(6) Menjenguk Arsen

192 134 144
                                    

Happy reading, guys💐



Helm half face berwarna merah muda bertengger manis di kepala Senaya. Hari ini Senaya memilih mengendarai motor Scoopy yang baru dibelinya beberapa bulan yang lalu.

Mood Senaya pagi ini sangatlah bagus entah kenapa dan semoga saja harinya tidak diganggu siapapun.

Sampailah ia diparkiran SMA Binar Berlian. Senaya memarkirkan motornya diparkiran khusus kendaraan roda dua. Gadis itu berjalan dengan riang gembira ke kelasnya, dirinya juga sesekali menyapa siswa lain yang berlalu lalang.

Senaya memasuki kelasnya kemudian mendudukkan pantatnya di kursi miliknya, disampingnya ada Chika yang tengah mengerjakan PR-nya.

"Eh Naya, udah datang lo," Chika baru sadar bahwa Senaya berada disampingnya sambil memainkan handphone-nya.

"Asik bener lo kerja tugas, tumben?" ujar Senaya.

"Pengen aja," ucap Chika kembali menjawab soal-soal di bukunya.

"Gak biasanya."

Senaya merasa heran kepada sahabatnya yang secara tiba-tiba rajin mengerjakan PR-nya, pasalnya Chika selalu menitipkan PR-nya pada salah satu murid beasiswa di kelasnya lalu membayarnya dengan uang.

"Diem deh lo."

"Hello epribadeh!!" seru seseorang diambang pintu kelas 11 MIPA 2. Lelaki dengan kacamata hitam yang bertengger manis di matanya. Dia adalah Athariz Edrick.

"Berisik lo," ujar lelaki disampingnya yaitu Dava.

Kedua lelaki itu berjalan ke meja Chika, memperhatikan gadis berpita merah itu yang sedang sibuk mengerjakan PR-nya dengan tekun.

Merasa sedang diawasi, Chika lalu mendongak menatap kedua lelaki itu.

"Ngapain lo berdua?" tanya Chika sedikit emosi.

"Santai Nesta, kita cuman merhatiin lo kok, gak ganggu!" ujar Dava.

"Lo ngapain nes?" tanya Edrick, tanpa mengalihkan pandangannya dari buku Chika.

"Buta lo? Jelas-jelas gue lagi nulis!" ucapnya kesal.

"Sorry, nih kelas tiba-tiba jadi hitam, ngapa dah?" Sudah jelas bukan, itu karena Edrick mengenakan kacamata hitam.

"Tolol dipelihara, ya gini," gumam Dava.

Edrick membuka kacamata hitamnya, matanya terbelalak kaget.

"What! Lo ngerjain PR sendiri!?" pekik Edrick terkejut, hal itu mengalihkan perhatian beberapa teman kelas mereka.

"Wah Chika udah rajin sekarang!" sahut amel - murid beasiswa di kelas mereka.

Chika menatap Edrick dengan tatapan membunuh, ia berdiri dari tempat duduknya lalu dengan sengaja menginjak kaki Edrick dengan sangat kuat.

"Aww tolol! Sakit asu!"

"Rasain lo," Chika tersenyum kemenangan melihat Edrick yang tampak kesakitan.

"Lepasin gak!?" Ancam Edrick.

"Gak!" Tolak Chika yang semakin menguatkan cubitannya.

Edrick mencubit lengan Chika dengan sangat kuat membuat sang empu kesakitan dan melepas pijakan kakinya.

"Asu! Ngajak berantem lo hah!?" geram Chika menendang kaki Edrick tepat di bagian tulang kering lelaki itu.

"Anjing!" umpat Edrick. Kakinya sangat sakit karna tendangan Chika, belum lagi bekas cubitan di lengannya masih terasa sakit dan berbekas kemerahan.

ARSENAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang