empat

322 23 1
                                    

📞Dari mana kamu mendapatkan nomorku?

📞Aku bahkan bisa mendapatkan apapun, Donghyuck. Termasuk dirimu

Minhyung tertawa kecil mendengar nada bicara Donghyuck.

📞 Apa kamu memata-matai ku?

Minhyung tidak menjawab, tapi tertawa terbahak-bahak.

📞 Kamu benar-benar psikopat

📞 Tapi kamu menyukai psikopat sepertiku, kan, Donghyuck?

Minhyung lagi-lagi tertawa di tenggorokannya karena dia bisa membayangkan seperti apa wajah Donghyuck saat ini.

📞 Yak!!! Siapa yang menyuka orang gila sepertimu!

📞 Kalau kamu tidak suka, bagaimana mungkin kamu memintaku melakukan lebih dan berkali-kali malam itu? Ayolah, kamu tahu dirimu dengan baik, Donghyuck. Kamu dan aku adalah pasangan yang sempurna.

📞Dasar gila

Teriakan Donghyuck kembali terdengar sebelum akhirnya dia menutup panggilan.

Minhyung tertawa saat Donghyuck menutup panggilannya.

Minhyung kemudian mandi dan bersiap untuk beristirahat setelah seharian bekerja.

.....

“Psikopat gila!!!” gumam Donghyuck, setelah dia menutup telepon.

Donghyuck merasakan wajahnya memanas, hanya dengan mendengarkan suara Minhyung. Dan dia merasakan kilatan panas di sekujur tubuhnya.

“Apa yang terjadi padaku?” Donghyuck menggerutu pada dirinya sendiri sebelum memasuki kamar mandi dan menguyur dirinya untuk menenangkan pikirannya.

..

..

..

..

..

Donghyuck bangun di pagi hari dan segera beranjak ke kamar mandi untuk memeriksa apakan tanda di tubuhnya masih ada yang tersisa atau tidak.

Ketika dia melihat tanda-tanda itu mulai memudar, dia memutuskan untuk pergi ke kantor.

Donghyuck mengenakan kemeja lengan panjang untuk menutupi garis kemerahan di pergelangan tangannya.

Setelah mengancingkan semua kancing kemejanya, dia memakai dasi dengan rapi, dan kemudian pergi bekerja.

“Oppa, kamu sudah baikan?” May menyapanya dengan gembira saat melihat Donghyuck masuk kantor.

“Ya... Bagaimana dikantor? Semua baik-baik saja?” jawab Donghyuck sambil tersenyum.

“Tidak ada masalah. Hanya Jin yang terus-menerus mengeluh. Katanya Oppa jahat karena tidak membiarkan kami berkunjung untuk menengokmu.” Kata May sambil tertawa.

“Aku tidak ingin kalian ikut sakit karena tertular penyakitku. Oh ya, saat aku tidak datang, apa ada pekerjaan lain selain yang kamu kirimkan melalui email? Kalau ada, berikan padaku.” Ujar Donghyuck sebelum berjalan menuju kantornya sendiri.

Setelah beberapa saat, Jin datang untuk membahas masalah pekerjaan.

Donghyuck menghabiskan waktu untuk bekerja. Menyelesaikan semua pekerjaan yang tertunda yang diberikan oleh sekretarisnya karena dia tidak masuk beberapa hari.

Tok...tok...tok...

Sebuah ketikan di pintu kantornya terdengar sebelum May masuk.

“Ini sudah waktunya makan siang. Oppa tidak mau makan dulu?”” tanya May lembut.

Malam Yang Tak TerlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang