DANALA - 09.

467 61 58
                                    

Davian menghampiri ketiga sahabatnya yang tengah berkumpul dengan dua orang lainnya di satu meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Davian menghampiri ketiga sahabatnya yang tengah berkumpul dengan dua orang lainnya di satu meja. Dua orang yang salah satunya sering bersinggungan dengannya akhir-akhir ini dan selalu menunjukkan raut kesal meskipun Davian tidak melakukan apa-apa.

Ya, siapa lagi jika bukan si bocil Rainala.

Sebenarnya, ini ada kaitannya dengan acara pertunangan Milano minggu lalu. Nala kesal dengan Davian karena semua makanan yang ia makan disana malah keluar lagi, alias Nala muntah akibat mual yang tiba-tiba ia rasakan kembali. Dan itu sesuai dengan perkataan Davian sebelumnya saat pemuda itu menegurnya untuk tidak makan terlalu banyak agar tidak menyesal.

"Bukan salah gue. Kan sebelumnya juga udah gue peringatin." kata Davian waktu itu tanpa rasa bersalah. Dan Nala, hanya dapat menatapnya sinis dengan aura permusuhan yang berkobar.

Kembali pada situasi sekarang, Nala bahkan sudah enggan menatapnya. Melirik pun tidak. Sepertinya pemuda manis itu masih dendam pada Davian.

Tapi Davian acuh. Dia malah duduk di samping Nala, seolah sengaja membuatnya semakin kesal. Daniel menatap dua orang itu dengan penasaran, sejak kapan mereka deket? pikirnya.

"Dav," panggil Reija.

"Oit."

"Lo pacaran sama Nala ya?"

"ENGGAK!!" seru Nala cepat dengan mata yang sedikit melotot. Milano yang duduk di sisi satunya Nala dan berhadapan dengan Inandra, sampai berjengit kaget dengan seruan cepat pemuda itu. Dia refleks memukul pelan punggung sahabatnya.

"Kalo ngga, ya, santai aja jawabnya! Ngga usah teriak-teriak!" tegur Milano.

"Ck! Siapa yang pacaran?! Ngga ada! Ngga usah halu!" ketus Nala.

Davian terkekeh, "tuh udah dijawab."

"Gue kira kalian lagi pdkt an karena akhir-akhir ini keliatan deket. Bahkan kalo gue ngga salah inget, kalian barengan mulu kan pas acara gue minggu lalu itu." celetuk Inandra yang mengundang pelototan dari Nala.

"Lo ngga usah ikut-ikutan deh, kak! Gue gaplok nih!"

"Punya gue eui, jangan macem-macem!" ucap Milano memperingatkan. Nala hanya mencebikkan bibirnya kesal.

Tawa kecil keluar dari bibir Daniel, "tapi kalo dilihat-lihat, kalian berdua cocok lhoh! Kayaknya bakal jadi pasangan lucu kalo beneran pacaran."

"Apasih kakk!! Ngga adaa!! Ngga mauu!! Dapian bau! Nala ngga sukaa!" Nala menghentakkan kakinya pelan sebelum menyembunyikan wajahnya yang telah memerah kesal di dekapan Milano.

Nala ngambek.

Milano hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya sembari menepuk-nepuk pelan punggung Nala.

"Nala gemes banget anjir! Ngga tau lagi gue!" pekik Reija tertahan. Daniel mengangguk setuju. Nala memang menggemaskan dengan tingkahnya itu. Davian bahkan juga ikut tertawa kecil melihatnya. Tangannya terangkat untuk mengusak rambut Nala yang masih berada di dekapan Milano.

Danala - When love begins accidentally [Kyusahi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang