(3) Selingkuh

203 146 129
                                    

Happy reading guys💐



"Mama kamu itu selingkuh tau!"

Senaya terkejut mendengar ucapan sang papa, selingkuh? Wow! Batinnya.

"Sembarangan!" Kesal Clara memukul pelan lengan Irwan.

Sementara Irwan terkekeh melihat muka Clara yang tampak memerah karena kesal.

Senaya menopang dagunya dengan kedua tangan, "btw selingkuhan mama ada berapa? Ganteng gak?" Tanyanya sambil menatap sang mama dengan tatapan berbinar.

"Sena ...." Lirih Clara tak percaya.

"Berapa ya Sena? Satu, dua atau lima!?" Seru Irwan dengan berpura-pura menghitung menggunakan jarinya.

"Tidak sena! Cuman satu!!" Reflek Clara, lalu menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang dikatakannya.

Senaya tercengang tak percaya, "kok cuman satu!?" Ucapnya kecewa.

"Sudahlah! Makan saja dan jangan bicarakan itu lagi!!" Geram Clara.

Senaya pun kembali memakan makanannya begitupun dengan kedua orangtuanya.

Setelah drama makan malam terlewati kini Senaya tengah asik menonton drama di ponselnya, hingga tiba-tiba terhenti karena sebuah panggilan telepon.

"Papa ngapain sih!? Ganggu aja tau gak!"

"Sorry deh!"

"Kenapa sih pa," tanya senaya.

"Temanin papa yuk! Papa bosen nonton sendirian"

"Ngak mau-"

"Papa baru aja beli cemilan nih!"

Tuttt.

Senaya bergegas turun kelantai bawah untuk menghampiri papanya, cemilannya.

Sementara Irwan sedang menatap sekantong cemilan yang dibelinya tadi.

"Dan satu, dua, tiga," gumam Irwan.

"Papa, I'm coming!" Seru Senaya mendudukkan tubuhnya disamping sang papa.

"Giliran makanan cepat!" Cibir Irwan berkacak pinggang.

"Gapapa," Senaya terkekeh kecil lalu mengambil kantong yang berisi beberapa cemilan.

Senaya membuka bungkus cemilan itu lalu langsung melahapnya.

"Sena masih penasaran sama selingkuhan mama, emang benar mama punya selingkuhan?" Tanya Senaya sembari mengunyah cemilan yang diambilnya tadi.

"Iya mama kamu emang punya selingkuhan, mau papa ceritain gak?"

Senaya hanya mengangguk lalu merubah posisi duduknya menghadap papanya, siap untuk mendengar cerita tentang mamanya.

"Dimulai saat kamu menginjak usia 12 tahun, saat itu adalah saat dimana penyakit kamu makin parah. Karena stress dengan kondisi kamu mama kamu pun mulai mencari pelarian agar tidak terpaku terus untuk merawat kamu,"

ARSENAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang