Bab II

403 48 6
                                    

Mendengar kabar bahwa Haechan berusaha mengakhiri hidupnya dari sahabatnya  membuat Jeno menggila. Pria itu langsung memesan tiket pesawat pertama tanpa berpikir panjang .

Aktor  tampan itu tak mempedulikan barang-barang ataupun pakaian yang dia tinggalkan di hotel. Tidak peduli sang manajer akan membawanya pulang atau membuangnya nanti.  Yang terpenting baginya adalah segera terbang dan menemui Haechan.

Jelas pria itu tau bahwa tindakannya sangat gegabah, namun dia tak ingin hanya diam di hotel untuk bersembunyi dari bulan-bulanan media sedangkan orang yang selalu membayangi hidupnya selama ini diketahui sedang dalam keadaan sekarat.

Jaemin sudah berusaha mencegah tindakan impulsif Jeno sebisanya. Namun pria itu tak bisa di hentikan.
Dia langsung memesan taxi menuju bandara dan mengabaikan semua kata yang keluar dari mulutnya.

Di satu sisi, Jaemin paham bahwa Jeno pasti memiliki pertimbangan tersendiri akan sikapnya. Tapi di sisi lain, Jeno masih tetap aktris yang masih diasuhnya. Jadi dia tak bisa membiarkan begitu saja. Jeno masih terikat kontrak dan semestinya pria itu bisa menjaga integritasnya.

Namun pada akhirnya Jaemin tak bisa memaksakan kehendak, dia sudah berusaha namun tetap Jeno yang memutuskan. Mereka tak mungkin berkelahi kan?  Mungkin setelah ini Jeno akan mendapatkan sanksi dan dia terjerat masalah. Tetapi Jeno bukanlah tipe idol baru atau anak kecil yang bisa diatur.

Jaemin hanya menatap kepergian Jeno dengan hampa. Dia sudah terlalu lemah untuk memikirkan banyak hal dan kemungkinan yang akan terjadi kedepan.

Dia  berharap dunia akan sedikit memihak sahabat sekaligus aktor  yang diasuhnya itu. Dia yakin, Setelah ini dia akan mendapatkan ceramah beberapa sesi lagi dari atasan mereka karena membiarkan Jeno pergi. Persetan!

Tentu saja Jaemin harus menyusul kepulangan Jeno. Tetapi dia tak ingin terburu-buru karena pasti sangat melelahkan. Banyak hal yang mesti dia urus juga satu persatu. Mulai dari segera membereskan kekacauan yang terjadi di penginapan mereka. Barang Jeno yang masih lengkap, dan urusan tentang kontrak syuting juga mesti di selesaikan.

Jaemin melirik botol minuman keras yang masih ada isinya. Dia kemudian mengambil es batu dari dalam kulkas dan mengisinya kedalam gelas, untuk kemudian menuang minuman keras dalam gelas tersebut. Biarkan dia relaks sebentar dan beristirahat untuk mengisi energi sebelum bekerja.

Dia memejamkan matanya sekilas, kemudian  meminum, minuman keras itu beberapa teguk, mengambil  ponselnya dan memeriksa beberapa trending berita yang berhubungan dengan Jeno. Terakhir dia menonton trending dan juga video skandal Jeno dengan volume tinggi. Dia mendengar bagaimana desahan lawan main Jeno yang terdengar nikmat bercampur frustasi. Dan bagaimana Jeno mengeram buas beberapa kali.

Jaemin sampai merinding. Video pribadi tersebar luas adalah sebuah mimpi buruk yang menghancurkan karier dan reputasi.

Jaemin memeriksa beberapa penyebar sudah kehilangan akun dan take down video, tapi tentu saja video itu akan tetap tersebar karena ada saja oknum yang menyimpannya. 

Jaemin  menghela nafasnya dan bergumam. "Benar-benar celaka" ujarnya sambil memijat tulang hidungnya.

Pihak agensi juga pasti sedang bekerja sangat keras untuk kasus ini. Meskipun tidak ada yang tahu harapan karier Jeno nanti bagaimana kedepannya. Karena yang jelas pria itu adalah sumber penghasilan utama agensi pada saat ini, dia sedang berada di puncak kariernya. Dan agensi berharap masih bisa menyelamatkan kariernya.

***

Di lain sisi, Jeno sendiri sangat cemas.  padahal dia adalah pribadi yang di kenal penuh ketenangan. Bukan image atau karier yang dia cemaskan. Tapi justru Haechan.

The Accident, I'ts About That Night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang