Hafizah dan Pramutama Bar: 9,5

63 14 0
                                    

Luther mengikuti sekolah bartender internasional di London, Inggris dengan bersungguh-sungguh. Di sekolah bartender internasional, Luther mendapatkan teman-teman baru dari mancanegara. Hanya Luther yang berasal dari Indonesia. Untungnya, ada beberapa teman Luther yang sama-sama berasal dari Asia Tenggara sehingga Luther tidak sepenuhnya merasa sendirian.

Luther termasuk peserta pelatihan di sekolah bartender internasional yang belajar cepat. Menjelang tahun ketiga, para peserta pelatihan bisa mengajukan ke mana mereka akan bekerja sebagai bartender di Eropa. Di Eropa ini maksudnya bisa di negara mana pun yang termasuk ke dalam Benua Eropa. Jika ada peserta pelatihan kesulitan mendapatkan tempat untuk bekerja, sekolah akan membantu untuk mengajukan pekerjaan.

"Kamu mau pergi kerja ke mana, Arkar," tanya Luther ke Arkar, teman sekamarnya yang berasal dari Myanmar. Luther sedang berbaring di kasurnya sementara Arkar sedang bermain RPG di laptop di atas kasurnya.

"Aku mau ke Romania. Di sana, ada hotel mewah bintang lima yang ingin aku jadikan tempat bekerja. Aku mengincar benefit-nya yang lumayan menarik. Anggur Romania? Wah, sangat fantastis. Kamu mau ke mana? Apa kamu sudah ada bayangan?" Arkar berujar secara bertubi-tubi karena dia sedang sibuk menembaki musuh di laptopnya.

"Hmmm, aku mencari pekerjaan di kapal pesiar."

"Wow! Kamu mau perjalanan di Eropa Utara atau di Eropa Selatan?"

Luther mengedikkan bahu. "Mana yang lebih baik?"

"Ada sedikit permasalahan. Kalau kamu hanya bekerja sebagai pramutama di atas kapal pesiar, berarti kamu bekerjanya selama kapal pesiarnya berlayar saja."

"Begitu, ya."

"Oh, aku tahu!" Arkar berseru keras. Dia berhasil mengalahkan bos dalam sesi tembak-menembaknya tadi. "Haha! Aku menang! Oh, ya, aku tahu kapal pesiar yang lama pelayarannya cukup panjang. Bisa selama sebulan. Dua minggu pergi, dua minggu pulang, totalnya empat minggu. Sebulan, bukan?"

"Benarkah?"

"Setidaknya, dalam sekali bekerja, kamu bisa dapat waktu sebulan. Di waktu kamu tidak bekerja di kapal pesiar, kamu bisa mengisi waktu bekerja di bar setempat sampai kamu dipanggil untuk bekerja di kapal pesiar lagi."

"Itu menarik. Berlayar ke mana?"

"Ke ... daerah Amerika Tengah, kalau tidak salah."

Luther terduduk di kasurnya. "Tapi, kita cuma bisa bekerja di Eropa, kan?"

"Hmmm, tempat awalnya dari Valencia, Spanyol, kok. Masih Eropa, bukan? Aku tahu ini dari Iago, dia dari Spanyol. Besok kita coba tanya ke trainer dan Iago."

***

"Ya, kamu boleh ikut bekerja di kapal pesiar yang asal kotanya di Spanyol, Eropa," jawab trainer yang Luther dan Arkar tanyai. "Selama kapal itu pergi dari dan pulang ke Spanyol, mau ke mana pun jalur pelayarannya, kami perbolehkan."

"Terima kasih, trainer," ucap Luther dan Arkar.

"Ingat, waktumu bekerja selama setahun," kata trainer. "Jadi, di saat kamu tidak berlayar, kamu perlu bekerja di suatu tempat di Spanyol. Apa nama kotanya?"

"Valencia," jawab Luther.

"Ya, cari pekerjaan selingan di Valencia kalau sedang tidak berlayar," kata trainer. "Aku akan memastikan ada supervisor yang bisa ikut denganmu ke mana pun kamu pergi. Aku harap, ada yang tidak mabuk laut."

Luther dan Arkar mengucapkan terima kasih sekali lagi. Setelah itu, mereka menemui Iago di mixology pantry, tempat para peserta pelatihan bisa menguji campuran dan racikan minuman sendiri.

"Yah, aku berasal dari Kota Alboraya, tidak terlalu dekat ke pelabuhannya, sih. Namun, aku akan coba bantu agar kau bisa bekerja di Valencia—dari Valencia, tepatnya," kata Iago. "Aku akan cari informasi mengenai tempat tinggal, bar yang bisa kamu jadikan tempat pekerjaan selingan, dan sebagainya di Valencia. Kamu harus apply dua pekerjaan, Luther. Apa tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa," balas Luther. "Asalkan diterima."

Iago tersenyum. "Aku ingat, kau pernah bilang kalau kau keturunan pelaut Spanyol yang mendarat di Maluku, Indonesia, benar?"

"Ah, begitulah."

"Well, selamat belajar tentang Spanyol," kata Iago menepuk-nepuk bahu Luther.

***

Luther pergi ke Valencia bersama Iago, supervisor Luther (Mr. James), dan supervisor Iago (Mr. Hudson). Setelah sampai di Bandara Valencia, pasangan Luther-Mr. James berpisah dengan pasangan Iago-Mr. Hudson. Iago dan Mr. Hudson akan pergi ke Alboraya, tempat Iago akan bekerja di sebuah pub di Alboraya. Iago sudah memberitahukan semua yang dibutuhkan Luther untuk ke daerah Pelabuhan Valencia. "Kita akan cari Uber, Mr. James," kata Luther.

"Panggil aku Eric saja. Mau kubantu panggilkan? Harusnya, aku punya promo yang bisa dipakai di Uni Eropa."

"Boleh, silakan."

Eric memanggil Uber dengan aplikasinya. Eric mampu berbahasa Spanyol dengan supir Uber meski belum terlalu lancar. Supir Uber tampaknya memahami Eric yang bukan orang Spanyol. "Sí, sí. I can get you to that inn near Port of Valencia."

"Gracias, Señor," ucap Eric.

Eric dan Luther menaiki mobil Uber. Selama beberapa menit perjalanan, Eric dan Luther terdiam, masih memulihkan diri dari penerbangan.

Akhirnya, setelah cukup lama, Luther bertanya, "Jadi, menjadi supervisor perjalanan ini adalah syarat agar Mr. James bisa menjadi trainer tetap?" Luther tidak sengaja memanggil Eric dengan Mr. James kembali.

"Jangan canggung begitu! Jadi kasual saja," sergah Eric. "Ya, itu kebijakan komunitas. Aku sudah punya sertifikasi bartender tingkat internasional. Tapi, untuk bisa mengajar di sekolah, aku harus mengawasi peserta pelatihan yang kerja praktik. Yah, karena aku mau menjadi trainer yang mengajari para pramutama, aku harus melakukan ini. Akhirnya, aku kebagian bersamamu. Sepertinya, pekerjaanmu adalah satu yang paling menarik. Aku pernah naik kapal, jadi aku cukup terbiasa. Kamu sendiri pernah naik kapal?"

"Ya, pernah, walau bukan kapal feri, lebih ke perahu kayu. Tempatku tinggal bersama keluargaku cukup dekat dengan pantai."

"Begitu? Kau menyukai laut?"

"Ya, aku suka."

"Aku dengar bahwa kau lulusan Teknik Kelautan. Jadi, apakah kau mempelajari pelabuhan dan kapal? Tempat kita benar-benar dekat pelabuhan."

"Tidak untuk kapalnya secara langsung. Kalau infrastruktur untuk pantai dan lepas lautnya, contohnya oil rig, itu masih masuk yang aku pelajari."

"Oh, apakah kamu masih ingat pelajarannya?"

Luther menggeleng sambil terkekeh. "Tidak terlalu."

"Yah, aku juga tidak terlalu mengharapkanmu malah membedah bangunan-bangunan di pelabuhan."

Luther terkekeh lagi. Tidak lama kemudian, mereka sampai di rumah penginapan di dekat pelabuhan. Di rumah penginapan itulah Luther dan Eric akan tinggal selama setahun (kalau tidak di kapal). Untuk pekerjaan selingannya, Luther juga bekerja di bar dekat rumah penginapan itu. Semua pembiayaannya diakomodasi oleh sekolah.

***

Waktu yang ditunggu Luther tiba. Luther akhirnya menjadi pramutama di kapal pesiar, di pelayarannya yang pertama. Kapal pesiar sedang melakukan pelayaran dari Valencia, Spanyol ke Miami, Florida, Amerika Serikat, tentunya dengan perhentian-perhentian tertentu sesuai jalurnya. Tujuan di hari pertama pelayaran adalah Tarragona, masih di Spanyol.

Luther keluar kabinnya di atas kapal yang sedang berlayar. Luther pergi ke daerah birai kapal lalu memegangi pagar terali. Luther sudah tahu letak bar di kapal, ia akan pergi ke sana nanti, saat menjelang waktu makan. Luther merasakan angin pada kapal yang sedang berlayar. Luther menutup matanya, merasakan angin menerpa badannya, wajahnya, dan rambut ikalnya. Angin laut, bau khas laut, kapal pesiar, pakaian pramutama bar di kapal, perjalanan pelayaran, semuanya sudah berada dalam jangkauan Luther. Satu mimpinya menjadi kenyataan.

Hafizah dan Pramutama BarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang