Happy Reading
....
Klekkk.
Pintu ruang rawat Xiao Zhan terbuka. Lalu munculah seorang lelaki berusia lima puluh tahun berjalan memasuki ruangan itu dengan wajah menahan kemarahan di wajahnya.
Dari ranjangnya Xiao Zhan mampu memahami eskpresi yang dikeluarkan ayahnya. Namun ia berusaha mengabaikan hal ini dan lebih memilih menatap layar TV di depan ranjangnya dalam posisi berbaring.
Sudah tiga jam Xiao Zhan terbangun dalam kondisi berbaring di ranjang rumah sakit. Ia juga mendengar dari perawat kalau seorang wanita bernama Lusi yang membawanya ke Rumah Sakit. Tak lama setelah mendapatkan berita itu Xiao Zhan melihat kehadiran ayahnya.
Padahal Xiao Zhan sangat malas bertemu ayahnya dalam situasi ini. Apalagi, ia belum mengetahui alasan Xiao Zhan bisa berbaring di ranjang itu dengan infus ditangannya. Tetapi, melihat tatapan ayah sekarang.
Bisa Xiao Zhan pastikan kalau ayahnya sudah tahu alasan ia dirawat. Mungkin saat ayah mau membeli sesuatu di kantin Rumah Sakit ia bertanya kepada perawat. Itulah pemikiran Xiao Zhan sambil mencuri pandang ke arah ayahnya menunggu lelaki itu bicara.
"Ke mana lelaki itu?" Itu pertanyaan pertama ayah.
Xiao Zhan menghela nafasnya mendengar pertanyaan itu. Ia enggan menjawab dan tetap diam sembari berpura-pura menatap layar di TV.
Sementara ayah Xiao Zhan mulai mengambil tempat di samping anaknya. Setelah meletakkan beberapa belanjanya ke atas meja.
"Ayah bertanya. Ke mana lelaki itu?!" Kali ini suara ayah kelihatan menuntut. Sehingga Xiao Zhan pun terpaksa menoleh melihat ayahnya untuk mengatakan sebenarnya.
Lagian tak ada yang harus disembunyikan. "Dia sudah pulang ke rumahnya. Hubungan kami telah berakhir," jawab Xiao Zhan dengan suara agak lemah.
Ayah Xiao Zhan mengertakkan giginya emosi mendengar pengakuan anaknya. Ia kesal, karena tahu kalau inilah alasan kenapa putranya bisa sampai di rawat.
Saat ingin membeli minuman di kantin. Ia penasaran apa alasan anaknya bisa berbaring di Rumah Sakit, karena Lusi-- adik dari lelaki sialan itu tak mengatakan apa pun.
Namun suster yang menangani Xiao Zhan mengatakan kebenarannya saat lelaki itu bertanya.
Sangat kaget.
Tentu saja, iya.
Ayah mana yang tidak terkejut mengetahui bahwa anaknya mengalami Overdosis karena meminum terlalu banyak obat. "Apa dia membuang mu? Setelah puas menikmati seluruh tubuh mu?" Ayah bertanya sambil menatap mata Xiao Zhan yang langsung menoleh melihat ke arahnya dengan tatapan terluka mendengar perkataannya.
"Dia tidak seperti itu. Hubungan kami berakhir karena alasan lain." Tanpa sadar Xiao Zhan masih sanggup membela lelaki itu di depan ayahnya yang begitu membenci Yibo.
Smirk menghina keluar dari sudut bibir ayah. "Kau masih sanggup mempertahankan nama baiknya di hadapan ayahmu, Xiao Zhan? Jangan bercanda!" Ayah mulai mengeraskan suaranya sambil memegang tangan Xiao Zhan.
Sementara Xiao Zhan hanya diam sambil melihat tangan Ayahnya.
"Ayah tahu kalau kau hampir mati karena overdosis. Dan kau melakukan itu pasti karena Yibo sialan itu mencampakkan mu!"
"Tidak seperti itu, Ayah. Aku-lah yang lalai karena kebanyakan minum obat. Kejadian ini tak ada hubungannya dengan Yibo." Bohong, semua yang Xiao Zhan katakan adalah kebohongan yang mampu ayahnya baca.
"Kau sudah di butakan oleh cintamu. Karena itu dari awal hubungan kalian terjalin kau tak pernah sadar Xiao Zhan. Bahkan saat ayah dan ibumu meminta mu untuk melepaskan lelaki itu. Kau malah memilih hidup bersamanya. Tapi, apa ini?? Apakah ini pilihan yang kau banggakan itu. Berakhir di rumah sakit. Setelah menjadi rongsokan!" Ayah Xiao Zhan sangat marah kepada putranya. Sehingga semua yang keluar dari mulutnya adalah luka untuk anaknya.
Air mata Xiao Zhan jatuh membasahi pipi. Tangannya yang di infus terkepal meremas selimutnya. Sedangkan matanya fokus memandang mata ayahnya.
Bibir Xiao Zhan tak sanggup berucap. Kalimat yang ayahnya katakan sangat menyakitkan bagi Xiao Zhan.
"Tinggalkan apartemen itu. Dan pulanglah ke rumah. Mulai sekarang dan seterusnya, kau tidak boleh kembali bersama Yibo." Kemarahan ayah Xiao Zhan mulai melemah ketika melihat tatapan anaknya.
Xiao Zhan tak menjawab. Ia masih diam sambil melihat ke arah pintu masuk-- berharap kalau Yibo akan muncul.
Namun pukulan lembut dari tangan ayahnya merusak lamunannya.
"Apa kau tidak mendengar apa yang ayahmu katakan, Xiao Zhan?" tanya lelaki itu saat melihat anaknya hanya diam dengan wajah sedih.
"Aku mendengarnya, ayah."
"Lalu apa keputusanmu?" Ayah Xiao Zhan bertanya dengan mata fokus menatap mata anaknya.
"Aku akan pulang," sahut Xiao Zhan sambil menatap mata ayahnya.
TBC 🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret I Carry || Yizhan
FanfictionJika kalimat sederhana mu mampu menciptakan kebahagiaan begitu besar untukku, maka kau juga harus tahu bahwa kalimat menyakitkan yang keluar dari bibirmu bisa meruntuhkan duniaku. Xiao Zhan, 💔