Bab 01 (No prolog)

1.6K 104 24
                                    

Follow+vote sebelum membaca, satu vote menambah semangat author.

Bramathar Adiwinata, kini cowok badboy itu tidak bisa apa-apa. Dia harus mempertanggung jawabkan perbuatanya pada Alma. Gadis itu kini tengah mengandung anaknya.

Rasanya Athar ingin kabur dari sana, tapi dia bukan cowok breng sek yang berani berbuat tapi tak berani bertanggung jawab.

"Bang! Pokoknya Lo gak boleh kabur! Lo harus tanggung jawab sama apa yang Lo lakuin!" gadis kecil yang sedari tadi membaweli Athar berhasil membuatnya pusing.

"Iya-iya! Mana ada seorang Bramathar kabur dari tanggung jawab!" jelas Athar.

Athar memang terkenal badboy, tapi dia tidak pernah lari dari apa yang seharusnya.

•••••

Ditempat lain, seorang gadis tengah menangis tersedu-sedu.

"Tan, Apa Lo yakin Athar mau nikah sama Gue? Hiks!" ternyata dia adalah Alma, lebih tepatnya gadis yang mengandung anak dari Athar.

"Gue yakin Ma, Lo tenang aja, Gue udah kenal Athar lama." Selatan mengelus punggung Alma.

Almaina Agnia Smith. Gadis malang itu harus mengandung di usianya yang baru 18 tahun. Dia baru kelas menengah SMA, semua berawal dari kejadian malam itu.

"Orang tua Lo udah tau?" tanya Selatan.

Degh!

Pertanyaan barusan berhasil membuat mental Alma ciut. Alma sangat takut jika orang tuanya kecewa dan marah.

Apa kata Zufran nanti, jika tau anaknya hamil.

"Gue gabisa ngomong untuk saat ini, Gue takut Papah marah Sel! Gue harus gimana!" rengek Alma, dianterus menerus memukul dada bidang selatan.

"Pukul Gue semau Lo Ma, asalkan Lo bisa tenang." Kini hati Selatan sangat hancur, gadis yang diidam-idamkannya itu kini tengah hamil anak orang lain, padahal dia sudah lama mengagumi Alma.

Tapi ... Selatan harus belajar ikhlas, mungkin Alma memang jodohnya Athar.

******

Athar, kini cowok itu sedang berjalan santai di koridor sekolah, wajahnya menampak'kan seolah tak ada apa-apa. Padahal hatinya sedang bergemuruh, dia takut jika bertemu dengan Alma, apa kata dia nanti.

"Thar!" ujar seseorang dari belakang.

'Siapa itu? Apakah itu Alma, apa yang akan dia katakan nanti, pasti dia berbicara dengan oaniang lebar seperti sungai Amazon!' batin Athar. Saat seperti ini dia masih sempat ngelawak.

"Hei! Lo kenapa?" kini orang itu semakin mend kat, hah lega ... Ternyata itu Damar--teman Athar, Damar juga salah satu anggota Zervanos. Geng yang di bangun oleh Zufran dahulu.

"Gue kira siapa," ucap Athar.

"Gua udah denger tentang Lo sama Alma, kenapa Lo tega Thar? Alma itu anak Bang Zufran, dia atasan kita Thar!"

"Lo gatau awalnya kayak gimana Dam, Lo cuman tau kalo Gue breng sek, egois dan fatal! Tapi kenyataannya gak seperti itu!" jelas Althar.

"Apapun alasannya Lo tetep egois, Lo nodai cewek hanya karna nafsu yang Lo miliki!" Damar menatap tajam Athar, lalu segera pergi dari hadapan cowok yang dianggapnya fatal.

Bughh!

Athar menon jok dinding koridor dengan keras, tapi itu tak membuat tangnnya sakit.

"Andai mereka tau seperti apa kejadian yang sebenarnya! Gue bukan orang yang seperti mereka bilang!"

****

Alma berjalan murung di taman sekolah, tak lupa dengan Selatan yang selalu setia menemaninya.

"Apa kata Papah nanti, jika dia tau Aku hamil!" gumam Alma. Gadis itu sangat cemas jika Zufran akan marah.

Selatan dan Alma menduduki bangku dibawah pohon rindang, "Semoga pikiran Lo bisa tenang." Selatan tersenyum kecil ke arah Alma.

****

Apa yang harus Athar lakukan kini, dia tidak bisa pergi ke markas, namanya sudah di cap bu ruk oleh Zervanos. Athar yang sudah di percaya Zufran untuk memegang Zervanos, dia malah menodai anaknya .

Begitu pula dengan Aldi, Damar, dan Tian, anggota Zervanos yang paling dekat dengan Athar pun kini membencinya.

"Breng sek! Gue akan tetep cari tau soal malam itu!" kelit Athar.

Athar berjalan lemas menuju taman, dia dipandang oleh banyak ciwi-ciwi karna ketampannanya. Namun jika Athar memandang balik mereka akan meringis, siapapun yang ditatap Athar pastinya akan gemetar.

Degh!

Athar seketika kaget setelah melihat Alma dan Selatan yang tengah duduk berdua. Dengan amarah yang seketika meluap, Athar menyambangi mereka.

"APA INI! BUKANNYA SIBUK CARI SOLUSI MALAH ENAK-ENAKAN SENDIRI!" Athar langsung saja menarik kerah baju Selatan.

Selatan tidak bisa melawan, dia hanya diam. Jika mereka bertengkar disini bisa saja terjadi keributan.

Alma berdiri dari duduknya, "Stop! Seharusnya Kamu malu Athar! Atas perlakuan kamu ke saya! Kamu racuni saya lalu kamu ... ahk!" ucapan Alma terpotong, kepalanya terasa sakit jika dia harus mengingat kejadian itu.

Alma yang tadinya berdiri kembali terduduk, dia memegang kepalanya yang teramat sakit. Athar melepaskan Selatan, dia segera meraih Alma.

Namun Alma malah menepis, binar-binar jelas kebencian terpancar dimata Alma.

Harapannya untuk membuat Zufran bangga telah pupus, kini harapan untuk membanggakan Zufran telah hilang, apa yang akan Zufran rasakan ketika dirinya tau anaknya telah di hamili orang, apalagi orang itu adalah orang yang paling dia percayai untuk memegang Zervanos.

"Seharusnya kamu sadar Athar! Kamu yang menyebabkan saya ham--" selatan segera menutup mulut Alma dengan tangannya.

"Ini disekolah Ma, jangan sampai ada yang tahu soal kehamilan Lo!" bisik Selatan.

Alma menghela nafasnya, dia mencoba menetralkan pikirannya.

Plak!

Dia menampar wajah tirus Athar, Alma tidak menyukai cowok breng sek seperti Athar.

"Andai Gue ga ikut Lo kemarin malam!" cara bicara Alma berubah drastis.

"Ayo Ma, kita pergi." Selatan menggandeng Alma, dia hanya tidak mau jika orang-orang tau jika sahabatnya sedang mengandung.

Tangan Athar mengepal kuat, dia sangat menyesali perbuatannya itu, tapi ... Ini juga bukan sepenuhnya salah dia, dia diberi obat malam itu, membuatnya tidak sadar.

****

Bell pulang telah berbunyi, semua siswa-siswi berhamburan menuju gerbang. Begitupula dengan Athar, dia tampak tidak semangat.

"Gue akan coba yakinin anggota Zervanos, Gue harus jaga nama baik Zervanos!" gumam Athar.

Bughh!

Athar tidak sengaja menabrak seseorang. "Kalo jalan pake mata!" sarkasnya.

"Pake kaki gob lok!" balas Athar kesal.

orang itu melirik Athar, dia terlihat sedikit cantik, tapi kenapa rambut daj penampilannya seperti laki-laki.

"Jaga bicara Lo! Jangan kasar sama cewek!" sinisnya, lalu pergi meninggalkan Athar.

"Cewek aneh, gajelas," gumam Athar.

••••

Berbeda dengan Alma, dia sudah berada dirumahnya sekarang, karna rumah Alma dan SMA GARUDA TIGA jaraknya sangat dekat, hanya melewati beberapa toko saja.

"Alma! Kamu berhasil membuat Papah kecewa hari ini!" ujar seseorang dengan suara berat didapur.

"I-i-iya?" jawab Alma gelagapan. Apa ini, apa Zufran telah mengetahui kandungan Alma? Apa dana memberitahu nya? Entah.

.
.
.
To be continued

Prolog ada di deskripsi😊

Hamil Anak Ketua Geng [berhenti sementara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang