Bab 2 •|Kebenaran terungkap|•

632 91 18
                                    

Follow+vote sebelum membaca, satu vote menambah semangat author💪🙏

Happy reading💫

Alma menatap wajah Zufran dengan perasaan yang masih tidak tenang.

"Kamu belum makan, kan sudah Papah bilang. Kalo pulang sekolah harus langsung makan, bukan rebahan gitu!"

"Sebentar lagi, Alma masih cape, Pah." Hati Alma kini merasa tenang, ternyata Zufran belum mengetahui kandungannya.

Tok! Tok! Tok!

Terdengar ada yang mengetuk pintu. "Masuk!" pinta Zufran.

Cklek!

Pintu dibuka, lalu nampaklah seorang lelaki tinggi nan putih bersih, dia berpakaian sama seperti Alma.

"Bram!" Zufran menghampiri lelaki itu.

Alma yang sedang rebahan itu mengintip dari balik kursi. Ternyata lelaki itu adalah Athar.

"Ayo duduk." Zufran mempersilahkan, Zufran menyebutnya dengan panggilan Bram atau Bramathar.

"Iya Bang." Sebenarnya hati Athar masih berdegup, apa dia sudah berfikir matang bahwa dia akan memberitahukan pada Zufran.

Zufran berjalan menuju kursi, dibelakangnya terlihat Athar, tapi bukan dengan wajah raut senang yang terpancar di wajah Athar, melainkan perasaan takut dan gugup.

Alma melotot saat mengetahui Zufran dan Athar akan menduduki Sofa itu, Alma yang tengah rebahan santai itu seketika berdiri. Lalu beranjak pergi.

"Hei! Apa itu yang di ajarkan Papah? Kalo ada tamu kamu harus sapa, bukannya kabur!" sindir Zufran.

"Kalo tamunya spesial mungkin Alma sapa, tapi ... kalo tamunya saudara hewan mana mau!" gerutu Alma.

Ucapan Alma barusan berhasil membuat Athar kesal, bisa-bisanya Alma menyebut Athar saudaraan sama hewan.

Tapi Athar masih bisa memahami, wajar saja jika Alma berkata seperti itu, mungkin Alma masih mengira bahwa Athar sengaja melakukan hal yang tidak seharusnya malam itu.

Tap!
Tap!
Tap!

Alma berjalan menyusuri tangga dengan wajah kesal.

"Kenapa ada dia coba, kenapa Papah biarin dia masuk." Alma tidak berhenti menggerutu.

*****

"Pak terimakasih!" ujar seorang pria kepada sopir taxi yang baru saja mengantarnya.

Selesai membayar, Pria itu langsung saja berjalan dengan sumringah. Pria yang ternyata bernama Alam itu baru saja pulang dari luar kota, dia sudah kangen berat pada adiknya.

"Akhirnya Gua sampai, Gua udah kangen sama rumah dan keluarga!" gumam Alam.

Alam berjalan menyusuri jembatan kecil, dia jadi teringat masa kecilnya jika berjalan dijembatan ini.

Hanya berjalan melewati rumah saja Alam sudah sampai didepan rumahnya.

Tanpa basa-basi, Alam langsung saja membuka pintu rumah.

Cklek!

"Ternyata gak di kunci." Alam membuka pintu itu.

"Asalamualaikum!" pinta Alam.

"Waalaikumsalam wr wb." Athar dan Zufran membalas salam Alam barengan.

Melihat anak sulungnya sudah pulang, Zufran langsung saja berlari menghampiri Alam, lalu memeluknya dengan erat.

"Gimana kabar kamu, kamu sehat kan selama disana?" tanya tanya Zufran dipelukan Alam.

"Alhamdulilah, Alam sehat Pah. Oh ya, dimana Alma? Alam udah kangen banget sama dia,"

Hamil Anak Ketua Geng [berhenti sementara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang