WAJIB FOLLOW SERTA VOTE DAN KOMEN GUYS!
Sesampainya disana, Sabila tidak langsung turun membuat Rey binggung "Kenapa hmm?" Sabila menghadap kakanya dan memejamkan matanya sebentar "Kaka ga ada bilang kalo temen-temen kaka sebanyak itu. Bila malu."
Rey berdecak pelan "gue kira apaan, ayo buruan gabakal digigit lo tenang aja." Rey membuka pintu mobil dan berjalan menuju teman-temannya. Sabila tak beranjak sama sekali, tak lama Rey membuka pintu disisinya membuatnya terperanjak karna terkejut sabila memukul pelan lengan kakanya "KAKAK, sabila kira siapa tadi."
"Mau turun atau kita pulang aja sekarang?" Sabila memandang kakanya "iya iya sabila turun tapi tungguin."
Sabila mengandeng lengan kakanya teman-teman kakanya bersiul mengoda Sabila membuatnya risih.
"Bening banget buset Rey."
"Kiww sama abang aja sini dek."
"Yang modelan gini nih yang cocok sama gua." Dan masih banyak celotehan teman kakanya yang semakin membuat sabila mencengkram lengan kakanya kuat. Jujur sabila takut dan malu karna hanya dia yang perempuan disini.
"Diem, adek gua takut." Rey membawa sabila untuk duduk dimeja yang berisi teman-teman yang sudah biasa dia ajak untuk main kerumah.
Sabila langsung semangat saat melihat Gema, entah kemana rasa gugupnya tadi saat bertemu teman-teman kakanya yang lain. Rey tersenyum tipis saat melihat kelakuan adiknya.
"SABILAAA, LO YAA DITUNGGUIN GA TURUN-TURUN." Sabila juga menyambut Gema dengan heboh "SABILA MALU KA GEMA, KA REY GA ADA BILANG KALO TEMENYA BAKAL SEBANYAK INI."
Saat gema akan menyentuh tangan Sabila untuk diajaknya berputar Rey langsung mengengam tangan Sabila "Gausah pegang-pegang adek gue. Banyak kuman lo." Semua yang disana tertawa puas tak terkecuali Sabila. Gema menunujkan ekspresi pura-pura sedihnya yang langsung dilempar kulit kacang oleh Sadam. "Muka lo biasa aja njir, mual gue." Gema langsung memberikan jari tengahnya pada sadam.
Hallo, Ka Sadam, Ka Nathan mereka berdua tersenyum manis "duduk bil gacape lo berdiri terus" Nathan menarik kursi disebelahnya untuk Sabila tapi tangan Sabila langsung ditarik Rey untuk duduk disebelahnya "Sini aja." Sabila menatap kursi itu "Tapi Sabila mau sama ka Gema kaa." Rey menarik lembut tangan sabila untuk duduk disampingnya "Sini aja bila, Gema lagi sinting soalnya." Gema pun menatap Rey horor.
Rey memesankan makanan untuk adiknya, dia tahu adiknya pasti belum makan dari tadi siang apalagi adiknya sangat pemilih dalam segi makanan. Rey bertanya pada sabila "Nasi goreng mau?."
Sabila menggeleng "Sabila mau pasta ya, bulan ini sabila belum makan pasta ko, sabila bener gabohong." Rey menganguk mengiyakan. Ingatkan Rey untuk tidak membelikan makanan seperti ini untuk satu bulan kedepan. Bukannya apa tapi tubuh Sabila tidak bisa mengonsumsi makanan-makanan junk food seperti ini.
"Minumnya terserah kaka, Sabila mau ke ka Gema dulu mau ambil YUPI." Sabila bangkit dan menghampiri Gema.
Sabila kembali dengan sepuluh kotak yupi ditanganya, wajahnya terlihat sangat senang apalagi setelah mendapatkan permen kesukaanya.
"Buset bill ompong gigi lo nanti." Sadam tak habis fikir dengan otak gema membelikan Sabila Yupi sebanyak itu yang sudah jelas-jelas Rey larang untuk memakanya terlalu banyak.
"Delapan kotaknya buat gua deh ya bil" Nathan juga ikut gemas dengan kelakuan Gema.
"Ga bisa ka Nathan ini punya Bila, kalo kaka mau minta aja sama ka Gema." Sabila menyengir lucu dan memeluk yupinya.
Sabila kembali duduk disamping Rey "Ka liat Sabila dapet sebanyak ini dong." Rey hanya menganguk dan mengelus rambut Sabila. Tak tahu saja Rey sudah merencanakan untuk membuang yupi-yupi sialan itu nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
SABILA SAVINA
RomanceSabila Savina gadis cantik yang memutuskan untuk berkerja saat usianya baru menginjak 18 tahun, disaat teman - teman seusianya asik menikmati bangku kuliah dia lebih memilih bekerja karna tidak ingin merepotkan siapapun. "Permisi pak, ini berkas ber...