bodoh vs cacat

871 29 2
                                    

Rista tengah menjalani kehidupan impiannya, menjadi ikan asin dengan alasan kemageran yang sedang di tingkat tertinggi. Di dampingi robot cerdas yang melayaninya sepenuh hati.

Membaca novel, sambil rebahan di kursi malas di temani secangkir kopi dan sepiring kue manis kesukaan adalah tingkat bahagiaan yang tiada tara bagi rista. Memang random tapi bisa menghilangkan penat karena harus berpura - pura bodoh setiap saat.

"Nyonya, tuan akan kembali sebentar lagi." ucap robot di samping rista.

"Panggil aku nona, bukan nyonya." ucap rista, "Masih muda gini kok di panggil nyonya, ck."

"Tapi, anda sudah menikah."

"Oh, lalu? Kalo nikah berarti tua? Ya udah, cerai saja." ucap rista acuh, "i'm single, i'm very happy."

"Kamu tidak bahagia menikah dengan ku." ucap arka sambil menjalankan kursi rodanya mendekati rista, "Padahal kamu memiliki kebebasan mutlak mesti jadi istri ku." cibir arka.

"Hello, aku cuma mau jadi ikan asin, bukan istri orang dingin seperti kulkas dapur."

"Dari mana kamu tau aku dingin? Bukannya kamu menghindari ku seperti wabah penyakit?"

"Tentu saja aku harus menghindari mu, siapa yang tahan sama wajah datar tanpa ekspresi itu."

"Aku tidak menyangka kamu begitu cerewet jika melepas topeng bodoh mu."

"Dih, aku gak nyangka kamu bucin ke aku."

"Kapan aku bucin?" bantah arka

"Loh, kalo gak bucin ngapain maksa maksa nikah sama aku, kita aja gak deket kok. Apalagi aku terkenal bodoh."

"Harusnya kamu beruntung dong, punya suami seperti ku meski kamu bodoh."

"Jangan lupa, kata orang, kamu beruntung meski cacat punya istri secantik aku."

"Oh, memang kamu cantik?"

"Ck, lihat saja sendiri, cantik, kaya, mandiri, mempesona, bikin tergila-gila. Coba mereka tau siapa aku sebenarnya, pasti pada antri jadi suami ku. Huh."

"Oh, sayang sekali kamu sudah resmi jadi istri ku, mau jadi suami mu? Mimpi."

You and I are remembered in the storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang