP.

"Iya kenapa?" Senaya menghampiri anak laki-laki itu dengan senyum yang terpampang jelas diwajahnya.

"Kak Sena kok cantik banget sih. Kasa jadi iri deh," cemberut anak laki-laki bernama Kasa.

Senaya terkekeh kecil, "iri kenapa?"

"Ya karna kak Sena cantik, cantikk bangett!"

"Kaka kan emang cantik. Kalau kamu itu ganteng, ganteng bangett!" ujar Senaya meniru gaya bicara kasa sambil memujinya balik.

Kasa tertawa. Senyuman manisnya terlihat indah. Senaya serasa sedang berbicara dengan seorang pangeran kecil dari negri dongeng.

Senaya mengelus kepala Kasa, tingkah manis Kasa selalu membuatnya merasa senang.

"Langit Angkasa Abitama."

Angkasa menoleh, "kenapa kak?"

"Nama kamu Langit Angkasa, tapi kenapa kamu lebih suka dipanggil Angkasa? Kan bisa dipanggil Langit?"

"Suka aja, aku suka angkasa. Karena angkasa itu luas, luas banget!"

"Langit juga luas"

"Gak. Langit kurang luas, aku maunya Angkasa," cetus anak laki-laki berseragam SMP itu.

"Karena angkasa itu luas, Kasa selalu pengen terbang ke angkasa. Pasti menyenangkan"

"Iya. Pasti menyenangkan!" Senaya berseri mendengar impian angkasa.

"Tapi kan gak mungkin ..." Angkasa menjadi murung.

"Gak ada yang gak mungkin. Selama Angkasa mau berusaha maka segala sesuatu akan menjadi mungkin," jelas Senaya berniat mengembalikan senyum lebar Angkasa.

Angkasa mendongak menatap wajah Senaya. Deret giginya terlihat rapi ketika tersenyum lebar. Senyuman yang manis.

"Benarkah?"

Senaya mengangguk.

"Kalau gitu kasa akan berusaha sekuat mungkin. Demi kak Senaya!"

"Demi diri Angkasa sendiri. Bukan demi kakak."

"Terserah. Pokoknya Angkasa mau terbang setinggi mungkin, hingga menyentuh angkasa!" Cetus anak laki-laki diakhiri dengan gelak tawa.

Senaya tertawa kecil melihat tingkah lucu Angkasa. Ia mulai berpikir bahwa sebenarnya Angkasa hanya ingin menjadi seorang astronot.

Saat itu Senaya terlambat, terlambat untuk menyadari bahwa ucapan Angkasa bukan hanya impian semata dari anak yang baru memasuki bangku Sekolah menengah pertama.

Kata-kata yang diucapkan Angkasa. Impian yang menjadi kenyataan, mungkin itu yang terjadi.

Suatu tragedi yang benar-benar membawa Angkasa terbang tinggi, lebih tinggi daripada Angkasa itu sendiri.

ARSENAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang