彡 Drie³ •Zal het!?•

378 23 0
                                    














"Syukurlah kita Sampai juga,akhirnya" ucap seorang pria muda yang memiliki tinggi badan sekitar 186.

"Kak ini kita langsung ke apartemen dulu apa gimana?"tanya pria muda itu kepada kakak manager yang telah mendampinginya selama 5th terakhir.

"Eeh iya van?,lu tadi ngomong apa?" Ujar wanita manis itu yang terlihat lebih tua 4th dari pria muda itu.

wanita manis itu Kembali memandang wajah lawan bicara Sedari yang dari tadi ia abaikan di karenakan telpon genggamnya itu terus menerus berdering.

"Kita..nanti.. langsung.. ke.. apartemen..dulu..atau..ke..ADUHH!"Teriak pria itu sebelum menyelesaikan ucapannya.

"LU NGOMONG YANG BENER DIKIT BISA GAK VANDO!" lanjut wanita manis yang tadi mencubit lengan pria yang ia panggil Vando itu.

"yaa lagian dari tadi gue ngomong kak jinan gak dengerin"keluh kesahnya yang keluar dari mulut pria yang dipanggil Vando itu.

"Yaudah maaf kan tadi gue udah ngomong maaf sih!" Ucapan maaf sekalian ngegas dari Jinan manager Vando.

"Jadi gimana kak?" Tanay Vando sambil memegang lengannya yang tadi di cubit oleh Jinan.

" Iya kita balik ke apartemen dulu baru besok Lo bebas mau kemana aja, TAPI TETEP IJIN KE GWEH" ucap kak menagernya sambil menaik turun kan alis nya.

"Ck jadi gue jadwal gue kosong cuman besok terus ada lagi ya?" Ucap lesuh Vando

"Hmm betul betul betul" ucap Jinan sambil mengangguk

"Tapi...karena gweh baik hati dan tidak sombong gweh kosongin jadwal lu dua hari gimana? Mau?" Sambil memperlihatkan wajah tengil nya.

"MAUU KAK MAU.. SUMPAH KAK LU EMANG YANG TERBAIK DEMI APAPUN GW SAYANG BANGET SAMA LU" ucapan terima Vando dengan terus menerus mencium tangan Jinan

"Udah ah van gw berasa udah tua lu Salimin boleh balik lagi" ucap sang embung





 ⁠║Next day║


Mobil Mercedes-Benz AMG GT R  Berwarna hitam melaju dengan kecepatan normal di jalanan kota jakarta menuju ke suatu tempat namun sebelum itu seseorang yang mengendarai mobil ini ia ingin mengunjungi tempat yang dulu adalah tempat favorit nya untuk latihan olahraga fisik yang sangat ia gemarin dari ia kecil bahkan sampai saat ini. 

Mobil itu pun berhenti di parkiran Dojang Taekwondo Di mana ini adalah tempat dimana para taekwondoin bertemu dan berlatih taekwondo. Di dojang lah para taekwondoin belajar kemampuan dan teknik beladiri mereka.

pria muda itu pun keluar dari mobil sambil tersenyum hangat langkah demi langkah ia gerakan dan tidak lama ia sudah di depan pintu masuk tampah rasa ragu Sama sekali ia masuk tidak lupa ia bertemu dan menyapa kembali dengan orang-orang yang ia kenali sewaktu dulu ia sering disapa oleh mereka.

"Berjalan kembali di lorong ini membuatku merindukan memori yang dulu pernah ku ukir disini"ucap pria itu pelan sambil mempelankan langkah nya sambil memperlihatkan sekitarnya.

" tidak banyak perubahan ya selama 5th terakhirku rasa akan banyak perubahan yang terjadi"batinnya pria bertubuh tinggi dan berbadan bugar.

"Sampai juga akhirnya" senyuman manis terukir indah di wajah Tampan nan rupawan ini sungguh indah.

Pria itu lalu membuka pintu kelas yang pernah menjadi kelasnya melihat banyak sekali anak taekwondoin yang sedang berlatih sambil memperlihatkan sekitarnya ia melihat sabuk-sabuk dimana terlihat tingkatan yang mereka miliki.

Namun Tiba-tiba ada seseorang yang berlari kearahnya daann...."BRUKK!"....Pria Itu Hampir jatuh karena loncat anak laki-laki itu untung saja ia dengan kuat menahan beban iya beban karena sekarang ia sedang menahan tubuh anak remaja yang sedang digendong kedalam pelukannya.

"Bang Vandoo, Ello kangen banget sama Abang"Sambil menangis kecil di pelukan abangnya.

Vando hanya bisa terkekeh geli mendengar suara tangis remaja yang bernama Ello tersebut, ia sama sekali tidak berniat mengeluarkan suara Sama sekali sebelum Ello belum melepas pelukannya ia tidak akan bersuara sedikitpun.

Setelah selesai Tangisan kecil Ello ia melepas pelukannya dari Vando,Vando yang melihat wajah Ello dan sudah banyak ingus yang dikeluarkan bocah ini sedikit terkekeh kecil dan tersenyum hangat melihat bocah tengil kecil Yang dulu masih berumur 5th sekarang sudah berumur 18th, umur yang sama seperti dulu ia yang sedang bersinar seterang.

"Vando selalu berdoa kepada tuahn untuk menjaga kalian syukurlah kalian baik-baik saja, Terimakasih yatuhan Terimakasih" batin Vando sambil menatap dalam wajah Ello dan ia mengusap rambut bocah kecil yang ia anggap seperti adeknya sendiri.

"Yang disebut keluarga itu bukan hanya yang sedarah, tapi terutama yang sehati. Darah menjadikan kita ada hubungan, tapi cinta dan kesetiaan yang menjadikan kita keluarga."  -Samudra-

Setelah mengunjungi tempat yang dulu pernah menjadi bagian dalam karirnya Vando ingin mengunjungi pasar entah mengapa ia Ingin membeli sesuatu sebagai hadiah untuk orang yang dulu mengajarkannya pentingnya keluarga dan pentingnya kebijaksanaan dalam perfikir tenang.

"Pak de beli bunga Anyelir merak lima batang dan bunga kuburan" setelah mendapat apa yang ia mau ia bergegas menuju seseorang itu ia berjalan kasana karena tidak terlalu jauh pikirannya untuk berolahraga sedikit.

Ditempat ini dimana banyak sekali orang yang sedang beristirahat dengan tenang maupun dengan siksaan yg ia buat selama hidupnya.

Vando berhenti dan melihat batu nisan yang bertulis

|Gunaka pandroloka|
|Wafat di umur 60th|
|1961-2017.             |
|Lahir - wafat           |

Tampa Vando sadari ia air sudah mengalir dari kedua bola matanya ketika Membaca Nisan Opa Naka yang sudah mengangkatnya Menjadi Anak Laki-laki Pertama Nya Sekaligus Menjadi Cucu pertama laki-laki.



POV:VANDO

Iya kalian tidak salah mambaca
"anak laki-laki pertama"
dan "Cucu pertama opa Naka"
beliau Mengangkat saya saat sedang pertahan hidup di dunia yang kelam itu, beliau memang sungguh mulia itu yang pertama kali saya liat.

"Samudra, Berjanjilah Kepada Opa Haka Untuk Menjadi Orang Yang Memberikan kehangatan bagi semua orang, Karena Saat Opa Menemukanmu samudra Bagaikan Wahyu Yang Diberikan Malaikat Untuk Opa Dan Oma. jadi Maaf Jika Opa Haka Tidak Bisa Membimbing dirimu Dengan Baik...Dan Jangan Pernah Berfikir Untuk Berhenti!"ucap Opa Naka dengan lemas. itu adalah Permintaan sekaligus obrolan terakhir ku dengan beliau sebelum benar-benar pergi jauh untuk selama lamanya.





" Jangan Menyerah!
  Karena Semuanya Akan Semakin Sulit
  jika kamu menyerah. "
Gunaka pandroloka







Semangat Teruss all 💪😉walaupun hidup ya gitu" aja💙





Ne Te Retourne Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang