CHAPTER - 03

439 26 4
                                        

Mafia |  Hoonsuk

By : @.ournazleaa

☆.

Jihoon melepaskan cengkraman nya pada tangan dokter itu lalu membiarkan melenggang pergi, meninggalkan Jihoon yang kini berjalan menuju ruangan kepala rumah sakit yang tentu saja tidak berada di ruangannya saat itu. Ini sudah terlalu malam untuk kepala rumah sakit masih berada di dalam ruangannya, sudah pasti sekarang dia sudah tidur di kasur empuknya dan mengabaikan semua pasien di rumah sakit yang membutuhkannya saat ini.

Jihoon masuk ke dalam ruangan tersebut lalu mendudukkan dirinya di kursi sambil memandangi nama kepala rumah sakit yang terukir di atas sebuah kaca panjang di meja.

Jangan tanya kenapa Jihoon bisa sampai masuk ke dalam ruang kepala rumah sakit, karena Jihoon mempunyai seribu satu cara untuk masuk dan menghampiri orang yang telah menganggunya. Dan kini, Jihoon akan langsung menyelesaikan masalah ini dari akarnya.

Iya, Jihoon mengenal orang yang saat ini memiliki jabatan tertinggi di rumah sakit ini karena Jihoon lah yang membuatnya memiliki jabatan tersebut. Jadi tak heran kenapa Jihoon berani sekali dengannya, karena memang dia mendapatkan semua ini berkat Jihoon. Bahkan sepertinya dia tidak melakukan apa-apa selain membayar Jihoon dengan uangnya 

"Aku yang bodoh karena membiarkan si bodoh itu menjadi orang paling berpengaruh di rumah sakit ini" gumam Jihoon sambil terus berputar melihat sekeliling ruangan ini walau yang menarik hanya papan nama yang ada di atas meja itu.

Jihoon tidak menyesal atas apa yang semua telah ia perbuat, bahkan jika dia membuat seorang bajingan menjadi presiden pun dia tidak akan menyesal selama orang itu mau membayar dengan jumlah yang dia inginkan. Jihoon selalu bisa membuat orang itu mendapatkan apa yang ia mau, itu kah keahlian Jihoon yang membuat namanya terkenal.

Seribu satu cara dapat ia lakukan untuk menaik turunkan hidup seseorang hanya dengan jentikan tangan. Jadi walaupun Jihoon melakukan sebuah kesalahan, dia akan selalu bisa memperbaiki dan menyingkirkannya jika perlu.

Seperti sekarang contohnya, Jihoon mulai mengetikan sesuatu di ponselnya lalu memencet tombol hijau untuk memanggil seseorang yang dia maksud.

Sambungan telepon sudah terhubung, tapi Jihoon hanya diam karena tiba-tiba orang yang ia telepon berbicara terlebih dahulu membuat Jihoon diam dan mendengarkan ucapan orang itu.

📞

"Halo? orang gila mana yang berani meneleponku tengah malam begini?!"

"Ah ternyata begini, kau mendapatkan jabatanmu dan langsung menghapus nomorku? Bahkan dulu kau lebih sering menghubungiku ketimbang orang lain"

"Siapa kau?"

"Aku? Aku adalah orang gila yang membuatmu mempunyai jabatan itu, aku juga orang yang membuat mu menikmati hidup semewah itu. Tapi sepertinya aku terlalu memanjakan mu sehingga kau merasa di atas awan dan melupakan apa tugasmu yang sebenarnya"

"Tuan Park! Ah aku pasti sudah kehilangan akal tadi, tolong ampuni aku, apa yang bisa ku bantu? Sepertinya kau berada di rumah sakit sekarang"

"Kau tahu, aku menjadikanmu kepala rumah sakit bukan tanpa sebab, itu karena aku berharap bahwa orang yang sudah ku bantu dapat membuat semuanya lebih baik dari sebelumnya. Tapi sepertinya kau tidak menjalankan tugasmu dengan baik selama ini. Temui aku di ruangan ini dalam sepuluh menit jika tidak, kau tahu kan aku bisa saja menggulingkan papan nama ini dalam sekejap"

📞

Setelah menutup sambungan teleponnya, Jihoon kembali menikmati pemandangan yang terlihat dari ruangan ini. Rasanya menyenangkan melihat pemandangan kota Seoul dan memikirkan apa cara terbaiknya untuk merampas semua yang dia berikan jika orang itu tidak sampai sepuluh menit.

♠️

"Bukankah itu Tuan Lee?" tanya Haruto sambil mengernyit kepada Junkyu saat mereka berpapasan dengan seseorang yang kelihatannya sangat panik.

Tapi melihat Haruto mengernyit, Junkyu malah ikut mengernyit bingung, "Tuan Lee siapa?"

"Tuan Lee, kepala rumah sakit ini. Apa aku salah lihat? tapi dia terlihat terburu-buru barusan."

"Sepertinya tidak, lihat, itu asisten pribadinya." Kata Junkyu sambil menatap lurus pada orang yang kini juga tergopoh-gopoh mengejar sang atasan.

"Hei, kenapa tuan Lee sangat terburu-buru?" Tanya Haruto sambil mengenhentikan asisten pribadi yang tadi Junkyu maksud.

"Ah, selamat malam tuan Haruto, selamat malam juga tuan Junkyu. Ternyata kalian juga ada di sini." Sapa asisten pribadi tuan Lee kepada Haruto dan Junkyu dengan sangat sopan.

"Apa maksudmu?" Tanya Haruto yang sedang kebingungan.

Tapi asisten pribadi itu juga malah bergabung dengan Haruto yang kebingungan, "Iya, kalian di sini bersama tuan Park kan? Tuan Lee terburu-buru karena ada tuan Park yang menunggu di ruangannya."

"Tuan Park? Park Jihoon?" Tanya Haruto lagi untuk memastikan, dan ternyata ia mendapat anggukan kepala dari asisten pribadi bermarga Yang, "Sedang apa dia tengah malam begini?" Gumam Haruto heran.

Haruto ini sangat heran kepada Jihoon, apakah dia sekesepian itu hingga dia membuat keributan di malam hari seperti ini? Terlebih lagi di rumah sakit, seperti tidak ada kerjaan lain saja.

"Jadi kalian tidak bersama dengan tuan Jihoon?" Tanya tuan Yang memastikan.

Haruto menganggukan kepalanya, "Iya, kami datang terpisah dengan Jihoon, bahkan kami baru tau kalau sedang berada di sini juga, aku datang kesini karena mengantar Junkyu yang tidak enak badan."

"Oh, ternyata tuan Haruto mengantarmu."

"Iya, aku sedikit tidak enak badan."

"Lalu kenapa Jihoon ada di sini?" Tanya Haruto lagi entah ditujukan kepada siapa.

"Apa mungkin dia kemari karena mencari kita?"

"Untuk apa dia mencari kita?"

"Dia sering mencarimu tengah malam untuk memberi pekerjaan."

"Entahlah, tapi ayo kita temui dia dulu. Apa boleh kami ikut denganmu ke ruangan tuan Lee?" Tanya Haruto yang langsung diangguki oleh tuan Yang. Setelah itu mereka melanjutkan berjalan ke arah ruangan tuan Lee untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Mafia | Hoonsuk
By : @.ournazleaa

voment.

MAFIA ; HOONSUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang