Chapter 18

6.8K 923 45
                                    

"Terima kasih" Renjun keluar dari mobil milik Hema lalu tersenyum dan melambaikan tangannya, Hema yang melihat itu ikut membalas senyum milik roxy lalu menganggukan kepalanya setelah itu mobil Hema melaju pergi meninggalkan renjun sendiri di depan rumah yang belum pernah dia datangi sebelumnya.

Renjun hanya tau gedung apartemen miilik roxy, karena saat pertama kali dia membuka mata berada disana dan belum pernah sekalipun melihat rupa rumah orang tua Roxy, ternyata setelah di lihat langsung persis seperti yang di deskripsikan dalam webnovel.

Pagar rumah yang menjulang tinggi, halaman yang begitu luas terkesan mewah dengan bangunan tinggi dan lebar. Pantas saja mama Roxy begitu mudahnya membelikan hadiah satu unit apartemen untuknya, belum lagi uang bulanan yang angkanya begitu besar bahkan renjun berpikir jika di kehidupan nyata jika orang tuanya memberikan uang sebanyak ini maka dia akan menginvestasikan untuk membeli tanah di pedesaan untuk di tanami gamdum atau padi owh- haruskah dia melakukan juga sekarang (?) mungkin akan renjun pikirkan nanti.

Renjun yang merasa bosan harus menunggu yevany sendirian di apartemen hingga jam pulang ospek, memiliki ide untuk mengunjungi rumah orang tua roxy dan sekaligus ingin mengetahui seberapa acuhnya orang tua roxy terhadap dirinya. 

Dengan langkah pelan renjun berjalan masuk kedalam rumah, satpam dengan sigap langsung membukakan pintu dan mempersilahkan masuk begitupun juga pembantu yang menyambutnya dengan senyuman hangat. Berapa lama roxy meninggalkan rumah orang tuanya dan kenapa semua orang yang bekerja disini tampak sangat antusias dengan kehadirannya, apakah roxy memperlakukan mereka dengan baik (?) karena di dalam webnovel tidak ada sama sekali adegan roxy membentak atau berlaku kasar pada pembantu di rumah orang tuanya. 

"Kakak?" Renjun yang baru memasuki pintu depan rumah di kejutkan dengan kehadiran seseorang yang tiba-tiba memeluknya, reflek tubuh roxy ikut membalas pelukan tak kalah erat seolah perasaan yang sama rindunya dan rasa kekosongan yang dia rasakan selama dia disini seolah terisi kembali, rasanya sangat hangat. 

"Bibi pengen ikut kakak aja ke apartemen, di sini gak betah" Bisiknya pelan, jadi orang ini adalah pekerja yang membantu orang tuanya untuk membersihkan rumah. 

"Kemana papa dan mama?" Renjun tidak menjawab pernyataan yang bibi katakan, karena renjun sendiri binggung untuk menjawab pernyataan yang di lontarkan.

"Ibuk sama bapak lagi di ruang keluarga, mau dianterin?" Renjun menggeleng sebagai penolakan lalu berterima kasih dan pamit undur diri untuk pergi menghampiri kedua orang tua roxy. 

Renjun tidak tau tata letak rumah orang tua roxy, karena ini pertama kalinya menyambangi rumah ini belum lagi begitu megahbdan luas. Kali ini renjun hanya mengandalkan firasat miliknya, renjun berjalan tak tentu arah lalu langkahnya terhenti ketika mendengar suara 2 orang yang tengah bercengkraman. 

"Papa beneran bakal bawa yevany? Terus roxy siapa yang ngurus?" Merasa namanya terpanggil, renjun dengan langkah pelan tampa membuat suara, bersembunyi di balik dinding. 

"Roxy dia sebentar lagi juga udah lulus kuliah, setelah bisa mendapatkan pekerjaan dia sudah tau cari makan sendiri" Renjun tidak tau tentang pembicaraan apa yang mereka sampaikan, tapi tangan miliknya terkepal dan ada emosi tertahan di dalam dadanya. 

"Jangan memanjakan yevany, kenapa tidak tinggalkan saja dia dengan roxy? Lebih baik belajar dengan kakaknya" Perkataan itu hanya di balas gelak tawa dan renjun sama sekali tidak paham di mana letak lucunya. 

"Anak yang sok dewasa itu? Kamu mau yevany mengikuti sifat tidak sopan milik anakmu? Yevany ikut roxy karena dia polos tidak tau mana yang baik dan buruk untuk masa depan dia sendiri" Sekarang renjun paham kenapa roxy begitu membenci kedua orang tuanya dan adiknya yevany. 

My Brother Is Protagonis [noren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang