satu

619 32 0
                                    


Setelah menyelesaikan masalahnya dengan Mark, teman temannya memutuskan untuk melanjutkan pesta ke sebuah klub Malam.

Sebenarnya, Donghyuck tidak ingin pergi. Tapi dia tidak ingin mengecewakan teman-temannya. Walau dia tau, dia akan semakin sakit saat melihat Mark yang bermesraan dengan Haechan.

Bahkan jika dia sudah memutuskan untuk menghapus cintanya pada Mark, itu masih akan membutuhkan waktu.

Bertahun tahun dia mencintai Mark. Meskipun dia tahu Mark tidak pernah mencintainya, tapi dia tetap menunggunya dengan harapan Mark akan melihatnya suatu hari nanti.

Dan hari ini, Donghyuck harus benar-benar melepas Mark. Karena orang yang dicintai Mark adalah Haechan. Bukan dia.

Donghyuck diam-diam menatap pasangan itu dengan sedih. Sedangkan Mark, dia bahkan tidak memandang Donghyuck sama sekali karena matanya hanya tertuju pada Haechan seorang.

“Apakah kau baik-baik saja?” Jimmy berbisik prihatin.

Donghyuck tersenyum lembut.

“Tidak apa-apa. Aku bisa mengatasinya. Jangan khawatir,” kata Donghyuck sambil tersenyum pada temannya, sebelum duduk dan minum sampai dia menyadari bahwa malam sudah sangat larut.

Menjelang tengah malam, mereka keluar dari klub..

“Hei Donghyuck, apa kamu bisa mengantarku pulang?” tanya Loey, teman yang lain.

“Tidak masalah, tapi aku minum lebih banyak daripada kalian,” kata Donghyuck, balas tersenyum. Sebelum berbalik untuk melihat temannya yang lain!

“Kalau begitu, hati-hati dijalan, Donghyuck ah.”

Donghyuck hanya tersenyum kecil.

“Aku pergi dulu,” kata Donghyuck sambil melihat ke arah Mark..

“Mmm...,” jawab Mark singkat.

Donghyuck tahu bahwa Mark hanya merespon seadanya, karena perhatiannya kembali teralihkan pada Haechan.

Donghyuck akhirnya masuk ke mobil dan mengantarkan temannya sebelum berkendara kembali ke kondominiumnya.

Ketika sampai ke tempat parkir di dalam gedung, kepala Donghyuck mendarat di stir.

“Hiks...Hiks....”

Donghyuck telah menahan semua perasaannya yang bergejolak di dadanya selama di klub dan sepanjang perjalanan. Begitu dia sendirian, air mata itu keluar dengan tidak terkendali.

“Hiks...Aku akan menangis karenamu untuk terakhir kalinya... Hiks... dan aku akan kembali menjadi temanmu lagi,” kata Donghyuck pada dirinya sendiri sambil terisak.

Donghyuck duduk dan menangis sangat lama. Sampai dia berhasil mengendalikan emosinya. Dia lalu turun dari mobil kemudian naik ke kamarnya.

Tubuh dan hatinya sangat lelah. Bahkan tubuh kurus itu masih gemetar karena isak tangis. Saat tubuhnya menyentuh kasur, dengan cepat dia tertidur.

..

..

..

..

..

“Luhan, datang ke kamarku sekarang,” Minhyung berbicara pada seseorang melalui ponselnya. Dia lalu meletakkan ponselnya di atas meja di depan cermin.

Minhyung berdiri dengan handuk yang melilit pada tubuh bagian bawahnya. Dia melihat ke cermin untuk memeriksa dirinya sendiri sebentar.

Tok tok tok

Malam Yang Tak TerlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang