1. Rainy Day

299 18 0
                                    

Nada baru saja bernafas lega begitu selesai dengan perceraiannya. Namun, siapa sangka, pertengkaran hebatnya dengan Aras malam itu malah membawanya ke rahasia tidak masuk akal pria itu.

Bagaimana bisa, Aras suaminya selama lima tahun ini seranjang dengannya bukanlah sosok manusia seperti dirinya. Bagaimana bisa, di hari biasa di suasana sore yang biasa, Nada diberi fakta bahwa selama ini ia dinikahi dengan seorang yang hidup di dua dunia berbeda.

Aras. Pria itu. Pria itu bukan manusia.

⛈️⛈️⛈️

Nada keluar dari restoran jepang di tengah kota, angin malam menerpa kaki jenjangnya yang hanya terbalut gaun putih yang tak sempurna menutupi sebagian kakinya.

Tidak dingin. Nada sudah terbiasa dengan cuaca di negara ini. Namun malam ini, entah karena sedang mendung dan prediksi cuaca di ponselnya juga menunjukan akan hujan lebat, Nada jadi merasa harus segera mencari tempat hangat.

Sembari mencari boks telpon untuk menghubungi pria yang hanya bisa dihubungi dengan telpon jadul itu, lantas menyembunyikan tangannya kedalam saku gaunnya. Giginya saling merapat merasa benar-benar kedinginan.

Begitu melihat bilik telpon umum berwarna merah di jalan depannya lantas berlari kecil.

"Sshh...dasar kuno, punya uang banyak tapi tidak mampu beli ponsel." Gerutunya masuk ke dalam bilik telpon, mengeluarkan secarik sobekan kertas berisi nomor telpon pria yang sebentar lagi, sebentar lagi menjadi mantan suaminya.

Nada, Nada sudah tidak tahan. Bagaimana bisa ia menjalani kehidupan pernikahan dengan pria tak berhati itu. Lima tahun, lima tahun Nada coba bersabar, melatih Aras agar menjadi suami hangat seperti manusia di luar sana. Nyatanya tidak semudah itu. Segala cara sudah Nada coba, dan tak ada satupun yang berhasil, bahkan sampai di detik Nada minta diceraikan Aras masih menjadi pria yang egois.

Setahun pernikahan, Nada pikir ia tidak begitu mempedulikan sikap dingin Aras, yang seolah menikahinya hanya untuk menjadikannya pajangan, Nada pikir tidak masalah, asalkan hidupnya terjamin sampai tua, sayangnya, semakin hari yang Nada butuhkan di usianya bukan hanya sekedar kebahagiaan dari uang-uang pria itu, Nada juga membutuhkan kehidupan rumah tangga seperti teman-temannya.

Dan Nada pikir, Aras tidak akan bisa memberikannya kebahagiaan yang satu itu. Maka dari itu, menceraikan Aras adalah jalan pintas untuk mencari lelaki lain yang lebih layak dan yang paling penting lebih manusiawi.

Nada mengetuk-ngetukan jarinya pada kotak telpon disana, menunggu suara dering telpon tersambung dengan tidak sabaran.

"Ada apa Nada."

"Ougghhh!!!" Rasanya ingin sekali meremas mulut pria itu andai saat ini ada di depannya. "Mas Aras, apa betul yang Nada dengar dari mulut Azriel itu?" Tanyanya tak ingin basa-basi.

Tak langsung mendapat jawaban apapun, Nada hanya mendengar keheningan disambungan telpon.

"Yang mana?" Tanya Aras kemudian setelah sekian detik memberi keheningan.

"Yang mana?" Nada mengulangi pertanyaan Aras dengan nafas tertahan. Sabar, Nada harus sabar di detik-detik terakhir menjadi istri pria setengah manusia itu. "Yang mana kata kamu mas? Berarti Azriel masih ada yang belum disampaikan ke Nada?"

Dengarkan. Dengar bagaimana sopannya Nada bertutur kata dengan baginda raja Aras yang lagi-lagi hanya mendiaminya.

"Mari bicara di rumah saja, kamu sepertinya sedang dibalut emosi."

Nada menarik nafas dalam dalam. "Nada gak pulang malam ini ke rumah. Dan tidak akan lagi pulang ke rumah Mas Aras. Ingat ya mas, Nada sudah tidak tahan seperti ini terus. Jangan dipersulit, seperti yang Nada mau tempo hari, Nada mau diceraikan. Pokoknya Nada-mau-cerai." Ujarnya tanpa jeda sedikitpun, Nada bahkan tidak ingat apakah ia sempat mengambil nafas saat berucap tadi saking emosinya.

One Day at Rainy Day  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang