Bab 21. Merindu

1.3K 17 0
                                    

"Saya kira kamu sudah melakukannya dengan dia, tapi ya tidak rugi di saya."

Telah mengatakan itu dengan brutal Alex memaju mundurkan miliknya tanpa memperdulikan jika Damara kesakita, dan tak menikmati sama sekali.

Harusnya tak begini tapi, kenapa?

Beginikah akhirnya, semuanya sia-sia. Kebebasan sementara, rasa itu semua terasa singkat namun dengan syarat yang tiada ukur sakit hati dan, juga fisiknya.

***

Tiada yang tau bagaimana persaan dari seorang pria yang kini telah duduk termenung menatap langit, sunyi menyelimuti namun tanpa sadar  air mata meleleh begitu bebasnya. Wajah tampan terlihat sangat kacau, apa sesakit itu perasaan kehilangan?dan apakah sesakit itu mencintai seseorang?

Entah sudah botol keberapa, tapi Sebotol minuman yang di genggamnya sudah hampir habis, Selama ini ia enggan minum itu kini seakan kecanduan. Wisnu kini menatap sebuah kontak yang selalu ia hubungi, namun tidak pernah mendapat balasan dari sang pemilik kontak, dia menghilang seakan-akan ditelan bumi.

"Tuan, sampai kapan anda akan seperti ini?"

Suara tanya itu menghilangkan suasana sunyi. Hoshi merasa simpati pada anak yang telah ia rawat sedari kecil, sudah berapa lama keadaan itu menyelimutinya. sedari tadi ia hanya bisa diam mengamati, tapi semakin lama Hoshi sudah tidak tahan dengan ketidak berdayaan dari tuannya.

"Cari dia Hoshi, bawa dia kehadapanku,"lirihnya pilu.

"Saya pamit, Tuan."

Langkah kaki itu membawa ia menjauhi Wisnu, sudah cukup selama ini ia diam dengan cara apapun ia akan mewujudkan keinginan anak asuhnya, walau sekali pun harus melanggar perintah tuan besar. Saat ia sudah diambang pintu, tuan besar yang tak lain ialah Mahija Hadianto sang kepala keluarga Hadianto meminta untuk menghadap.

kini di ruang kerja Mahija sudah ada sang istri, duduk dengan gelisah melihat sang suami yang tengah menatap Hoshi dengan dingin serta aura dominan yang sudah tidak diragukan lagi.

 "Bagaimana?"

"Sama seperti sebelumnya, Tuan."

"Ini semua karena jalang rendahan itu,"geram sang istri.

"Diamlah Ilona."

"Mas! bagaimana aku bisa diam, karena dia Wisnu__"

Suara itu tiba-tiba tercekat, tidak sanggup melanjutkan perkataannya. Wanita yang kini tidak lagi muda namun tetap cantik itu menangis di pelukan sang suami, walau dia hanya ibu sambung bagi Wisnu tapi percayalah jika wanita itu sangat menyanyangi anak itu.

"Apa yang sudah kamu dapatkan, Hoshi?"

"Damara Gyta Argani anak berprestasi sempat mengenyam pendidikan di salah satu universitas ternama namun telah keluar tanpa alasan, orang tua sudah pisah. ayah tidak diketahui, ibu pecandu narkoba berserta suaminya yang sekarang. Gadis itu telah dijual oleh ibunya dan sekarang menjadi salah satu wanita hiburan Xonca, milik Hideki Aristide."

"Menarik."

"Kamu mau apa mas? kamu tertarik sama jalang itu, iya?"

Helaan nafas lelah dari sang pria. Mana mungkin ia tertarik dari wanita sang anak, lagi pula dia sudah mempunyai wanita yang kini menyandang gelar Nyonya Hadianto.

"Lanjutkan rencananya, Hoshi."

Setalah mendapat perintah, Hoshi pergi meninggalkan kedua atasannya. Sekarang fokusnya hanya menyelesaikan semua tugas yang telah di berikan, ia juga telah berjanji pada dirinya jika kali ini Wisnu akan mendapatkan keinginannya, semoga.

Not A BabysitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang