Bab. 4. Mencari Papa

7 0 0
                                    

Keberanian ialah salah satu bekal untuk menemukan petunjuk yang tepat.

~ Serpihan Ilalang ~

💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

Pesawat yang ditumpangi oleh Najwa akan segera landing di Bandara Internasional Heydar Aliyev, membutuhkan waktu 16 jam 15 menit penerbangan dari Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta.

Najwa memang seorang gadis yang pemberani, pengalaman pertama ke luar negeri ia bertujuan untuk mencari Papanya. Meskipun sebelumnya harus berunding dengan kedua orang tuanya yang berat hati melepasnya, namun ia bisa meyakinkan kedua orang tuanya sampai ia bisa menapaki kaki di Negeri yang sungguh asing baginya.

Setelah sampai, ia langsung memesan taksi online. Kemudian mencari hotel untuk istirahat, sebelum mencari rumah Papanya sesuai yang ada di duku diary Mamanya. Mungkin keesokan harinya baru ia akan mencari keberadaan Papanya.

Sambil rebahan di atas king size yang tersedia di hotel. Najwa kembali membuka diary Annisa.

Dear,

Nak, Mama punya firasat tidak enak. Maafkan Mama jika nanti Mama tidak bisa membesarkanmu. Maafkan Mama jika nanti tidak bisa mempertemukanmu dengan Papa.

Mama rasa tidak akan lama lagi Mama di dunia, atau ini hanya overthinking Mama saja karena HPL sebentar lagi. Entahlah...

Semoga suatu saat nanti hidupmu selalu bahagia ya. Mama akan selalu mendoakanmu, biarlah rasa sakit, masa lalu yang kelabu cukup Mama saja yang merasakan.

Jika suatu saat Mama tidak ditakdirkan hidup bersamamu, Mama mohon kamu jadi anak yang baik ya buat sahabat Mama Zafira, Tante Zafira belum juga dikaruniai seorang anak. Semoga kehadiranmu nanti bisa melengkapi hidupnya. Jadi anak yang berbakti ya, Mama akan titip nama padanya dengan nama "Najwa Lutfiati Annisa", sengaja Mama selipkan nama Mama. Supaya Mama bisa selalu bersamamu sampai kapanpun, meskipun suatu saat nanti mungkin kamu tidak bisa melihat Mama secara nyata.

Oh iya, jika suatu saat nanti kamu dewasa dan mencari Papamu. Buka saja buku diary ini, Mama menuliskan alamat lengkap rumah Papa di Azerbaijan.

Sekali lagi maafkan Mama, jika suatu saat nanti Mama tidak bisa menemani kamu tumbuh nak. Apalagi mengantarkanmu kepada Papamu.

Mama sudah memaafkan kesalahan Papa, meskipun Mama sangat berharap Papamu datang ke Indonesia meminta maaf secara langsung. Jujur Mama merindukan Papamu Nak...

Mungkin Papamu sudah menikah lagi, sudahlah. Mama nggak mau berlarut dalam kesedihan, jika suatu saat nanti kamu bertemu dengan Papa sampaikan salam pada Papamu, maafkan Mama yang sudah pergi tanpa izinnya. Mama sudah memaafkan kesalahannya, Mama ingin pergi dengan tenang tanpa membawa rasa kecewa.

Doakan selalu Mama, supaya Mama tenang di sana. Dan bisa menunggumu di Surga-Nya Allah, Aamiin.

Yogjakarta, 2007.

Najwa menutup kembali buku diary Annisa, ia menangis haru. Betapa beruntungnya kehidupannya saat ini, ia harus bersyukur dibesarkan oleh Zafira dan Ayahnya. Hidup yang serba kecukupan, kasih sayang yang berlimpah. Doa Mama Annisa terkabul.

"Sampai jumpa di Surga Mama Annisa..." ucap Najwa pelan, sambil memeluk buku diary itu.

Kemudian ia merebahkan dirinya, mematikan lampu. Segera tidur lebih awal, supaya besok lebih fresh untuk mencari alamat yang dituju.

Dear AZERBAIJAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang