-moon-

19 5 3
                                    

Hanya butuh beberapa menit hingga sampai ke pantai. Kalula dan Gentala turun dari bus, merasakan angin yang sangat sejuk. Membuat mereka berdua nyaman disini.

Kalula dan Gentala membeli makanan terlebih dahulu karena mereka merasakan lapar. Mereka langsung ke pantai saat pulang sekolah, jadi belum sempat makan. Sejujurnya Kalula mengajak Gentala ke pantai setelah pulang sekolah itu untuk melihat bulan, Kalula berharap bulan yang indah akan muncul sekarang. 

Sekarang Kalula dan Gentala sedang makan di meja yang di sediakan di pantai. Sambil melihat orang orang yang bermain di pantai, Gentala makan dengan nyaman disini. Kalula pun seperti itu, mereka berdua menunggu malam tiba dengan berdiam saja.

Terkadang Kalula tiba tiba tertawa saat melihat anak anak yang bermain di pantai, dan sampai ada anak laki laki yang memberi Kalula setangkai bunga mawar berwarna merah.

"kakak cantik, ini bunga untuk kakak!" Ucap anak laki laki itu, wajah Kalula memerah dan tertawa. Kalula dengan senang menerima bunga itu dan mengelus rambut anak laki laki itu dengan lembut.

"terimakasih sayang" Ucap Kalula dengan baik hati, anak laki laki itu tersenyum dan pergi dari depan Kalula. Tanpa di sadari Gentala dari tadi melihat interaksi antara Kalula dan anak laki laki itu, Gentala pun tersenyum.

Setelah menghabiskan beberapa waktu, matahari mulai tenggelam dan langit malam yang indah terlihat. Kalula melihat bulan yang sudah muncul di atas laut. Bulan yang begitu indah dan cantik, Kalula melihat ke arah Gentala. Tapi Gentala malah berdiri dan berkata

"aku pergi ke toilet dulu."

Gentala meninggalkan tas sekolah nya bersamaku, tentu aku duduk terlebih dahulu dan menunggu Gentala kembali. Kalula tidak sengaja melihat note kecil yang ada di tas milik Gentala, itu terjatuh karena resleting tasnya terbuka.

Dan saat terjatuh halaman yang terbuka menunjukan gambar wajahku. Gambar yang sangat tidak asing di mataku, aku mengambil note itu dan membuka lembar per lembar. Sepertinya ini diary milik Gentala, Kalula sangat lancang membuka seperti itu. Tapi Kalula sangat penasaran.

Lembar pertama tulisan panjang terlihat, perlahan lahan Kalula membacanya.

Perempuan itu datang tatkala langit dirundung muram. Dengan badannya yang terbungkus mafela kelabu, hujan pun datang bersama dengan tenggelamnya matahari di arah barat. Itu menunjukkan bahwa rembulan dan bintang akan datang, sedangkan senja termangu sendiri dalam cakrawala.

Aku mengunjungi pantai yang sering kita kunjungi. Dan tanpa aku pikirkan, aku tidak menyangka bahwa aku akan bertemu denganmu kala itu. Seorang perempuan cantik yang masih sama seperti dulu, perempuan yang sangat suka memandang bulan dan melihatnya di tepi pantai. Walau aku tidak melihat wajahmu, aku tahu kalau itu kamu, Kalula Bhanurisma.

Kita sudah sangat lama tidak bertemu kan? Sampai sampai kamu melupakan ku. Aku sedih sekali ketika mendengar kabar dari bunda bahwa kamu mengalami kecelakaan dan hilang ingatan. Disitu aku benar benar terpuruk. Di sisi lain dan di waktu yang bersamaan orang tuaku bercerai. Disitu aku benar benar terpuruk, bahkan sangat terpuruk.

Tapi untung nya saat malam itu Bulan masih menyinari hatiku. Aku selalu ingat kata kata mu Kalula.

"Malammu memang sunyi seperti hidup. Namun malam memiliki bulan dan bintang yang akan menyinari. Itu artinya Kamu memiliki sesuatu lain sebagai pelengkapmu."

Itu yang kamu katakan padaku. Aku selalu mengingatnya, selalu mengingat kenangan kita. Aku harap kamu dapat mengingatku lagi.

-Gamintang Gentala-

Sudah Kalula duga. Gamintang Gentala. Seseorang yang selalu Kalula tunggu, seseorang yang sangat Kalula rindukan. Selama melihat bulan Kalula selalu terbayang sikap dan karakternya. Sayang nya Kalula tidak mengingat wajah dari seseorang itu. Dan akhirnya Kalula Bhanurisma di pertemukan lagi dengan seseorang yang dia sayangi, Gamintang Gentala.

Seseorang yang selalu menemani Kalula dari kecil hingga sekolah menengah pertama. Kalula benar benar merindukan Gentala...Kalula benar benar merindukan nya...

"akhirnya...akhirnya..."

Kalula rasa dia ingin bertemu dengan Gentala sekarang. Namun...seseorang menghampiri Kalula dengan wajah cemas nya. Memberitahu kabar yang sangat buruk bagi Kalula.

"hey! apakah kamu teman dari anak itu?? dia menggunakan seragam yang sama denganmu, dia terbunuh di toilet pantai. cepat pergi kesana jika kamu teman nya."

Jantung Kalula sontak berdetak sangat kencang saat mendengar berita buruk itu. Pikiran Kalula tentu tertuju pada seorang yang dia bawa kesini, ya Gamintang Gentala yang Kalula pikirkan.

Kalula langsung berlari ke arah toilet dan memang banyak kerumunan yang sepertinya menonton itu. Tangis Kalula pecah Kalula sangat panik sekarang. Kalula berharap kalau itu orang lain, bukan pria yang dia sayangi.

"tuhan...tolong jangan seperti ini..."

Kalula menembus kerumunan itu dengan terus berkata "Tuhan, tolong..." sampai akhirnya Kalula sudah berada di barisan depan dan melihat banyak polisi. Kalula melihat, rambut berwarna hitam dan seragam yang sama dengannya. Kalula sungguh takut, Kalula takut kalau itu memang benar Gentala...

Kalula benar benar takut, tapi Kalula harus mengecek nya kalau itu benar Gentala atau bukan. Kalula dengan pelan berjalan ke arah orang yang sudah terkapar dan bersimbah darah. Tapi tiba tiba ada yang menarik lengannya sampai dia kembali ke tempat semula dan tidak jadi mendekat ke arah orang yang terbunuh itu.

Kalula tidak tahu siapa yang menariknya kembali ke tempat awal. Kalula menepis lengannya dan melihat ke arah wajahnya, tangis Kalula semakin pecah saat melihat wajah yang menarik lengannya. Itu Gamintang Gentala. Seseorang yang Kalula sudah tahu bahwa dia selamat, dan yang di depan itu bukan Gentala.

Kalula langsung memeluk Gentala dan menangis di pelukan nya. Menangis sejadi jadinya, Gentala bingung dengan perilaku Kalula. Jadi Gentala menarik tubuh Kalula untuk keluar dari kerumunan itu, Kalula masih memangis.

"kenapa?" Dengan santainya Gentala bertanya seperti itu. Kalula ingin sekali berkata kasar kepada Gentala, tapi Kalula menahan itu dan malah memukuli dada Gentala dengan tenaga yang sangat sedikit.

"Bintang...."

Bintang adalah panggilan yang Kalula sukai, Kalula selalu memanggil Gentala dengan sebutan Bintang. Karena menurut Kalula itu sangat indah, dan Kalula juga sangat suka dengan bintang dan bulan. Jadi Kalula memberi panggilan Bintang untuk Gentala.

Setelah mendengar itu Gamintang Gentala membalas pelukan sang perempuan, Kalula Bhanurisma. Gentala tersenyum dan memeluk Kalula erat.

Pelukan hangat di bawah bulan yang menerangi sekitarnya. Gentala rasa ini adalah hari terbahagianya, karena sang perempuan itu kembali mengingatnya.

"Khalula Bhanurisma, aku Gamintang Gentala sangat menyayangimu."

~ENDING~

Fly me to the moon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang