Final Season #Special chp

1.5K 59 11
                                    

Pada pandangan itu, rambut yang tergerai menjadi satu. Lengguhan halus yang saling bertubrukan dan suara basah yang menggetarkan telinga. Dalam siluet yang saling bertindahan dan merengkuh, Lan Wangji berpikir jika ini adalah momen dalam hidupnya.

"Ah Lan Wangji, Lan Wangji." Lengguhnya halus, masih dengan tubuhnya bertaut, masih dengan keringat yang menjadi satu.

"Wei Ying..." Desahnya, memeluk tubuh di depannya. Pada perasaan bagai mawar yang merekah ini, Lan Wangji mengeluarkan semauanya yang bisa ia keluarkan. Lalu saat semuanya menjadi putih, dia melihat tubuh di atasnya berhamburan bagai kelopakan bunga yang layu.

Dan pada hentakan itu, Lan Wangji bangun dari mimpinya.

Dalam kebingungan, ia masih melihat tubuh Wei Wuxian di sampingnya. Lalu dengan terburu-buru kembali memeluk tubuh yang masih berbaring itu. Membawa Wei Wuxian ke dadanya, mengelus rambutnya dengan pelan, berbisik pelan pada dirinya sendiri jika semuanya akan baik-baik saja. Mereka akan baik-baik saja.

Setelah penyerangan itu, Wei Wuxian belum bangun hingga sekarang. Napasnya tetap berhembus pelan setiap Lan Wangji melihatnya. Ia mengelus pelan pipi dingin itu, berandai-andai apakah Wei Wuxian tidak keberatan jika ia memeluk tubuhnya seperti ini, mengelus pelan pipinya seperti ini.

Tubuh keduanya masih diperban, namun luka Lan Wangji sudahlah mengering, tapi kenapa Wei Wuxian masih belum bangun dari tidurnya? Lan Wangji kembali menatap wajah pucat yang tertidur itu, bagai kelopakan bunga yang layu seperti dalam mimpinya sebelumnya. Lan Wangji merasakan takut di hatinya, tetap bertanya kenapa Wei Wuxian belum bangun dari tidurnya.

"Mungkin Karena Wei Wuxian tidak ingin bangun lagi." Batin terdalamnya berseru dalam kepalanya. Lan Wangji segera menggeleng, menghalau pemikiran negatif itu. Tapi walaupun begitu, apakah ada jaminan jika Wei Wuxian memang ingin bangun lagi?
Ia masih terdiam, saat ia mengarahkan pandangannya ke arah luar jendela. Langit masihlah gelap dan sunyi, hanya ada suara serangga malam yang saling bersautan. Pada keheningan itu, Lan Wangji memutuskan untuk bangun dari ranjangnya, memilih untuk tidak mengusik Wei Wuxian lagi.

Karena ia takut Wei Wuxian tidak menyukai jika ia menyentuhnya dalam tidurnya, bahkan jika seringan mengelus pelan pipi dingin itu. Kata-kata terakhir Wei Wuxian sebelum ia tidak sadarkan diri masihlah mengganjal dalam dirinya, ia tidak tahu apakah Wei Wuxian benar-benar bermaksud untuk mengatakan itu atau hanya dalam momen sesaat saat kepalanya tidaklah berpikir lurus. Tapi jikalah begitu, Lan Wangji memilih untuk tidak mengganggunya lagi.
.
.
.
Lalu dalam sepekan, Lan Wangji melihat Wei Wuxian sudah membuka matanya. Napasnya sudah teratur, tapi walaupun seperti itu, pandanganya masihlah sama seperti dahulu. Lan Wangji menaruh nampan berisi makanan itu dengan sedikit terburu-buru lalu segera menghampiri Wei Wuxian.

"Wei Ying." Panggilnya, terdengar jelas nada lega dalam panggilannya.

Wei Wuxian hanya meliriknya dengan ringan, terlihat sedikit tidak tertarik dengannya. "Pagi, Hangguang-jun." Balasnya.

Lan Wangji tersenyum tipis, "Wei Ying... bagaimana keadaanmu?" tanyanya. Lalu ia berdiri tepat di samping ranjang Wei Wuxian untuk kembali memastikan luka-luka dan perbannya. Saat ia telah memastikan jika tidak ada luka yang kembali terbuka kembali atau semacam itu, Lan Wangji menghela napas lega.

Tapi walaupun kondisi fisiknya terlihat baik-baik saja, Lan Wangji tidak yakin dengan lainnya. Wei Wuxian masih tidak melihat ke arah dirinya. Ia membalasnya dengan enggan, "tidak lebih baik dari sebelumnya." Lalu ia tersenyum kecil.

The JOURNEY of Love [WangXian] TAMAT✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang