Tsuki basira di era modern

1.hari hari penuh cobaan

'Entahlah berapa lama aku mengalaminya semua berawal dari ujian kemampuan, saat itu aku peringkat terakhir dengan kemampuan payah. haaaa mau gimana lagi kekuatan ku tidak bisa digunakan untuk dipamerin, aku sudah berjanji pada oka-san harus menyembunyikan kekuatan ini dari semua orang termasuk keluarga besar. Ya aku tau akibat nya di benci dan di asing kan di keluarga ini'

"Woi payah jalan mu itu lambat tau"ya pemuda yg baru bicara itu adalah kaminari denki dia salah satu dari bakugo squad

"Kuso ona enyah lah sana!!"yg bekata kasar barusan adalah bakugo katsuki ia adalah ketua pembully di sini.

"Entah kenapa rasanya tetap deja vu tampa mereka, padahal mereka tak disini ya kecuali si putih pemarah?"kata ku sambil berjalan keluar.

Bel masuk pun datang,saat homerome nya aizawa dimulai.

"Siap kan diri kalian, pelajaran kepahlawanan hari ini adalah ini"kata aizawa sensei menunjukan kartu bertuliskan 'rescues' atau penyelamatan.

"Guru mapel ini ada aku sendiri, all-migh sensei, dan juga satu guru lagi yg menunggu ditempat kita melakukan penyelamatan. Siapkan diri kalian"kata aizawa dan tambahan sedikit kalimat,lalu aizawa sensei menekan tombol dan keluarlah kotak dengan nomor.

"Kalian bisa memakai kostum atau seragam olah raga karena ada beberapa kostum yg mengambat per gerakan kalian,jadi silakan ganti kostum dan berkumpul dilapangan karena kita akan menaiki bus tempat pelatihan penyelamat sedikit jauh" kata aizawa sensei lalu ia pergi keluar kelas

Setelah beberapa menit setelah mereka menaiki bus Ai duduk dengan aizawa sensei sambil membaca buku leluhur nya.

Ia memikirkan pembicaraan nya dengan Ubuyashiki Kiriya yang berumur 45 tahun ditemani cucu laki-laki pertamanya yang baru berumur 20 tahun dari anak sulung nya Ubuyashiki kawata.

" oni mulai menampakkan diri kemungkinan kita akan bertarung lagi seperti dulu, aku tau ini berat untuk anda Aichi Sugawara pasti anda ingin menikmati kehidupan yang damai ini

tapi saya sangat berharap kepada anda untuk kembali ke korp pembasmi iblis Tsuki basira saya mohon kelapangan hati anda untuk bertarung sekali lagi " kata Ubuyashiki Kiriya sambil bersujud dengan cucu nya

" Akan saya pikir kan penawaran anda oyakata-sama jadi mohon angkat kepala anda berdua " kata ia sambil menundukkan kepala.

' mau dipikir berapa kali pasti jawabannya bimbang, aku harus melihat situasi nya. Mau kembali seperti dulu atau tetap menjalankan kehidupan pahlawan ini ' pikir Ai sambil melihat buku nya dulu baru melihat sekeliling teman-teman nya yang sedang mengejek bakugo.

' aku tak bisa bersama mereka seperti mereka mengatakan bahwa aku berbeda dengan mereka tapi mau bagaimana lagi menyesuaikan pemikiran anak-anak mereka dengan pemikiran orang dewasa ku pasti susah, apalagi aku...

Ai melihat bukunya yang ia pegang dan membuka halaman terakhir terlihat foto 10 orang berbaris rapi dengan seragam pemburu iblis dengan pedang nichrin dan haori masing-masing, ia tersenyum melihat nya.

..sudah pernah mati sekali dan berjuang keras akan kehidupan sebelumnya jadi mereka mana paham apa itu pengorbanan ' lanjut batin Ai .

" menarik foto lama nya " kata seseorang di sebelah Ai membuyarkan lamunannya.

Ai melihat ke samping lalu ia menyadari bahwa ia duduk tak sendiri terlihat wali kelas nya Aizawa Shota yang menatap nya dengan pandangan mata malasnya yang khas.

" ah anda tertarik dengan foto nya " kata Ai pelan dan di balas angukan kepala dari sensei nya itu.

" foto ini diambil saat era Taiso, Dulu era ini ada oni tapi masyarakat masa itu tak percaya. Orang yang didalam foto ini adalah pilar sebutan untuk seseorang berpangkat tinggi setelah pemimpin pembasmi oni jadi mereka cukup dihormati.

Buku ini, buku harian adik leluhur ibu saya yaitu Sara Sakura pilar Bulan. Leluhur ibu saya saat itu mengambil keputusan untuk menjadi kakushi orang yang membantu membereskan kekacauan akibat pertarungan pembasmi iblis bisa disebut garda belakang kalo ngak salah nama leluhur ibu saya adalah Sara Soraya.

Di buku ini dijelaskan petualangan dari awal ia masuk menjadi pembasmi iblis dan di latih oleh mantan pilar api sebelum di gantikan oleh anaknya hingga dijelaskan secara rinci teman seangkatannya yaitu pilar lainnya.

Ini foto edisi pilar baru. Pilar lama itu kalo ngak salah pilar batu, pilar angin, pilar bunga, mantan pilar api, pilar bulan dan pilar suara.

Foto itu ada pertengahan, nah ini foto edisi lama nya cuma enam orang. Ada juga foto kematian para pilar, foto orang yang masih bertahan diakhir pertempuran, foto para pilar yang masih hidup, dan foto leluhur saya dengan adiknya pilar bulan sebelum masuk pemburu iblis dan sesudah masuk pemburu iblis.

Semua foto itu ada di buku jurnal kenangan leluhur saya sebagai ganti melanjutkan buku harian adiknya yang gugur di pertarungan akhir, dibuku itu menceritakan riwayat hidup para pilar seperti alasan mereka masuk pemburu iblis dan bagaimana nasib mereka.

Tapi...mau dibaca berapa kali pun saya tetap kasihan akan kisah mereka, hidup saya yang sekarang tidak seberat mereka dimasa leluhur ibu saya." Kata Ai dengan raut sedih.

" Hentikan pembicaraan kalian, kita telah sampai tujuan " kata Aizawa sensei setelah merenungkan sedikit cerita Ai, ia menghentikan pertengkaran murid nya yang lain lalu turun.

Terlihat bangunan setengah lingkaran yang besar ada thirteen sensei yang menunggu kami di depan pintu, thirteen sensei menyampaikan beberapa kata.

Setelah memberi beberapa kata kami 1A masuk ke dalam USJ dengan thirteen sensei dan Aizawa sensei sebagai pemandu, tiba-tiba lubang hitam muncul anak-anak 1A ribut kecuali Ai, hingga suara Aizawa sensei menghentikan keributan.

" mereka villain, thirteen jaga anak-anak " lalu Aizawa sensei melompat turun ke kerumunan penjahat.

1A mengikuti instruksi dari thirteen sensei untuk evakuasi, di tengah jalan menuju pintu keluar datang penjahat dengan bentuk kabut.

Penjahat itu memperkenalkan diri sebagai liga penjahat lalu ia menyebar kan kabut hitam.

Mendadak Ai terlempar ke hutan yang gelap gulita, ia meningkatkan kewaspadaan nya.

Sreek

Sreek

Sreek

Suara dari semak semak membuat Ai melihat dengan seksama. Tiba-tiba...

Lanjut part 2