6

40 5 7
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca

Selamat membaca ya man teman

——————

"MONA REGINA!!."

Teriakan keras itu membuat Mona yang tadi nya membelakangi pintu toilet menoleh. Tidak hanya Mona saja tetapi kedua sahabat nya dan juga Zia.

Disaat Mona mengetahui siapa orang yang memanggil nya tadi, badan nya mendadak kaku.

"E-El.."

Mona bisa menangkap raut wajah El yang mengerikan. Rahang yang mengetat dan juga nafas nya yang memburu.

Zia tertawa dalam hati ketika melihat wajah tegang yang di perlihatkan Mona.

Anjir wajah nya kaya nahan berak. Batin Zia.

El maju guna untuk menarik Zia dan menyembunyikan Zia di belakang badan nya. Dan ya, alhasil badan mungil Zia tertutupi oleh badan tegap El.

El menatap tajam ke arah Mona yang sedang menunduk ketakutan. "Lo apain Zia?."

Nada nya memang terkesan santai tapi bagi Mona itu menakutkan sehingga membuat Mona dan juga para sahabat nya ingin menghilang dari bumi. Dosa gak sih kalo di Aminin?

"A-aku gak apa-apain dia El." Elak Mona.

El maju dan berdiri tepat di hadapan Mona. El mencengkeram erat dagu Mona dan mengangkat wajah nya hingga menatap mata hitam legam milik El. El bisa melihat rasa ketakutan dari pancaran mata milik Mona, namun apakah El peduli? Oh tentu tidak.

"Apa tujuan lo ngelakuin ini ke Zia?." Lidah Mona terasa Kelu untuk menjawab pertanyaan El.

"GUE TANYA APA TUJUAN LO?! BUKAN MALAH NYURUH DIEM!." Bentak El hingga membuat semua yang di sana berjengkit kaget termasuk Zia. Tetapi Zia juga ikut senang di dalam hatinya.

Anjir, El serem juga kalo lagi marah. Ucap Zia dalam hati. 

"Aku ngelakuin ini karena aku sayang sama kamu El. Aku terus-terusan usaha biar kita bisa deket tapi apa hasilnya? Kamu malah deket sama perempuan jalang itu." Ucap Mona sambil menunjuk Zia.

El melepaskan tangan nya dari dagu Mona.
"Jaga.cara.bicara lo." Tekan El.
Mona mengalihkan tatapan nya ke arah Zia. "Lo apain El hah?! Sampe sampe dia belain lo terus? Lo pasti nge-goda El duluan kan?." Tuduh Mona.

"Ohh apa mungkin lo di ajarain jadi penggoda ya sama nyokap lo?." Lanjut Mona.

Plak

Wajah Mona tertoleh ke samping saat Zia menampar keras pipi nya. Wajar jika Zia melakukan hal itu, siapa yang tidak marah coba saat orang tua kita di tuduh yang tidak tidak?

"Jangan sekali sekali lo bawa bawa orang tua gue atau lo bakal gue buat nyesel seumur hidup." Peringat Zia dengan seringai mengerikan.

"Udah El mending kita cabut di sini banyak kuman." Ucap Zia dengan menekan kalimat 'Kuman'

Zia dan El langsung meninggalkan area toilet, membiarkan Mona yang mencak mencak tidak Jelas. Di perjalanan menuju parkiran suasana hening menyelimuti keduanya, hingga El membuka suara.

"Ganas juga ya mbak nya." Ujar El sambil melirik singkat ke arah Zia.

"Yaiyalah! Gue gak terima orang tua gue dikatain kaya gitu." Zia menjawab nya dengan nada ngegas dikarenakan masih kesal dengan kejadian tadi.

"Keren banget cewe gue. " Gumam El lirih namun masih bisa di dengar samar samar oleh Zia.

"Ha? Lo bilang apa?." Tanya Zia. El langsung melebarkan mata nya.

ELZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang