zoom meeting [chanjeong]

894 28 3
                                    

* ship : ChanJeong, mature only, very explicit scenes ahead! read on your own risk.




"Cepat, Jeongin. Hanya 30 menit sebelum kelas dimulai."

Jeongin terkekeh, "tidak sabaran sekali, sih?".

"I guess being watched by the whole class is your true intention, no? You're just a slut after all, Jeongin."

Yang berucap di balik layar satunya adalah Chris, dosen mata kuliah Morfofonologi di kelas daring yang akan mulai setengah jam dari saat ini.

"Yah, ketahuan ya?" Sambil masih terkekeh kecil- sulit diketahui bercanda atau tidak, Jeongin berdiri, lalu berbalik menuju kursi yang tadi didudukinya dan naik ke atas kursi tersebut, menumpu tubuhnya dalam posisi membelakangi kamera dengan kedua lututnya.

"Atur kameranya, Jeongin."

Lalu Jeongin dengan sedikit kesusahan setengah berbalik, mengatur kamera webcam yang bertengger di laptopnya agar dapat menangkap gambaran tubuhnya secara lebih presisi.

"Jadi, kamu siapkan apa?" timpal Chris, sedikit tidak sabar sambil melirik ke jam yang terus berdetik.

Jeongin mengangkat sebelah bibirnya, mengangkat ujung belakang sweater bulu kebesaran yang ia gunakan, menampakkan pantat putihnya karena sejak awal memang Jeongin tidak pakai celana dan dalaman di bawah sweaternya.

"Oh, fuck-"

Bukan tanpa alasan umpatan itu tanpa hambatan keluar dari bibir Chris, tapi karena bilah kiri pantat Jeongin bergambar simbol 'love' yang cukup besar dan bilah kanannya bergambar 'free use' - sepertinya digambar dengan lipstik, Chris juga kurang tau. Tak hanya itu, nampak juga sebuah butt plug yang tersumpal mengisi lubangnya.

"Gila, Yang Jeongin. You never fail to amaze me," pujian-pujian lirih juga turut Chris rapalkan tanpa sadar, memuji bagaimana mahasiswanya itu terlihat cantik, juga binal luar biasa.

"Sir suka?" tanya Jeongin sambil memalingkan mukanya ke arah layar, suka melihat ekspresi dosennya yang takjub. Well, bukan pertama kalinya Chris melihat Jeongin setengah telanjang begini- telanjang juga pernah, kok, tapi Jeongin ingin membuat 'sedikit' gebrakan kali ini.

"Tentu, Jeongin.. Thank you for the great view. Then how should we spend this limited time of ours, pretty?" Pet names dari Chris tidak pernah gagal menimbulkan semburat merah tipis pada pipi Jeongin.

"Hmm.. aku ingin Sir ada disini untuk menyentuhku langsung, tapi karena tidak bisa, I want Sir to guide me, we can do quickie. Please guide this slut of yours, Sir." Jeongin terang-terangan saja, toh waktu mereka tidak banyak.

"Since we have to be fast, kulum jarimu, sayang. Lalu gunakan butt plug di lubangmu." Jeongin melakukan apa yang diinstruksikan oleh Chris bersamaan dengan Chris yang menurunkan sedikit celananya sampai setengah paha, lalu mengelus penisnya sendiri yang masih terbalut celana.

Jeongin mainkan jarinya di pantatnya, tepat di ujung lubang itu. Bibirnya ia gigit, ia sudah pakai pelumas tadi ketika memasukkan butt plug itu. "Dorong butt plugnya, sayang. Bayangkan bagaimana kamu ingin aku ada di dalammu." Jeongin dorong butt plug di dalam lubangnya, desahannya lolos rasakan sensasi butt plug itu terdorong sedikit lebih dalam, lubangnya terasa penuh meskipun tetap tidak sama dengan jika Chris yang memenuhinya.

"Aah.. Hng, penuh, Sir.."

Desahan mengalun dari bibir Jeongin, membuat Chris mengurut penisnya makin semangat.

Wabi Sabi 《jeongin centric》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang