5

96 7 0
                                    

"eommaaa, Dong hyuck pulanggg"

Sebuah teriakan memasuki rumah kediaman keluarga Seo

"Dong hyuckiiee, sudah pulang ternyata"

Ibu Dong hyuck muncul dari balik pintu dengan wajah yang ber sinar dan begitu ber seri

"appa belum pulang ya?"

Tanya Dong hyuck sambil mendekati ibunya. Mencoba untuk mengamati ruangan itu, perutnya lapar

"belum, kau pasti lapar ya?"

"eh iya eommaa"

Ibunya ternyata sudah menebak tingkah laku Dong hyuck seperti sedang kelaparan

"ya sudah, bantu eomma masak di dapur ya?"

"kenapa tidak bibi saja yang memasaknya eommaa"

Dong hyuck memeluk Ten dari belakang

"eomma ingin masak sesuatu untuk Dong hyuck"

Dong hyuck tak ber geming, ia malah asik mendusel di ceruk leher Ten. Mencium aroma mint kesukaan Jhonny dan Dong hyuck dulu, sampai-sampai mereka ber tengkar untuk merebut Ten, tetapi Dong hyuck selalu menjadi pemenang, itu dulu mungkin sekarang appa nya yang menang? Buat dedek 😋😋

"ya, bantu eomma ya?"

Dong hyuck menggeleng, dirinya terlalu malas melakukan aktivitas, mungkin dirinya tak akan masuk kampus besok? Lagi pula ini masa pemulihan Dong hyuck bukan, jadi tak masalah kalau ia bolos sehari

"ya sudah, kau lelah kan? Mau eomma buat kan teh hangat?"

Ten mulai ber balik dan menatap wajah pucat Dong hyuck. ia meraup wajah Dong hyuck dengan ciuman dari mulai kening, dagu, hidung, pipi kanan, pipi kiri, kedua bola mata, tak ada yang ter tinggal. Berusaha untuk menyalurkan rasa cinta dari setiap ciuman yang ia berikan

"duduk lah di sana"

Ten menunjuk sebuah kursi sender tepat di depan jendela, di luar jendela sedang menampilkan matahari yang sebentar lagi akan tenggelam dan di gantikan dengan bulan

Dong hyuck menduduki kursi tersebut dan memandang indahnya matahari terbenam. Se indah ini kah dia? Sampai-sampai semua orang menyebutnya matahari, yang mereka maksut dari matahari dan dirinya itu apa? ia masih tak paham, semoga suatu hari nanti ada seseorang yang menjelaskan maksut dari matahari dan dirinya itu apa

"di minum sebelum dingin hyuck"

Ten meletak kan se cangkir teh di meja dekat kursi yang Dong hyuck duduki

"terimakasih eomma"

Dong hyuck tersenyum kepada Ten dan di balas senyuman manis yang Ten punya. sangat manis mirip dengan senyuman manis Dong hyuck

Sedang melamun tiba-tiba ada suatu kata-kata yang terlintas di pikirannya kembali

"apakah akan ada sebuah perceraian?"

"kenapa tak menolak sejak awal saja sih?"

Dong hyuck asik bergumam sendiri. Sedang bertarung dengan cara kerja otak lelahnya,

apa sebenarnya yang Mark ini ingin kan? Perusahaan ayahnya? Licik juga ya, atau ...
atau apa? kalau tak setuju kenapa tak menolaknya dari awal, percumah saja kalau Mark dan Dong hyuck menikah dan ujung-ujungnya Mark meminta bercerai. kalau memang Mark sudah memiliki kekasih, nikahi lah kekasihnya dan menolak perjanjian ini. Dong hyuck pasti senang apalagi Mark. Mungkin Mark bisa bahagia dengan kekasihnya itu dan Dong hyuck bisa meraih cita-citanya, itu adalah impian Dong hyuck sejak kecil. Bisa meraih cita-cita

Remorse || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang