PM 6

74 5 2
                                    

40 menit lagi jam 12:00 WIB, dengan santai aku mandi dan mempersiapkan diri untuk sekolah, untung saja aku bukan tipe orang yang mandi lama sekali, jadi hanya 10 menit aku sudah selesai mandi. Kemudian aku memakai seragam kebanggan yaitu seragam ' PRAMUKA ', memakai atributnya seperti telah berjaya rasanya.

"Hee bukannya cepetan udah jam 12 juga nanti lu telat !" tegur kakakku.

"Iyah ini juga udh beres."


Setelah itu aku memakai sepatu convers hitamku, karena hari ini papaku kerja menggunakan motor jadi dengan terpaksa hari ini aku tidak diantar kakakku. Aku pun berjalan menuju jalan raya, maklumlah aku kan sudah pernah memberi tahu kalian kalau rumahku itu didaerah terpelosok.

Saat sedang menunggu angkutan umum, aku bertemu dengan Ukma temanku dan akhirnya kamu berangkat sekolah bersama. Dimobil kami hanya sibuk dengan aktivitas. Masing-masing, aku sibuk dengan handphone dan earphoneku begitu juga dengan Ukma.

Masalah kembali datang dihari ini, entah ada apa ? Apakah aku memang tak pantas untuk merasakan indahnya hidup tanpa beban, Cha membuka pesan dihandphoneku. Ya sulit untuk dijelaskan, mereka tak tahu yang sebenarnya jadi mereka gak akan ngerti semua itu.
Cukup aku, dan Allah yang tahu semua ini.

Sebenarnya pesan itu memang untuknya tapi aku tak bermaksud menyakitinya. Dia tak tahu kalau aku memang sering minta solusi kepada Jane dan Ires, tapi yasudahlah nasi sudah menjadi bubur. Aku bukan orang yang bisa menyimpan kebenaran jadi aku hanya diam dan istighfar saja biar hatiku merasa baikan.

Masih jam pelajaran Bahasa sunda aku dan Jane tiduran dikelas, karena kelasku tak ada kursi dan meja jadi kami duduk dikarpet. Eby dan Ita pun tak menemaniku aku yakin pasti Cha, Opa tak akan mengerti akan semuanya, jadi akan aku biarkan saja. Suatu saat nanti aku yakin mereka akan mengerti semua ini.


Pelajaran kimia telah dimulai, aku mengeluarkan semua buku kimia. Karena ada remedial jadi terpaksa aku harus mengerjakan soal yang lumayan sulit.
Aku melihat Cha dan Opa tak melihat lembar jawabanku tak seperti biasanya. Yasudahlah, aku hanya mencoba diam dan bercanda dengan sahabatku Ires. Mulai dari candaan biasa sampai candaan yang sangat membuat perutku sakit karena tertawa.

"Res tau gak lagu dangdut yang gini nih liriknya ' ku menangis bukan karena putus cinta ' hahaha." sontak saja Ires langsung tertawa

"Iyah tau, kan ka Gem juga pernah nyanyi dangdut Sas waktu dimusholah kita SMP gini ' basah basah basah tubuh ini ' haha."

Ka Gem adalah orang yang Ires sukai, aku dan Ires sama sekali belum pernah pacaran makanya kami dijuluki single senior oleh Uti.

"Haha emang iya dihandphonenya Gem aja ada lagu kopi darat haha."


Kami tertawa seperti lupa daratan, sampai-sampai guru kimia yang berlogat jawa jika bicara itu bicara ' ayo semuanya ditukar kita periksa sama-sama '
Aku dan Ires pun diam dan langsung fokus kepada pelajaran.

Dengan logatnya yang membuat semua anak-anak dikelas tertawa kecil apalagi saat dia mengatakan huruf ' D ' haha sungguh sangat lucu namun Jawa juga adalah kampung halamanku juga jadi aku bangga karena banyak orang jawa yang tidak menghilangkan logatnya.

TETT.....TETT....TETT

Bel pulang sudah berbunyi dan kami pun merapikan semua buku kedalam tas, seperti biasa aku selalu pulang bersama Ires. Jadi ya bisa dibilang aku dan Ires sudah kaya anak kembar. Ditambah lagi aku bertemu dengan Ukma dan temannya Adel, berhubung kami satu jurusan angkutan jadi kami berempat menaiki angkutan umum yang sama. Diperjalanan aku membuat candaan kecil yang tak ku sangka akan membuat mereka tertawa.

Putri Malu (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang